Viral 'Cybersex', Behubungan Intim Secara Online, Bisa?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
18 March 2021 14:25
Romantic Happy couple in bed enjoying sensual foreplay.
Foto: Ilustrasi (Designed by jcomp / Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Teknologi yang semakin berkembang selama pandemi memunculkan banyak penemuan unik. Berkat teknologi, muncul istilah cybersex (seks di dunia maya).

Ini dapat didefinisikan sebagai sub kategori aktivitas seksual online. Di mana internet digunakan untuk aktivitas yang memuaskan secara seksual.

Perancang Angelina Aleksandrovich mengatakan minat masyarakat terhadap cybersex melonjak tinggi berkat pandemi Covid-19. Ini karena paksaan untuk tetap berada di dalam rumah membuat sebagian warga tidak bisa dapat mencari keintiman dengan cara yang biasa.

Aleksandrovich dibantu Raspberry Dream Labs akhirnya mencoba menciptakan pengalaman cybersex multi-indera. Ini memungkinkan orang menikmati momen intim bersama bahkan ketika mereka tidak berada di tempat yang sama.

"Karena Covid, banyak orang memahami bagaimana kita dapat menggunakan teknologi dan realitas virtual dengan cara yang menarik dan meluas," kata Aleksandrovich, dikutip dari Reuters, dikutip Kamis (1/3/2021).

Aleksandrovich mengatakan, selama manusia dengan senang hati mengizinkan teknologi masuk ke banyak aspek kehidupan sehari-hari, munculnya cybersex juga tidak akan terelakan.

Dengan cybersex, penggunaan konsol realitas virtual (VR), kini dapat menjadi alat yang digunakan untuk mendapatkan pengalaman keintiman. Padahal dulu alat ini hanya dianggap mainan para gamer,

Melansir laman yang sama, hal ini juga sudah diuji di unit industri di London bagian utara, Inggris. Dua relawan mendemonstrasikan pengalaman prototipe yang menggabungkan VR, augmented reality dan bahkan bau, yang muncul melalui kerah yang dikenakan di leher, set kepala, dan sensor genggam.

Para relawan melihat satu sama lain sebagai garis bentuk manusia melalui headset mereka. Ini dapat membelai satu sama lain tanpa pernah benar-benar menyentuhnya.

Menurut Aleksandrovich, pengalaman tersebut melibatkan stimulator haptik yang ditempatkan di atas zona sensitif.  "Saya menyukainya, ini sebuah pengalaman," kata sukarelawan Victoria Gillett saat ditanya pendapatnya tentang pengalamannya.

Hal senada juga dikatakan sukarelawan lain. "Ada begitu banyak hal yang terjadi dan perlu beberapa saat untuk mengambil semuanya. Ketika selesai, saya sepertinya belum siap," ujar Aaron Vandeyar.

Sebuah laporan pada tahun 2019 oleh firma riset pasar Amerika Serikat (as), Arizton, mengatakan pasar global untuk produk kesehatan seksual diperkirakan akan mencapai sekitar US$ 39 miliar pada tahun 2024.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terungkap! Ternyata Ini Alasan Karyawan Lebih Suka WFH

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular