Agar Cepat Dapet Jodoh, Ayah Ini Belikan Anaknya 20 Rumah

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
13 May 2022 18:45
A couple prepares for their wedding photo session on the Bund in Shanghai, China May 8, 2018. Picture taken May 8, 2018. REUTERS/Aly Song
Foto: REUTERS/Aly Song

Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang ayah di China menghadiahkan 20 unit properti pada putranya dengan tujuan agar sang anak bisa segera dapat jodoh. Namun, ungkapan kasih sayang dari seorang ayah pada anaknya ini justru memicu perdebatan di kalangan masyarakat China karena dianggap menunjukkan obsesi orang tua menikahkan anaknya. 

Menurut laporan media lokal Jimu News yang dilansir Insider, sang ayah berasal dari Provinsi Hebei. Dia datang ke pojok perjodohan di sebuah taman untuk mencari istri bagi putranya yang berusia 24 tahun, sambil menenteng 20 sertifikat properti di tangan sebagai mas kawin.

Pojok perjodohan adalah ruang publik tempat orang tua berkumpul untuk mencari calon pasangan bagi anak-anaknya. Mak comblang profesional juga menghadiri pertemuan ini untuk membantu menghubungkan orang tua satu sama lain. Mereka ditemukan di banyak kota di seluruh China.

Dalam rekaman video yang beredar di media sosial, tas jinjing berwarna pink yang terbuka memperlihatkan setumpuk dokumen yang menurut sang ayah adalah sertifikat kepemilikan properti.

"Ayahnya tidak sedang pamer. Dia hanya ingin menunjukkan ketulusannya demi menemukan menantu perempuan dengan status yang sama," seorang mak comblang bernama Wang mengatakan kepada Jimu News.

"Dia mengatakan putranya memiliki pekerjaan yang stabil dan punya kualitas yang baik," lanjut Wang.

Setelah video itu menjadi viral, banyak pengguna internet berkelakar bahwa mereka akan mengajukan diri sebagai calon istri, sementara yang lain mengatakan bahwa langkah tersebut mencerminkan obsesi sebagian orang tua untuk melihat anak-anak mereka menikah.

"Tekanan seperti itu agak berlebihan. Mungkin putranya sendiri bahkan tidak mau menikah," komentar salah satu orang.

Di China, ada semacam tuntutan bagi orang untuk menikah sebelum mereka berusia 30 tahun. Tidak jarang orang tua mendorong anak-anak mereka segera mengakhiri masa lajang. Jika wanita muda tidak menikah setelah usia 27, mereka disebut sebagai sheng nu, atau wanita sisa.

Tekanan untuk menikah datang ketika kaum milenial semakin menghindari pernikahan. Menurut statistik resmi, tingkat pernikahan China telah menurun selama delapan tahun berturut-turut ke level terendah dalam 36 tahun.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jangan Buru-buru, Pertimbangkan Hal Ini Sebelum Menikah!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular