Ternyata Ada Penjelasan Ilmiah Kenapa Bisa Naksir Pasangan Teman
Jakarta, CNBC Indonesia - Anda pernah jatuh hati kepada pacar sahabat sendiri? Rumput tetangga memang selalu lebih hijau dan itu ada penjelasannya.
Melansir dari IFL Science, perasaan menyukai pacar atau pasangan teman bisa disebut sebagai 'keinginan mimesis'. Filsuf dan ahli teori sastra Prancis, Rene Girard, mendefinisikan 'keinginan mimesis' sebagai hasrat memiliki apapun yang dimiliki orang lain.
"Seseorang yang meniru keinginan orang lain sama saja dengan membuat kehidupan mereka jadi penuh perselisihan dan persaingan dengan orang-orang yang dibenci dan dikagumi," ujar Girard dalam suatu esai, dikutip Sabtu, (6/7/2024).
Studi terbaru yang mengamati teori Girard menyatakan 'keinginan mimesis' tak selamanya buruk. Kecenderungan ini justru bisa bermanfaat. Dengan menggunakan pandangan orang lain, kita bisa mengevaluasi potensi nilai dari suatu hal.
Psikolog klinis dan ketua program di Fakultas Ilmu Sosial dan Perilaku University of Phoenix di Arizona, Barbara Burt, mengatakan 'keinginan mimesis' wajar muncul karena manusia adalah makhluk sosial yang terus membangun dan menciptakan identitas diri.
"Seringkali, banyak orang yang sulit untuk menghilangkan 'keinginan mimesis'. Bahkan, beberapa di antaranya tidak pernah puas karena pada dasarnya manusia punya rasa ingin memiliki," ujar Burt.
Sementara itu, profesor psikologi di University of Nevada, Stephen Benning mengatakan, ada sejumlah faktor munculnya 'keinginan mimesis'. Seperti interaksi interpersonal, struktur sosial dan keinginan yang didorong oleh hal-hal menarik dalam suatu lingkungan.
Sedangkan, ahli teori saraf, Dean Burnett, mengatakan bahwa 'keinginan mimesis' kemungkinan besar muncul akibat berbagai faktor sosio-psikologis.
Burnett mengatakan, status adalah salah satu pendorong seseorang menyukai pasangan temannya, karena manusia bersifat sosial dan hierarkis. Dengan demikian, seseorang terdorong untuk mendapatkan hal terbaik demi meningkatkan kedudukan sosial.
"Namun, jika pasangan teman tidak menarik bagi suatu kelompok, kecil kemungkinannya kedudukan sosial untuk naik," kata Burnett.
Lantas, apa yang harus dilakukan jika memiliki 'keinginan mimesis'?
Menurut Burt, seseorang harus mengevaluasi diri untuk mengetahui alasan memiliki 'keinginan mimesis'. Selain itu, ia juga menyarankan seseorang untuk menciptakan identitas diri sendiri berdasarkan prinsip dan keyakinan.
"Keinginan mimesis akan semakin kuat jika kita belum memiliki identitas sendiri dalam kehidupan pribadi karena kita masih menggunakan identifikasi orang lain sebagai bimbingan," ujar Burt.
Psikolog Nicole Monteiro mengatakan bahwa meskipun terdengar unik, menginginkan pasangan orang lain sebenarnya adalah hal yang lumrah. Dorongan itu akan menghilang seiring berjalannya waktu. "Jika seseorang menginginkan pasangan sahabatnya, dia tidak perlu menganggap dirinya orang jahat. Asalkan orang tersebut tidak bertindak sesuai keinginannya," ujarnya.
Namun, apabila Anda merasa sangat tidak nyaman dengan adanya dorongan mimesis, para ahli punya saran.
Berikut ini merupakan sejumlah cara meredam hasrat mimesis dari psikolog Becky Spelman:
-Luangkan waktu untuk merenungkan diri sendiri, motivasi, dan perasaan diri sendiri
-Pertimbangkan konsekuensi bagi semua pihak yang terlibat
-Buat batasan yang jelas dengan pasangan sahabat
-Hindari perilaku yang dianggap genit dan tidak pantas.
-Berkomunikasi secara terbuka dengan teman tentang perasaan Anda
-Lakukan hal yang dapat meningkatkan nilai diri sendiri
-Melakukan aktivitas positif yang meningkatkan kesejahteraan dan kepuasan diri
-Cari dukungan dari konselor jika membutuhkannya.
(dce)