Usai European Super League, Fans Liverpool Serukan #FSGOut

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
21 April 2021 13:45
kekalahan liverpool
Juergen Klopp, Manajer Liverpool (REUTERS/Kai Pfaffenbach)

Sepertinya rezim FSG di Liverpool baik-baik saja bukan? Buktinya trofi terus berdatangan?

Well, tidak juga. FSG pun pernah melakukan 'dosa'.

FSG berencana menaikkan harga tiket masuk Stadion Anfield untuk kategori tibun utama (main stand) dari GBP 59 (Rp 1,2 juta) menjadi GBP 77 (Rp 1,56 juta) pada musim 2016/2017. Suporter menolak rencana ini dan sekitar 10.000 orang melakukan aksi walk-out pada menit ke-77 di pertandingan melawan Sunderland.

Fans menang. Manajemen klub akhirnya membatalkan rencana itu dan meminta maaf.

"Atas nama seluruh pihak di Fenway Sports Group dan Liverpool FC, kami meminta maaf atas kekisruhan akibat rencana harga tiket untuk musim 2016/2017.

"Kami sangat resah dengan persepsi bahwa kami bertiga tidak peduli terhadap fans, kami serakah, dan kami mencoba mendapat keuntungan pribadi mengatasnamakan klub. Itu semua tidak benar," sebut surat terbuka yang ditandatangani Henry, Tom Werner (Chairman Liverpool), dan Mike Gordon (Presiden FSG).

Kini FSG berulah lagi. Akhir pekan lalu, FSG membawa Liverpool untuk ikut serta dalam Liga Super Eropa alias European Super League (ESL).

Liverpool menjadi salah satu dari 12 klub pendiri ESL. Sebelas klub lainnya adalah Manchester United, Manchester City, Arsenal, Chelsea, dan Tottenham Hotspur dari Inggris, Juventus, AC Milan, dan Inter Milan dari Italia, serta Real Madrid, Atletico Madrid, dan Barcelona dari Spanyol.

Mereka berencana membentuk liga tandingan untuk menggantikan Liga Champions yang dinaungi Federasi Sepakbola Eropa (UEFA). Berikut adalah format kompetisi ESL:

  • Ada 20 klub yang berpartisipasi dengan 15 klub pendiri dan lima klub lain ditentukan berdasarkan pencapaian musim sebelumnya.
  • Pertandingan digelar pada tengah pekan sehingga klub masih bisa berkompetisi di liga dalam negeri.
  • Kompetisi rencananya dimulai pada Agustus 2021 dengan 20 klub dibagi menjadi dua grup. Setiap klub bermain kandang-tandang dan tiga tim teratas di setiap grup berhak maju ke babak perempatfinal. Klub yang menempati urutan empat dan lima di setiap grup diadu melalui playoff untuk mengisi tempat di perempatfinal. Setiap tim kembali bermain kandang-tandang dan final rencananya berlangsung pada Mei 2022 di tempat netral.

"Pembentukan Liga Super bertepatan dengan momentum pandemi global yang menyebabkan instabilitas keuangan klub. Pandemi menunjukkan bahwa dibutuhkan visi yang strategis dan peningkatan kualitas serta intensitas kompetisi antar-klub sehingga mendorong sebuah format di mana klub papan atas bertemu secara reguler.

"Dibutuhkan pula sebuah pendekatan komersial yang berkelanjutan untuk meningkatkan keuntungan setiap pemangku kepentingan. Klub pendiri meyakini bahwa solusi ini tidak merusak fundamental klub dan tetap mendukung sumber daya keuangan bagi keseluruhan piramida kompetisi sepakbola," sebut keterangan resmi di situs klub Liverpool.

Tidak cuma mau mencari intensitas kompetisi, FSG ditengarai ingin menyerok cuan dari ESL. Mengutip The Guardian, para perserta ESL dijanjikan 'uang partisipasi' yang berkisar antara EUR 200 juta (Rp 3,49 triliun) hingga EUR 300 juta (Rp 5,24 triliun). Sementara sang juara digosipkan bakal 'ditabok' EUR 400 juta (Rp 6,99 triliun). Uang ini datang dari bohir yang bernama JPMorgan, bank investasi asal AS.

Halaman Selanjutnya --> ESL Karam, Tapi FSG Tak Termaafkan

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular