Inikah Alasan Covid-19 Indonesia Turun Drastis dengan Cepat?

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
07 January 2022 17:40
Sejumlah warga berbincang dengan latar belakang Gedung Wisma Atlet, Kemayoran yang gelap, Selasa (23/11/2021). Jumlah pasien di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, terus berkurang dalam beberapa waktu terakhir.
Dari pantauan CNBC Indonesia dilokasi hanya beberapa keluarga yang datang hilir mudik untuk menjemput keluarga pasien Covid-19 yang memang sudah terindikasi negatif dan diizinkan untuk pulang. 
Menurut penjaga pintu darurat yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan "tidak ada pasien Covid-19 selama hari ini Selasa (23/11/2021) hanya saja hilir mudik penjemputan pasien atau keluarga pasien yang sudah memang benar-benar negatif dan bisa pulang" jelasnya. 
Terlihat ambulans memasuki (RSDC) Wisma Atlet tapi tidak membawa pasien hanya melakukan piket malam (stnby) dilokasi Wisma Atlet.   
Saat ini, di RSDC Wisma Atlet Kemayoran terlihat jauh lebih lengang dibanding saat mencapai puncak hunian. Tingkat hunian Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran terus mengalami penurunan. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran Jakarta, Selasa (23/11/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebelum munculnya varian baru Covid-19 Omicron, kasus Covid-19 di Indonesia terus mengalami penurunan yang signifikan. Hal tersebut tentu menjadi kabar baik di tengah kenaikan kasus yang terjadi di berbagai negara di dunia.

Bukan tanpa sebab kasus Corona di Indonesia bisa terus menurun. Namun, faktor yang berkontribusi pada turunnya kasus corona di Tanah Air diduga bukan hanya karena vaksin.

Mengutip detikhealth, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Dwi Agustian mengungkapkan penyebab lain yang diduga terkait dengan menurunnya kasus COVID-19 di Indonesia. Dwi menjelaskan untuk angka vaksinasi Corona belum mencapai 70 persen. Berdasarkan hipotesisnya yang belum teruji, ada kemungkinan penurunan kasus berasal dari infeksi varian Delta beberapa waktu lalu.

Saat itu, banyak masyarakat di Indonesia terinfeksi varian Delta. Hal inilah yang membuat pasien memiliki ketahanan imunitas di dalam tubuh mereka. "Saya punya hipotesis yang belum teruji, bahwa kemungkinan dihasilkan dengan gelombang besar begitu banyak populasi masyarakat yang terinfeksi dan memiliki ketahanan imunitas varian Delta," kata Dwi.

Menurutnya, kemungkinan itulah yang membuat masyarakat Indonesia tetap terproteksi meski mobilitas yang berjalan sudah mulai tinggi kembali dibandingkan sebelumnya.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa hipotesisnya itu belum tentu benar. "Ini hipotesis saya, bukan suatu fakta. (Infeksi varian Delta) itu yang membuat kita terproteksi," paparnya.

 


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cek! Beda dengan Varian Delta, Ini Gejala Terinfeksi Omicron

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular