Amankah Penderita Diabetes Konsumsi Gula Aren?

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
02 November 2021 15:25
Ilustrasi Cek Gula (Photo by Klaus Nielsen from Pexels)
Foto: Ilustrasi (Photo by Klaus Nielsen from Pexels)

Jakarta, CNBC Indonesia - Para penderita diabetes perlu memantau asupan karbohidratnya, terutama gula. Sebab, asupan gula yang tinggi dapat meningkatkan risiko lonjakan gula darah, yang dapat menyebabkan gejala gula darah tinggi dan perkembangan komplikasi.

Beberapa orang pun mencari alternatif gula lain untuk pengganti gula pasir putih. Salah satu jenis gula yang dirasa lebih sehat yakni gula aren.

Kendati demikian, amankah penderita diabetes mengonsumsi gula aren? Berikut sejumlah penjelasan mengenai gula aren dan kaitannya dengan penderita diabetes, seperti dikutip dari Medical News Today.

Gula aren terbuat dari nira pohon aren, keluarga palem, yang diolah secara tradisional dan alami.

Gula ini diekstrak dari palem dengan memanaskannya sampai uap airnya menguap. Setelah diolah, gula tersebut memiliki warna karamel dan rasanya mirip dengan gula merah, sehingga cocok digunakan dalam berbagai resep.

Dari segi rasa, gula aren memang tidak semanis gula pasir putih pada umumnya. Ini karena gula putih mengandung 100% gula, sedangkan gula aren hanya 78% dan sisanya terdiri dari vitamin, mineral, antioksidan, dan serat.


Diabetes dan gula

Ketika seseorang menderita diabetes, tubuh mereka tidak menghasilkan cukup insulin atau tidak memproduksi insulin dengan benar.

Insulin memungkinkan tubuh menggunakan gula, atau glukosa, untuk energi. Ketika insulin tidak bekerja dengan baik, gula tetap berada di aliran darah, alih-alih memasuki sel untuk digunakan. Ketika ini terjadi, kadar glukosa darah bisa menjadi terlalu tinggi.

Dalam jangka pendek, ini dapat menyebabkan rasa haus, kebutuhan untuk buang air kecil lebih sering, kelelahan, dan risiko mengembangkan kondisi yang berpotensi fatal yang disebut ketoasidosis diabetik (DKA).

Dalam jangka panjang, hal ini dapat mengakibatkan kerusakan di seluruh tubuh.


Asupan gula dan kadar gula darah

Mengelola kadar gula darah dapat membantu mengurangi risiko gejala dan komplikasi.

Orang dengan diabetes tipe 1 dan beberapa orang dengan diabetes tipe 2 menggunakan insulin tambahan untuk mengatur kadar gula darah mereka.

Seseorang yang menggunakan insulin harus memiliki dosis yang tepat untuk memproses jumlah gula yang mungkin ada dalam darahnya pada waktu tertentu. Jika mereka makan lebih banyak gula dan tidak menyesuaikan dosis insulin mereka, ini dapat menyebabkan gejala gula darah tinggi dan DKA.

Orang dengan diabetes tipe 2 sering menggunakan langkah-langkah gaya hidup seperti diet dan olahraga untuk membantu mengelola kadar gula darah mereka. Mereka juga dapat menggunakan insulin atau obat lain untuk menurunkan glukosa darah.

Orang dengan diabetes tipe 1, tipe 2, atau gestasional perlu mengelola kadar gula darah mereka untuk mencegah gejala jangka pendek dan komplikasi jangka panjang.

Meski tergolong aman dan memiliki indeks glikemik lebih rendah dari gula pasir putih, Anda harus tetap membatasi asupan gula aren. Itu lantaran, gula aren tetap memiliki kandungan glukosa yang merupakan musuh penderita diabetes.


Jenis gula dalam gula aren

Gula aren mengandung jumlah kalori dan karbohidrat yang sama dengan gula tebu biasa. Kedua produk terutama terdiri dari gula, yang merupakan karbohidrat sederhana.

Gula hadir dalam banyak makanan, baik sebagai bahan alami atau bahan tambahan. Mereka memberi tubuh energi vital, tetapi mereka bisa berbahaya dalam jumlah besar.

Baik gula tebu maupun gula aren itu mengandung sukrosa, glukosa, dan fruktosa. Namun, proporsi gula ini berbeda pada gula tebu dan gula aren.


Kandungan sukrosa

Sukrosa hadir dalam banyak makanan. Ini biasanya sebagai pemanis tambahan yang ada dalam makanan olahan, makanan penutup, dan minuman mengandung sukrosa paling banyak.

Gula kelapa mengandung sukrosa lebih sedikit daripada beberapa gula, tetapi masih 70-80% sukrosa, menurut sebuah artikel di jurnal Nature.


Kandungan fruktosa

Fruktosa adalah gula yang terjadi secara alami dalam buah.

Buah juga mengandung nutrisi lain, seperti serat, vitamin, dan mineral. Ini membuat buah utuh menjadi pilihan makanan penutup yang sehat bagi kebanyakan orang, termasuk mereka yang menderita diabetes.

Karena buah-buahan mengandung karbohidrat, penting untuk mengatur asupan ketika mencoba mengelola diabetes.

Produsen makanan juga menambahkan fruktosa ke beberapa makanan. Ini adalah bahan umum dalam banyak makanan olahan.

Studi menunjukkan bahwa, dalam dosis tinggi, itu meningkatkan risiko diabetes, obesitas, dan penyakit kardiovaskular.


Fruktosa tingkat tinggi terdapat pada:

-beberapa buah

-agave nektar atau sirup

-sirup jagung fruktosa tinggi

-makanan dengan tambahan gula

-Gula aren dan gula tebu sama-sama mengandung fruktosa.

Meskipun memiliki skor indeks glikemik (GI) yang lebih rendah ketika dalam buah-buahan, para peneliti percaya bahwa fruktosa dapat menyebabkan masalah ketika orang mengkonsumsinya dalam bentuk gula murni atau sebagai tambahan gula dalam makanan olahan. Ini terutama terjadi pada penderita diabetes.

Pada artikel ini, pelajari lebih lanjut tentang efek fruktosa pada tubuh.


Kandungan glukosa

Gula aren mengandung sukrosa, tetapi juga mengandung sejumlah kecil glukosa.

Glukosa adalah bentuk gula yang paling cepat diserap tubuh. Semakin banyak glukosa yang dikonsumsi seseorang, maka semakin besar pula kemungkinan mereka mengalami lonjakan gula darah yang tiba-tiba dan tinggi.


Bisakah penderita diabetes konsumsi gula aren?

Selain kandungan gulanya, faktor lain yang dapat memengaruhi pilihan gula seseorang termasuk skornya pada skala GI dan nutrisi lain yang dikandungnya.

Skor GI

Menurut American Diabetes Association, skor GI itu artinya:

-rendah jika 55 atau di bawahnya

-sedang jika 56-69

-tinggi jika 70 atau lebih

-Beberapa orang percaya bahwa gula aren ini lebih menyehatkan karena memiliki skor GI yang lebih rendah.

Mengonsumsi makanan dengan skor GI rendah tidak akan meningkatkan kadar gula darah sebanyak mengkonsumsi makanan dengan skor GI tinggi.


Berikut adalah beberapa contoh skor GI untuk gula dan pemanis:

-Gula aren memiliki skor GI 54, menurut data dari University of Sydney di Australia.

-Madu memiliki skor GI 35-87, tergantung pada jenisnya.

-Gula tebu memiliki skor GI 50.

-Gula putih memiliki skor GI 58-84, tergantung jenisnya.

-Glukosa memiliki skor GI 96-114, tergantung pada jenisnya.


Tabel GI, yang diterbitkan pada tahun 2008, mencatat skor berikut untuk berbagai jenis gula:

-fruktosa: 11-19

-madu: 58-64

-sukrosa: 61-69

-glukosa: 100-106

-Secara keseluruhan, gula aren memiliki skor GI yang relatif rendah, dibandingkan dengan pemanis lainnya.

Sebagai pemanis yang memiliki indeks glikemik lebih rendah dari gula pasir, sah-sah saja penderita diabetes mengonsumsi gula aren. Akan tetapi, jumlah yang dikonsumsi tetap harus dibatasi agar kadar gula darah tetap terkontrol baik.

Sebaiknya, Anda memilih bahan pemanis alami, seperti madu dan kayu manis, yang lebih lambat dalam menaikkan kadar gula darah.


Faktor lain

The Joslin Diabetes Center mengingatkan masyarakat bahwa banyak faktor yang memengaruhi proses pengolahan gula di dalam tubuh, seperti:

-faktor individu, seperti usia dan tingkat aktivitas fisik

-serat dan kandungan lain dari suatu makanan

-persiapan dan pemrosesan

-makanan lain apa yang dikonsumsi seseorang pada saat yang sama

-kecepatan pencernaan.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wajib Tahu, Ini Sederet Manfaat Saffron untuk Kesehatan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular