Nike dan Adidas Mulai Langka, Ternyata Ini Alasannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa merek kenamaan seperti Nike, Adidas, dan Ralph Lauren belakangan makin sulit ditemukan. Kelangkaan merek-merek tersebut di toko-toko ritel ternyata terjadi karena perusahaan memangkas jumlah peritel yang menjual barang-barang mereka.
Mengutip CNN Internasional, sejumlah perusahaan ingin agar konsumen membeli produk secara langsung melalui channel penjualan resmi mereka, terutama melalui website. Strategi untuk menarik diri dari pengecer ini telah dimulai jauh sebelum pandemi Covid-19, tetapi meningkat selama dua tahun terakhir.
Menurut pakar ritel, strategi tersebut dilakukan untuk memberi tekanan pada pengecer yang tidak bisa lagi menyimpan sepatu dan pakaian yang sedang tren dan dicari konsumen. Perusahaan juga dapat mencegah produk mereka didiskon terlalu banyak. Sebab, diskon yang terlalu besar dapat melemahkan citra brand dan kekuatan harga mereka. Dengan menawarkan lebih sedikit barang, perusahaan juga dapat mencapai sweet spot untuk bisnis mereka, yakni permintaan tinggi dan pasokan terbatas.
Bahkan, beberapa perusahaan telah menggunakan pandemi sebagai alasan untuk mempercepat rencana tumbuh secara mandiri melalui situs web mereka sendiri. Di awal pandemi, misalnya, toko-toko tutup, tidak ada pilihan selain mendorong pelanggan untuk membeli secara online.
Di antara merek atletik besar, Nike adalah salah satu merek yang pertama memberi sinyal bahwa mereka akan mengurangi jumlah pengecer dan berkonsentrasi untuk mengembangkan bisnis secara langsung ke konsumen. Pada 2017, Nike mengatakan akan memfokuskan sumber daya, pemasaran, dan produk unggulannya hanya pada 40 mitra ritel, termasuk Foot Locker (FL) dan Dick's Sporting Goods (DKS). Pada saat itu, Nike menjual ke sekitar 30.000 pengecer.
Sejak saat itu, Nike memutus hubungan dengan banyak toko sepatu independen dan rantai kecil, seperti Urban Outfitters (URBN), Dillard's (DDS) dan Zappos, menurut laporan.
Adidas (ADDDF) dan Under Armour telah mengikuti jejak Nike dengan memangkas jaringan grosir mereka sendiri.
Namun, selain memperketat mitra grosir dan tumbuh secara online, banyak dari merek yang juga membuka toko baru. Di antaranya Under Armour, Adidas dan Crocs yang menjual ke Amazon. Meski begitu, beberapa merek ragu untuk menjual produk mereka di Amazon karena khawatir tidak bisa memiliki data pelanggan. Seperti Nike, misalnya, yang mengumumkan pada 2019 akan berhenti menjual di Amazon.
[Gambas:Video CNBC]
Nike dan Columbia Bakal Pecat Karyawan yang Menolak Vaksin
(hsy/hsy)