Update Terbaru: RI Laporkan 304 Kasus Gagal Ginjal Akut

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan sudah ada 304 kasus pasien Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal (GgGAPA) pada anak di Indonesia hingga Senin (31/11/2022). Menurut Juru Bicara Kemenkes dr. Mohammad Syahril, data tersebut adalah jumlah kumulatif dari 27 provinsi di Indonesia.

Secara perinci dari total 304 kasus, 46 kasus di antaranya masih dirawat di rumah sakit seluruh Indonesia. Sementara itu, 99 kasus lainnya telah dinyatakan sembuh.

"Meninggal 159 kasus atau 52% dan sembuh 99 kasus. Jadi ini (data) per 31 Oktober," kata dr. Syahril dalam konferensi pers daring, Selasa (1/11/2022).

Baca: 3 Biang Kerok Gagal Ginjal di Usia Muda, Apa Saja?

Adapun sejumlah provinsi dengan jumlah kasus gagal ginjal akut anak tertinggi adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Aceh, Jawa Timur, Sumatra Barat, Banten, dan Bali. Hingga saat ini, DKI Jakarta masih menduduki posisi pertama dengan mencatat sebanyak 79 kasus.

Syahril melaporkan, sebagian besar pasien penderita gagal ginjal akut yang sampai saat ini masih diduga akibat cemaran Etilen Glikol (EG) ini adalah anak-anak berusia satu sampai lima tahun dengan jumlah 173 kasus. Demikian pula dengan kasus kematian yang mencapai 106 kasus.

Hingga saat ini, Kemenkes masih meminta masyarakat khususnya orang tua untuk segera membawa anak ke rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan terdekat jika ditemukan gejala oliguria atau penurunan volume air kencing hingga anuria atau tidak ada buang air kecil sama sekali.

Salah satu cara yang dapat dilakukan orang tua adalah terus memantau jumlah dan warna air kencing yang pekat atau kecokelatan pada anak. Apabila air kencing berkurang atau berjumlah kurang dari 0,5ml/kgBB/jam dalam 6-12 jam atau tidak ada air kencing selama 6-8 jam, maka anak harus segera dirujuk ke rumah sakit.

(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kemenkes: Kasus Gagal Ginjal Akut Turun Sejak Sirop Dilarang