Sejarah Petasan, Melintasi China dan Majapahit hingga Lebaran
Jakarta, CNBC Indonesia - Petasan adalah benda yang tak asing bagi masyarakat Indonesia, khususnya saat momen-momen tertentu seperti Ramadan dan Lebaran.
Namun, tahukah kamu bagaimana sejarah petasan bisa menjadi momen-momen penting bagi masyarakat Indonesia?
Menilik ke belakang, petasan pertama kali ditemukan oleh bangsa Tiongkok pada abad ke-9.
Awalnya, petasan digunakan sebagai alat peringatan dan pertanda keberhasilan dalam berbagai acara, seperti pernikahan, upacara kematian, dan perayaan keagamaan.
Pada abad ke-15, saat bangsa China perantauan datang ke Indonesia untuk berdagang, sejarah petasan dan kembang api pun mulai terbentuk.
Di Indonesia, penggunaan petasan telah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit saat teknologi senjata bubuk mesiu diintroduksi, bahkan dianggap sebagai bagian dari ritual keagamaan dan upacara adat.
Di Jawa, petasan digunakan dalam upacara selamatan dan pengobatan tradisional.
Pada masa penjajahan Belanda di Indonesia, petasan mulai populer di kalangan masyarakat karena dianggap sebagai simbol perlawanan terhadap kekuasaan penjajah.
Mereka menggunakan petasan sebagai alat perlawanan dengan cara melemparkannya ke arah pasukan Belanda.
Namun, setelah kemerdekaan Indonesia, penggunaan petasan semakin berkembang. Petasan mulai dijadikan sebagai hiburan dan atraksi pada berbagai acara seperti pernikahan, ulang tahun, dan tentunya saat Ramadan dan Lebaran.
Tradisi Penggunaan Petasan Saat Ramadhan dan Lebaran
Petasan pada saat Ramadan dan Lebaran punya arti tersendiri bagi masyarakat Indonesia.
Selain sebagai hiburan, petasan juga dianggap sebagai simbol kegembiraan dan kemenangan atas bulan puasa dan ibadah selama Ramadan.
Sedangkan pada saat Lebaran, petasan menjadi simbol kebahagiaan dan suka cita setelah menunaikan ibadah puasa selama sebulan penuh.
Membunyikan petasan, sebuah tradisi yang sering dilakukan saat perayaan Lebaran di Indonesia.
Seakan menjadi bagian dari budaya yang sulit dipisahkan, di mana anak-anak dan dewasa sama-sama ikut serta dalam merayakan momen ini dengan melemparkan petasan dan kembang api.
Tradisi menyalakan petasan pada dasarnya telah lama ada di masyarakat Indonesia, dan menjadi semakin populer seiring dengan meningkatnya penggunaan petasan dan kembang api.
Bagi sebagian orang, perang petasan adalah cara untuk menghibur diri sendiri dan merayakan momen Lebaran bersama keluarga dan teman-teman.
Ambil perang kembang api dan petasan di Sungai Melawi, Kalimantan Barat sebagai contoh. Merupakan tradisi yang dinantikan oleh masyarakat saat perayaan Idul Fitri.
Meskipun kontroversial karena risiko keamanan yang tinggi, tradisi ini merupakan bagian dari perayaan lebaran yang tak bisa dilewatkan begitu saja.
(mae/mae)