Waspada.. Mikroba Ini Menyusup, Ganti Masker Lebih dari 6 Jam

Lifestyle - Lynda Sari Hasibuan, CNBC Indonesia
20 May 2021 13:07
Workers assemble face masks on an emergency production line at a factory in Nantong in eastern China's Jiangsu Province, Saturday, Feb. 1, 2020. China's death toll from a new virus rose to 259 on Saturday and a World Health Organization official said other governments need to prepare for Foto: Produksi Masker di China meningkat akibat banyaknya permintaan karena virus Corona (Chinatopix via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak wabah virus Corona muncul di Indonesia, masyarakat diminta menggunakan masker terutama saat beraktivitas di luar rumah. Masker kini menjadi benda wajib dan penggunaan masker yang tepat diyakini bisa mencegah penularan virus sampai 90 persen.

Namun masker yang dipakai berulang kali bisa mengandung bakteri dan mikroba yang berasal dari kulit dan droplet.

Sebuah percobaan yang dilakukan laboratorium Eurofins, Singapura, menunjukkan bahwa bakteri, ragi, dan jamur ditemukan dalam jumlah banyak ketika masker dipakai dalam waktu lama.

Eksperimen tersebut melibatkan masker sekali pakai dan masker yang dapat digunakan kembali, dipakai selama enam jam dan 12 jam untuk tujuan perbandingan.

Mereka kemudian diuji untuk melihat jumlah total bakteri, ragi dan jamur, serta Staphylococcus aureus, yang umumnya terkait dengan infeksi kulit, dan Pseudomonas aeruginosa, yang terkait dengan ruam.

Masker yang bisa dipakai lagi umumnya mengandung lebih banyak mikroba daripada yang sekali pakai.

"Mengingat kita dikelilingi oleh mikroba di lingkungan dan bahkan di dalam sistem pencernaan kita (mulut dan usus), tidak jarang ditemukan mikroba pada masker," kata Profesor William Chen, direktur program Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Teknologi Nanyang, kepada Strait Times.

Sementara itu Dr John Common, peneliti utama di Skin Research Institute of Singapore, di Agency for Science, Technology and Research, mengatakan S. aureus dapat menghasilkan sejumlah racun yang terkadang merugikan manusia.

Bakteri ini diklasifikasikan sebagai pathobiont, yang berarti dapat menyebabkan kerusakan pada kondisi tertentu, meskipun bakteri tersebut dapat ditemukan secara umum pada orang sehat.

Penggunaan lebih dari 6 jam

Eksperimen tersebut menemukan masker yang dipakai dalam periode yang lama memiliki jumlah bakteri dan jamur lebih banyak sehingga meningkatkan risiko seseorang menjadi sakit.

Bakteri semacam itu, yang hidup di kulit yang sehat, dapat tumbuh hingga tingkat yang tinggi pada masker kotor dan menyebabkan penyakit.

"Pada tingkat rendah, sistem kekebalan Anda menjaga mereka tetap terkendali, tetapi pada tingkat yang tinggi, hal itu dapat menyebabkan reaksi alergi ringan hingga parah, masalah pernapasan, dan bahkan infeksi hidung," kata Dr John Chen, asisten profesor di departemen mikrobiologi dan imunologi di National University of Singapore.

Karena sulit untuk memastikan apakah ada bakteri berbahaya yang ada pada masker, disarankan bagi orang untuk sering mencuci masker, atau menggantinya sesering mungkin.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Covid Mengganas, Warga Diminta Pakai Masker Bedah, Bukan Kain


(dru)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading