Sudah Divaksin Booster Tapi Terinfeksi Covid? Ini Kata Ahli

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
16 April 2022 14:20
Infografis, Ini Gejala Covid-19 Varian Baru
Foto: Infografis/ Gejala Covid-19 Varian Baru/ Edward Ricardo Sianturi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pusat Pengendalian dan Pencegahan (Centers for Disease Control and Prevention/ CDC) Amerika Serikat menjelaskan bahwa vaksin Covid-19 efektif dalam mencegah infeksi, penyakit serius, dan kematian.

Meski demikian, vaksin tidak 100% efektif dalam mencegah penularan, sehingga ada kemungkinan bagi mereka yang telah divaksinasi namun masih tetap bisa terkena Covid-19.

"Kebanyakan orang terkena Covid-19 tidak divaksinasi. Namun karena vaksin tidak 100% efektif mencegah infeksi, beberapa orang yang telah divaksinasi lengkap tetap akan terkena Covid-19," tulis CDC, dikutip Sabtu (16/4/2022).

Ahli Virologi Fakultas Kedokteran Universitas Warwick Inggris, Professor Lawrence Young mengungkapkan hal serupa. Menurut dia, tidak ada vaksin 100% yang efektif dan masih akan ada masyarakat yang rentan terhadap virus.

"Akan selalu ada proporsi individu yang rentan terhadap infeksi dan penyakit," ujarnya.

Seperti diketahui, program vaksinasi booster sudah dilakukan di sejumlah negara, termasuk Indonesia sejak beberapa waktu terakhir. Adapun khusus untuk penerima vaksin primer Sinovac, WHO mendorong penerimanya untuk menerima dosis ketiga.

Menurut WHO, booster dapat melindungi tubuh dari virus Covid-19. Sebab, ditemukan adanya penurunan kekebalan dari vaksin jenis inactivated yang digunakan.

Rekomendasi tersebut dirilis setelah Strategic Advisory Group Experts (SAGE) untuk imunisasi melakukan pertemuan beberapa waktu lalu, khususnya untuk mengevaluasi kebutuhan vaksin booster.

Adapun vaksin jenis inactivated menggunakan cara dengan mengambil virus SARS-CoV-2 dan membunuhnya dengan bahan kimia, panas atau radiasi. Cara tersebut merupakan salah satu yang populer digunakan dalam pembuatan vaksin dalam dunia kesehatan.

WHO memang tak menyebutkan nama vaksin dalam laporan tersebut. Akan tetapi sejauh ini hanya ada dua jenis vaksin inactivated yang mengantongi emergency use listing (EUL) dari WHO, yakni Sinovac Coronavac dan Sinopharm dengan nama BBIBP-COrV.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menkes BGS Bakal Temui WHO Bulan Ini, Mau Bahas Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular