
Ritel Bangkit! Pemilik Zara Untung, Laba Q2 Tembus Rp 14,3 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan pakaian multinasional Spanyol, Industria de Diseño Textil (Inditex), rebound dengan laba 850 juta euro atau setara Rp 14,3 triliun (asumsi Rp 16.800/euro) di kuartal kedua (Q2) 2021. Dilansir dari Reuters, pemilik merek fesyen Zara itu berhasil bangkit berkat penjualan yang melampaui tingkat pra-pandemi.
Angka ini mengungguli merek saingan dari Swedia, H&M. Laba bersih itu lebih tinggi dari 214 juta euro (Rp 3,6 triliun) yang dibukukan pada periode yang sama pada 2020, juga lebih tinggi 4% dari laba pada 2019.
Inditex mengatakan penjualan naik pada periode Mei-Juli menjadi 6,99 miliar euro (Rp 117 triliun), 7% lebih tinggi dari pada periode yang sama pada 2019. Ini dipicu oleh konsumen yang kembali membeli pakaian untuk acara sosial musim panas.
Penjualan di periode ini sejalan dengan 7,02 miliar euro yang diharapkan oleh analis, sebagaimana survei Refinitiv.
Selama pandemi, Inditex memperkuat platform ritel online-nya. Perusahaan juga menutup sebagian gerai offline kecil di seluruh dunia demi memperluas gerai-gerai unggulan yang dapat berfungsi sebagai pusat distribusi.
Inditex mengatakan penjualan toko dan online antara Agustus dan minggu pertama September adalah 22% lebih tinggi dari tahun lalu. Ini 9% lebih tinggi dari pada periode yang sama tahun 2019.
"99% dari semua tokonya telah dibuka kembali dan saat ini mengoperasikan 6.654 toko di seluruh dunia," kata perusahaan, Rabu (15/9/2021).
Penjualan online Inditex naik 36% pada semester pertama dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020. Perusahaan mengharapkan penjualan online melebihi 25% dari total penjualan tahun ini dan akan meluncurkan koleksi olahraga pria dengan nama Zara Athleticz pada akhir September.
Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) meningkat 109% menjadi 3,1 miliar euro, mendekati 3,4 miliar yang dilaporkan pada 2019.
Sementara saingan mereka, pengecer mode terbesar kedua di dunia H&M, mengatakan penjualan tumbuh kurang dari yang diharapkan dari tahun lalu dalam tiga bulan hingga Agustus, dan masih berada di bawah tingkat pra-pandemi.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terungkap, Ini Alasan Indomaret & Alfamart Selalu Berdekatan