Ramai Isu Selingkuh, Studi Ungkap Pihak yang Rentan Main Serong
Jakarta, CNBC Indonesia - Baru-baru ini tengah heboh pemberitaan terkait kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialami selebgram Cut Intan Nabila yang dilakukan suaminya Armor Toreador.
Kasus KDRT tersebut terungakap setelah Cut Intan Nabila mengunggah video dirinya yang tengah dianiaya sang suami. Ia juga menyebut sang suami telah berkali-kali selingkuh selama lima tahun pernikahan mereka.
Siapa yang lebih cenderung selingkuh?
Sebuah studi pada 2018 oleh James McNulty dan rekannya di Florida State University menemukan bahwa perselingkuhan lebih umum terjadi di antara mereka yang kurang puas dengan hubungan mereka saat ini.
Daya tarik fisik juga berperan. Wanita yang cantik cenderung tidak berselingkuh; namun hal ini tidak berlaku bagi pria.
Menurut penelitian tersebut, pria lebih cenderung tidak setia saat pasangannya kurang menarik.
Psikolog Belanda Joris Lammers dan rekannya menemukan bahwa peningkatan status dan power sosial juga berkaitan dengan perselingkuhan. Ini karena jabatan dan kedudukan meningkatkan kepercayaan diri seseorang untuk menarik perhatian dari lawan (atau bahkan sesama) jenis.
Pria lebih menderita setelah selingkuh
Penelitian terbaru (2022) di Jerman yang diterbitkan di Sage Journals menunjukkan bahwa gender berperan dalam dinamika perselingkuhan.
Yang mengejutkan ternyata pria pelaku perselingkuhan lebih menderita dibanding wanita yang menginisasi pengkhianatan.
Wanita yang memprakarsai perselingkuhan cenderung mengalami peningkatan dalam kesejahteraan (well-being) pribadi secara bertahap setelah peristiwa tersebut.
Mengenai efek positif pada wanita, penulis berspekulasi bahwa perselingkuhan yang dilakukan wanita lebih sering dimotivasi oleh ketidakpuasan hubungan daripada pria. Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa perselingkuhan yang dilakukan karena alasan itu lebih cenderung mengarah pada hasil yang positif.
(hsy/hsy)