Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan personel boy grup EXO, Kris Wu tersandung kasus pemerkosaan. Ia dituduh memperkosa lebih dari 30 wanita.
Lantaran hal ini beberapa merek mewah yang bekerjasama dengannya memutuskan hubungan dengan penyanyi berdarah Cina-Kanada itu. Setidaknya ada 11 perusahaan termasuk Louis Vuitton, Bulgari, Porsche dan L'Oréal yang mengakhiri kontrak dengan Wu minggu ini, setelah adanya berita ini.
Tuduhan muncul ketika seorang remaja China berusia 18 tahun bernama Du Meizhu menuduh Wu memperkosanya dan wanita muda lainnya. Du memosting hal tersebut dan melakukan wawancara dengan Netease. Portal itu menceritakan bagaimana Du Meizhu mengatakan pertama kali bertemu dengan Wu ketika dia berusia 17 tahun, diundang ke rumah Wu oleh agensinya dengan iming-iming karir akting yang cemerlang.
Sesampai di sana, dia dipaksa untuk minum koktail sampai dia kehilangan kesadaran. Kemudian ia tersadar telah di tempat tidur Wu.
Du percaya bahwa ini adalah taktik yang digunakan Wu untuk meniduri wanita muda lainnya. Setidaknya, ia meyakini ada 30 lebih wanita yang menjadi target serupa Wu.
"Anda melihat banyak foto gadis-gadis di pesta minum dan memilihnya seperti merchandise," tulisnya di salah satu unggahan media sosial, yang ditujukan langsung kepada Wu, sebagaimana dimuat New York Times, dikutip Kamis (22/7/2021).
Saat membeberkan apa yang terjadi kepadanya di media sosial, Du pun mengaku rekan Wu menghubunginya untuk menawarkan uang tutup mulut. Ia meminta Du menghapus postingannya.
Du mengatakan bahwa uang sebesar 500.000 yuan atau hampir Rp 1,1 miliar, kemudian ditransfer ke rekening banknya. Namun itu dilakukan tanpa persetujuannya.
Dalam wawancara Netease, Du mengatakan bahwa dia telah mulai mengembalikan uang itu. Dia bersiap untuk pertarungan hukum untuk kasus ini.
Sejak berita ini tersiar, Du mengatakan bahwa dia telah menjadi target cyberbullying. Bahkan ancaman kematian yang membuatnya depresi.
Halaman 2>>>
Wu pun telah membantah tuduhan itu, melalui pengacaranya, Zhai Jiayu, dan pernyataan publik. Pada hari Senin (19/7/2021), Wu mengatakan bahwa dia hanya bertemu Du sekali pada bulan Desember tahun lalu.
"Saya menyatakan bahwa tidak pernah ada 'memilih selir'!"tulisnya di platform media sosial Weibo, merujuk pada komentar Du.
Dia membantah pernah merayu, membius, atau memperkosa siapa pun. Ia pun siap masuk penjara jika terbukti bersalah.
Pengacaranya juga telah mengajukan gugatan terhadap Du dan melaporkannya ke polisi atas pencemaran nama baik. Du juga mengatakan bahwa dia melaporkan tuduhannya ke polisi.
Lantaran ini, akun Du telah ramai dengan curahan dukungan, tanda semakin kuatnya gerakan tagar atau hashtag Me Too di negara itu. Salah satu postingannya di Weibo telah disukai lebih dari 10 juta pengguna.
Pendukung Du membanjiri halaman media sosial dari beberapa merek yang digawangi Wu dengan ancaman boikot jika mereka tidak menghentikan kesepakatan kerjasama dengan Wu. Satu per satu, merek-merek pun memutus kerjasama dari Wu.
Kejadian ini menunjukkan bahwa saat ini orang tidak lagi menelan hinaan serta takut dipermalukan ... Orang-orang semakin ingin berbicara dan membuat diri mereka didengar," kata Feng Yuan, seorang cendekiawan dan aktivis feminis.
Aktivisme #MeToo dapat menjadi tantangan di China, di mana Partai Komunis yang berkuasa memberlakukan batasan ketat pada perbedaan pendapat dan debat publik. Beberapa wanita yang telah mengajukan laporan pelecehan telah menghadapi reaksi publik dan hukum.Pihak berwenang sering mencegah perempuan untuk melaporkan pemerkosaan dan kejahatan seks lainnya.
Halaman 3>>
Tidak jelas bagaimana pihak berwenang berencana untuk menanggapi tuduhan terhadap Wu. Tetapi setidaknya tiga kelompok yang berafiliasi dengan pemerintah mengeluarkan pernyataan yang menyerukan penyelidikan.
"Semua orang sama di depan hukum, dan selebriti dengan banyak pengikut tidak terkecuali.Percayalah bahwa hukum tidak akan menganiaya orang baik, dan juga tidak akan membiarkan orang jahat pergi," tulis China Women's News, surat kabar dari kelompok wanita China.