Heboh Pasien Omicron Alami Rambut Rontok, Ini Kata Ahli
Jakarta, CNBC Indonesia - Baru-baru ini, warganet di Indonesia ramai membahas sebuah video TikTok tentang pasien Covid-19 yang mengalami kerontokan rambut parah. Hal ini menimbulkan pertanyaan, benarkah Covid-19 varian Omicron menjadi penyebab kerontokan rambut?
Mengutip CNN Indonesia, American Academy of Dermatology Association (AAD) menemukan banyak kasus pasienCovid-19 yang melaporkan mengalami gejala rambut rontok. AAD menjelaskan bahwa Covid-19 bisa menimbulkan gejala berupa demam tinggi. Demam inilah yang menyebabkan rambut rontok. Dalam dunia medis, jenis kerontokan ini dikenal dengan telogen effluvium.
Telogen effluvium adalah kondisi yang terjadi saat banyak rambut memasuk fase kerontontokan (telogen) lebih cepat dari siklus pertumbuhan rambut biasanya. Demam memicu hal ini terjadi.
"Rambut rontok sementara adalah normal setelah demam atau sakit," tulis AAD di situs resmi mereka
Demam adalah gejala umum dari COVID-19. Beberapa bulan setelah mengalami demam tinggi atau pulih dari penyakit, banyak orang melihat kerontokan rambut yang signifikan. Menurut AAD, efek demam ini dapat membuat rambut rontok setelah 2-3 bulan. Bahkan, beberapa kasus juga bisa berlangsung setelah 6-9 bulan infeksi.
Selain demam, stres yang terjadi karena Covid-19 juga dapat memicu rambut rontok parah. Biasanya, rambut rontok akan terlihat 2-3 bulan setelah stres berlangsung.
Apakah rambut rontok bisa pulih?
AAD mengatakan rambut yang rontok karena demam dan stres bisa kembali normal dengan sendirinya.
"Ketika penyebab kerontokan rambut Anda adalah karena demam, sakit, atau stres, rambut cenderung kembali normal dengan sendirinya. Anda hanya perlu waktu. Kebanyakan orang rontoknya berhenti dalam waktu enam sampai sembilan bulan," kata AAD.
Namun, jika rambut rontok terjadi selain karena demam dan stres, AAD merekomendasikan untuk mengunjungi dokter kulit untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
(hsy/hsy)