
Penyakit Serius Ini Mengintai Pasien yang Sembuh dari Covid

Jakarta, CNBC Indonesia- Penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang telah pulih dari Covid-19 dapat berisiko mengalami pembekuan darah karena sistem kekebalan yang terlalu aktif.
Melansir The Strait Times, pembekuan darah di arteri utama, terutama yang terkait dengan organ vital, dapat meningkatkan risiko seseorang terkena serangan jantung, stroke, atau kegagalan organ.
Hal ini berdasarkan penelitian pada sampel darah dari 30 pasien sembuh dari Covid-19 ringan, sedang, dan berat, yang diambil sebulan setelah mereka keluar dari rumah sakit.
Semuanya memiliki kerusakan pembuluh darah, yang mungkin timbul dari respon imun yang bertahan lama, yang dapat memicu pembentukan bekuan darah.
Asisten Profesor Christine Cheung dari Fakultas Kedokteran Lee Kong Chian Universitas Teknologi Nanyang mengatakan bahwa sekitar setengah dari pasien memiliki risiko kardiovaskular yang sudah ada sebelumnya, seperti diabetes dan hipertensi.
Hal tersebut menempatkan mereka pada risiko pembekuan darah yang lebih tinggi. Dia mencatat bahwa pasien ini juga memiliki disfungsi pembuluh darah yang lebih jelas dibandingkan dengan kelompok yang tidak memiliki risiko kardiovaskular.
Pasien yang telah pulih dari Covid-19 sering memiliki sel T spesifik virus dalam aliran darah mereka, yang memberi mereka beberapa tingkat perlindungan terhadap virus. Namun, respon imun yang meningkat dapat memicu sitokin untuk menyerang pembuluh darah, meningkatkan risiko pembentukan bekuan darah.
Dalam studi lain yang dipimpin oleh Dr Eugene Fan, seorang konsultan di Departemen Hematologi Rumah Sakit Tan Tock Seng, ditemukan bahwa empat pasien yang telah pulih dari infeksi Covid-19 tanpa gejala menderita trombosis arteri atau pembekuan darah di arteri beberapa minggu setelah mereka pemulihan.
Keempat pasien, yang merupakan pekerja migran muda, didiagnosis Covid-19 dari April hingga Juli tahun lalu, dan ditemukan mengalami pembekuan darah parah beberapa minggu kemudian.
Dua di antaranya terkena stroke, satu terkena serangan jantung, dan satu lagi menderita iskemia ekstremitas akut, yang mengacu pada penurunan signifikan aliran darah ke tungkai.
Salah satu dari empat pasien menderita diabetes, sementara tiga lainnya tidak memiliki faktor risiko kardiovaskular, yang akan membuat mereka rentan terhadap risiko pembekuan darah yang lebih besar.
Temuan penelitian ini diterbitkan dalam Journal Of Thrombosis And Thrombolysis pada November tahun lalu.
Dia mencatat bahwa pedoman saat ini oleh NCID merekomendasikan penggunaan anti-koagulan pada pasien Covid-19 yang parah atau sakit kritis, atau mereka yang berisiko lebih tinggi terkena trombosis.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kalem! Ini yang Harus Dilakukan Bila Tertular Covid Omicron
