4 Jenis Penyakit Jantung Ini Bisa Muncul Gegara Polusi Udara
Jakarta, CNBC Indonesia - Dokter spesialis jantung mengungkapkan bahwa polutan yang terkandung di dalam cemaran udara Jakarta dapat menimbulkan sederet risiko penyakit kardiovaskular atau jantung dan pembuluh darah.
Dokter spesialis jantung sekaligus Head of Clinical & Research AsaRen, dr. Arief Wibowo, mengatakan bahwa campuran partikel halus yang terdapat di Partikulat (PM2.5), yakni oksida nitrogen, karbon monoksida, dan zat-zat partikel kecil halus lainnya sangat berbahaya bagi kesehatan kardiovaskular.
Menurut dr. Arief, zat partikel halus atau polutan dari polusi udara yang masuk ke dalam tubuh melalui pembuluh darah mampu mengubah cara kerja sel menjadi tidak seimbang. Akibatnya, fungsi kardiovaskular atau jantung dan pembuluh darah akan terganggu.
Ia mengatakan, ada empat penyakit jantung yang mengintai manusia jika terlalu sering terpapar polusi udara. Berikut rangkumannya.
1. Penyakit Jantung Iskemik
Penyakit jantung iskemik adalah kondisi ketika aliran darah ke jantung berkurang akibat penyumbatan sebagian atau seluruh arteri koroner.
Menurut dr. Arief, salah satu pemicu penyakit jantung iskemik adalah polutan yang masuk ke dalam tubuh melalui pembuluh darah. Ia mengatakan, zat-zat polutan dapat meningkatkan risiko aterosklerosis atau penumpukan lemak di dalam pembuluh darah pemicu iskemik.
"Polusi dapat mempercepat pertumbuhan plak karena adanya peradangan yang disebabkan oleh polutan ini," ujar dr. Arief kepada CNBC Indonesia, Jumat (11/8/2023).
2. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu risiko yang dapat muncul akibat polusi udara. Studi yang dipublikasikan European Heart Journal menemukan bahwa orang dewasa yang tinggal di wilayah tinggi polusi lebih rentan terkena tekanan darah tinggi.
dr. Arief mengatakan, paparan polusi yang terlalu lama dapat menyebabkan peradangan dalam pembuluh darah seseorang. Akibatnya, risiko tekanan darah tinggi akan semakin meningkat.
"Exposure yang lama terhadap polusi ini dapat menyebabkan peradangan dalam pembuluh darah. Itu dapat meningkatkan level dari tekanan darah pada pasien," tegas dr. Arief.
3. Aritmia
Aritmia adalah gangguan irama atau laju detak jantung akibat impuls listrik di jantung tidak bekerja dengan baik. Melansir dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), aritmia ditandai dengan detak jantung yang tidak normal, tidak beraturan, terlalu cepat, atau terlalu lambat.
dr. Arief mengatakan, polutan-polutan tertentu yang terkandung di dalam polusi dapat memicu atau memperburuk detak jantung manusia.
"Penyakit yang diakibatkan oleh polusi adalah aritmia atau detak jantung yang tidak teratur. Nah, detak jantung yang tidak teratur ini dapat dipicu atau malah diperparah oleh polutan-polutan tertentu," papar dr. Arief.
4. Gagal Jantung
Melansir dari laman Kemenkes RI, gagal jantung adalah kondisi ketika otot jantung melemah dan tidak mampu memompa darah secara adekuat ke seluruh tubuh. Menurut dr. Arief, zat-zat berbahaya dalam polusi udara yang terus dihirup dapat melemahkan jantung sehingga risiko gagal jantung semakin tinggi.
Selain empat penyakit di atas, dokter spesialis paru, Prof. Dr. dr. Agus Dwi Susanto, juga mengungkapkan bahwa partikel polusi udara dapat meningkatkan risiko serangan jantung sebesar 4,5 persen. Ia mengatakan, penyakit kardiovaskular umumnya muncul setelah adanya masalah pada organ pernapasan.
Polutan yang masuk melalui alveoli dan mengalir ke pembuluh darah menyebabkan terjadinya inflamasi sistemik pada jantung. Akibatnya, terdapat risiko terjadinya gangguan vaskuler yang berhubungan dengan hipertensi, disfungsi endotel, dan terjadinya penyakit jantung.
"Setiap peningkatan partikel 10 mikrogram akan meningkatkan mortalitas jantung 1,4 hingga 1,5 persen dan serangan jantung 4,5 persen," papar Prof. Agus dalam temu media daring oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dikutip Jumat (11/8/2023).
(miq/miq)