Studi Ungkap Sejarah Ayam, Pernah Jadi Sembahan Manusia

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
09 June 2022 17:20
Madali (52) memberi pakan ayam petelur di kawasan Tangerang Selatan, Selasa (12/10/2021). Peternak ayam petelur terus mengeluh dari harga Rp. 23.000/kg menjadi Rp. 18.000/kg, mereka mengeluarkan penurunan harga tidak sesuai dengan biaya pakan. Madali memiliki 800 ekor ayam negeri dan 800 ekor ayam kampung. Berdasarkan catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis, rata-rata harga telur ayam ras segar secara nasional pada 8 Oktober 2021 adalah Rp.23.000/kg tutun 2,52% dibandingkan posisi sebulan sebelumnya. 
  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Peternak Ayam Petelur (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah peneliti baru-baru ini mengungkap bahwa awalnya ayam dan jenis unggas lain tidak dijadikan santapan manusia. Beradab-abad lalu, hewan tersebut diperlakukan sebagai peliharaan eksotis yang dipuja bahkan disembah oleh manusia. 

Mengutip Live Science, ayam piaraan sebelumnya bukanlah jenis unggas yang besar, tapi ukurannya sekitar sepertiga ayam modern yang ada saat ini. Warnanya sangat mencolok dengan suara khas, sehingga orang menganggapnya sebagai hal baru yang misterius dan menarik.

Dengan kata lain, makan ayam di Eropa tengah pada tahun 500 sebelum masehi (SM) mungkin setara dengan memakan burung kakak tua pada hari ini. "Ayam, pada awalnya, dianggap sebagai sesuatu yang menakjubkan," kata rekan penulis studi Greger Larson, direktur jaringan penelitian paleogenomik dan bio-arkeologi di Universitas Oxford di Inggris.

Dia juga menambahkan pada zaman dulu ayam merupakan sesuatu yang diidam-idamkan untuk dimiliki oleh banyak orang.

Ayam: dari hewan eksotis jadi santapan lezat

Peneliti memperkirakan saat ini ada sekitar 80 juta ayam (Gallus domesticus) di muka bumi Di Amerika Serikat, ayam khas yang dikembangbiakkan untuk diambil dagingnya hanya akan hidup enam minggu sebelum disembelih, dan ayam petelur mungkin akan hidup selama dua hingga tiga tahun.

Kisah bagaimana ayam menjadi salah satu makanan paling populer di Bumi belum diketahui secara pasti, alasannya karena eksplorasi arkeologi di Asia Tenggara yang menantang, dan banyak arkeolog tidak selalu memperhatikan artefak kecil seperti tulang ayam. Apalagi, tulang ayam mudah terkubur ke dalam tanah atau terganggu penggalian mamalia, konstruksi, dan gangguan lainnya, kata rekan penulis studi Joris Peters, seorang ahli arkeolog di Ludwig Maximilian University of Munich.

Transisi ayam dari burung eksotis yang dihormati hingga menjadi makanan manusia kemungkinan terjadi dengan munculnya Kekaisaran Romawi di Eropa, di mana telur menjadi populer sebagai makanan ringan. Bukti pertama dari konsumsi ayam yang meluas di Inggris yang dikuasai Romawi berasal dari sekitar abad pertama Masehi.

Tidak jelas bagaimana perubahan itu terjadi, tetapi ada kemungkinan bahwa memiliki ayam selama berabad-abad membuat manusia mengevaluasi kembali hubungan mereka dengan binatang tersebut lewat cara yang lebih praktis.



(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hari Lansia 29 Mei: Begini Sejarah dan Maknanya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular