Kalau Ini Terjadi, Jepang Bisa Tak Punya Sushi

Lifestyle - hsy, CNBC Indonesia
18 August 2022 11:40
Kiyomura Co's President Kiyoshi Kimura (C), who runs a chain of sushi restaurants Sushi Zanmai, cuts a 278kg bluefin tuna, priced with a 333,600,000 yen bid at the Toyosu fish market's first tuna auction this year, at his sushi restaurant in Tokyo, Japan, January 5, 2019. REUTERS/Kim Kyung-Hoon Foto: Ikan Tuna (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)

Jakarta, CNBC Indonesia - Budaya makan sushi di Jepang terancam hilang. Penyebabnya adalah meningkatnya suhu air di laut yang membuat tangkapan ikan menurun drastis, serta cuaca ekstrem yang merusak tanaman wasabi.

Data pemerintah Prefektur Kochi menunjukkan jumlah tangkapan ikan nelayan tradisional kini hanya seperempat dibanding tahun 1980-an.

"Kami telah mengalami penurunan besar dalam jumlah penangkapan ikan selama lebih dari 10 tahun terakhir. Semakin banyak orang takut kita tidak bisa lagi makan katsuo dalam waktu dekat jika keadaan terus seperti ini," kata ahli pertanian dan wakil presiden Kochi University, Hiroyuki Ukeda, dikutip dari Japan Times, Kamis (18/8/2022).

Katsuo adalah jenis ikan yang banyak digunakan dalam masakan Jepang. Ikan ini biasa disajikan baik mentah untuk sushi, dikeringkan, atau digunakan sebagai bahan dasar kaldu.

Selain membuat tangkapan ikan menurun, penduduk lokal dan ahli menyebut bahwa peningkatan suhu juga membuat kualitas ikan memburuk. Saat ini, nelayan mengaku sering mendapat ikan katsuo yang sangat berlemak. Hal tersebut merupakan pertanda buruk. 

Kepala koki di restoran Tsukasa, Noriaki Ito, mengatakan belum pernah melihat katsuo berlemak seperti itu sebelumnya. 

"Kami dapat membedakan rasa katsuo yang berbeda, seperti halnya petani Prancis yang bisa membedakan rasa wine yang halus ... tempat ini mungkin menjadi salah satu komunitas terakhir di Jepang di mana katsuo adalah bagian dari budaya sehari-hari," ujar Takahiro Tanaka.

Beberapa katsuo bermigrasi ke utara melalui arus laut yang hangat setiap musim semi. Arus migrasi ini menjadikan teluk berbentuk busur di Kochi sebagai tempat pemancingan yang ideal.

Suhu permukaan rata-rata di teluk pada musim dingin telah meningkat dua derajat celcius dalam empat dekade. Ahli mengatakan, dalam jangka panjang, peningkatan suhu ini dapat mencegah air yang kaya mineral naik ke permukaan, mengakibatkan penurunan plankton dan ikan yang lebih kecil untuk dimakan. Kondisi tersebut dapat membuat katsuo menjadi semakin langka.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Jepang Kembangkan Sumpit Listrik untuk Kurangi Konsumsi Garam


(hsy/hsy)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading