Tak Cuma China, Deretan Negara Ini Juga Diteror Resesi Seks

linda hasibuan, CNBC Indonesia
21 August 2022 10:00
Puluhan bayi telantar di ruang bawah tanah Kyiv, Ukraina. (REUTERS/GLEB GARANICH)
Foto: (REUTERS/GLEB GARANICH)

Jakarta, CNBC Indonesia - Resesi seks tidak hanya menghantui China, beberapa negara juga mengalami fenomena tersebut.

Resesi seks mengacu pada keinginan pasangan untuk berhubungan seksual, menikah, atau memiliki anak.

Berikut adalah beberapa negara yang mengalami penurunan angka kelahiran terendah atau resesi seks. Berikut daftarnya :

1. Populasi Jepang menyusut

TOKYO, JAPAN - JULY 31: People walking in the street wear a protective mask as a precaution against the coronavirus (Covid-19) on July 31, 2022 in Tokyo, Japan. Japanese capital is swept by a heat wave whose temperature reaches 38 degrees Celsius and more in certain districts and suburbs close to the city. While Japan is facing a new wave of Covid-19 contamination in recent days, the capital is recording contamination records this week amounting to 40,000 people in just one day, a number never recorded in such a short time in Japan. Following the growing number of infected people in Tokyo, several major events related to the summer season have been canceled or restricted in order to contain the spread of the new omicron strain of Covid-19. (Photo by David Mareuil/Anadolu Agency via Getty Images)Foto: Anadolu Agency via Getty Images/Anadolu Agency

Jepang mencatat rekor jumlah kelahiran terendah 2021. Dikutip dari Reuters, ada 811.604 kelahiran tahun lalu, terendah sejak 1899 berdasarkan data Kementerian Kesehatan. Di sisi lain, jumlah kematian naik menjadi 1.439.809, menyebabkan populasi menyusut secara keseluruhan yakni 628.205.

Tak hanya itu, selama enam tahun berturut-turut angka kesuburan keseluruhan menurun menjadi 1,3. Diketahui, Jepang juga memiliki salah satu populasi penuaan tercepat di dunia, terlebih beberapa waktu lalu pembatasan aktivitas selama pandemi COVID-19 dinilai berpengaruh besar.

Survei Kesuburan Nasional Jepang 2019 bahkan menunjukkan satu dari setiap 10 pria di Jepang dengan kisaran usia 30 tahun mengaku belum pernah berhubungan seksual. Angka tersebut relatif tinggi jika dibandingkan laporan negara lainnya.

"Biang kerok" di balik fenomena tersebut diyakini akibat beragam faktor, salah satunya lagi-lagi terkait ketidakstabilan keuangan nasional.

2. Warga Singapura enggan menikah

Patung Merlion, objek wisata populer di Singapura. (AP/Annabelle Liang)Foto: Patung Merlion, objek wisata populer di Singapura. (AP/Annabelle Liang)

Banyak warga Singapura ogah menikah. Hal ini menyebabkan angka perkawinan menurun dan berimbas pada rendahnya angka kelahiran. Dibandingkan dengan rata-rata global yaitu 2,3, angka kelahiran bayi per wanita di Singapura yakni 1,12 di 2021 lalu.

"Resesi seks" yang terjadi di Singapura membuat pemerintah mengizinkan para wanita lajang membekukan sel telur. Sebelumnya, tindakan ini hanya diizinkan bagi wanita dengan kondisi medis tertentu, seperti tengah menjalani kemoterapi.

"Kami menyadari bahwa beberapa wanita ingin mempertahankan kesuburannya karena keadaan pribadi mereka. Misal karena tidak dapat menemukan pasangan saat mereka masih muda, tetapi ingin memiliki kesempatan untuk hamil jika menikah nanti," ungkap administrasi Perdana Menteri Lee Hsien Loong dalam pernyataan, dikutip dari South China Morning Post.

3. Amerika Serikat terdampak pandemi

FILE - This March 20, 2020 file photo, shows a screen displaying messages concerning COVID-19, right, in a sparsely populated Times Square in New York. COVID-19 has shaken theater fans and shuttered all New York City's venues, including Broadway, which grossed $1.8 billion last season and attracted a record 15 million people. How Broadway — one the city's jewels — will reopen is still not clear. (AP Photo/John Minchillo, File)Foto: AP/John Minchillo

Isu resesi seks di Amerika Serikat mulai mencuat sejak 2019. Terlebih, saat pandemi Covid-19 merebak, banyak pasangan menunda menikah atau memiliki anak.

Penelitian di Institute for Family Studies (IFS) menunjukkan tren antara 2008 dan 2021, jumlah orang dewasa muda yang ogah berhubungan seks meningkat lebih dari dua kali lipat, dari 8 persen menjadi 21 persen.

Menurut penelitian tersebut, lebih banyak perempuan di rentang usia 18-35 tahun tidak berhubungan seks dalam satu tahun terakhir. Peningkatan ini juga didorong oleh pernikahan yang tertunda imbas pandemi Covid-19.


(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Ekonomi, Tapi China Mengalami Resesi Seks

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular