
Emas Masih Jadi Barang Paling Banyak Digadai Jelang Lebaran

Jakarta, CNBC Indonesia - Jelang Lebaran banyak barang yang digadai masyarakat di tengah mulai ramainya kunjungan ke pusat perbelanjaan.
Pusat perbelanjaan ramai dikunjungi masyarakat, termasuk mal premium yang berada di pusat kota Jakarta, misalnya Senayan City.
"Jelang Lebaran kelihatannya makin ramai memang. Makin keliatan belakangan ini," kata pegawai Planet Sports kepada CNBC Indonesia,dikutip Jumat (14/4/2023).
Selain pusat perbelanjaan, biasanya ramai menjelang hari raya Idul Fitri, yakni gerai usaha gadai.
Sebelum pandemi Covid-19 melanda, CNBC Indonesia pernah melalukan pemantauan di tempat usaha gadai di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, yang ramai didatangi pengunjung. Sebagian dari mereka ada yang menggadaikan barang, ada pula yang melakukan pelunasan barang yang digadai.
Mendapatkan uang dengan menggadai barang menjadi alternatif paling mudah. Nasabah hanya perlu membawa barang yang digadai seperti laptop, kamera,handphoneatau telepon seluler (ponsel), BPKB(Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor) motor dan data diri berupa KTP. Barang tersebut wajib milik sendiri.
Dari semua barang-barang yang bisa digadaikan, logam mulia menjadi yang paling banyak. Hal tersebut diungkapkan Vice President of Corporate Communication PT Pegadaian (Persero) Basuki Tri Andayani.
"Secara umum barang yang digadaikan mayoritas berupa emas baik perhiasan atau emas batangan," kata Basuki saat dihubungi CNBC Indonesia, Kamis (20/4/2023).
Emas memang menjadi barang yang paling banyak digadaikan, tidak hanya di Indonesia, tetapi di negara lain, bahkan mungkin di seluruh dunia.
Di Amerika Serikat misalnnya, melansir EZPAWN, usaha gadai yang memiliki 500 gerai dan berdiri sejak 1974, perhiasan dikatakan menjadi barang yang paling banyak digadaikan, terutama yang terbuat dari logam mulia seperti emas dan platinum. Selain itu, perhiasan juga biasanya dilengkapi dengan berlian dan batu permata, yang juga masuk dalam barang yang paling banyak digadaikan.
Logam mulia sudah diakui sebagai aset penyimpan nilai sejak zaman dahulu kala, sehingga menjadi paling mudah "dicairkan". Apalagi, bentuknya tidak harus utuh atau sempurna, meski catat sekali pun, nilainya tidak akan jauh berbeda karena yang dilihat adalah kadar dari logam mulia dan beratnya. Lain halnya dengan jam tangan misalnya, atau peralatan elektronik.
Selain itu, nilai perhiasan maupun logam mulia akan lebih tinggi dan stabil ketimbang ketimbang barang-barang lainnya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com
(pap/pap)