
Travelers, Ini Tips Aman Liburan di Tengah Pandemi Covid-19

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah gelombang baru kasus Covid-19 di Amerika Serikat (AS), Eropa, dan banyak negara di dunia, masyarakat tetap mempersiapkan diri untuk liburan di akhir 2020. Berdasarkan survei yang dilakukan aplikasi travel booking, Hopper, sebanyak 39% warga AS berniat liburan saat musim libur mendatang.
Diperkirakan hampir 130 juta orang akan berlalu lalang di seluruh AS sebelum tahun baru untuk berwisata. Tren liburan akhir tahun juga tidak hanya terjadi di AS, melainkan juga di negara lainnya seperti Indonesia yang siap menyambut libur panjang bulan depan.
Lalu bagaimana agar liburan anda tetap aman, berikut tips dari dokter dilansir dari CNBC International:
1. Sebelum meninggalkan rumah, pastikan siapa saja yang ikut berkumpul
Penting memahami orang-orang yang memiliki faktor risiko yang dapat ditoleransi keluarga, misalnya dari sisi usia dan riwayat kesehatan.
"Keluarga yang lebih muda dengan semua anggota yang sehat dan tidak dikenali, faktor risiko yang lebih tinggi dapat menerima risiko yang sedikit lebih tinggi daripada keluarga multigenerasi di mana beberapa anggota yang lebih tua memiliki penyakit kronis," kata Mantan Dokter Gedung Putih William Lang.
Anak muda yang berencana berkumpul di rumah bersama yang lanjut usia seperti orang tua, hingga kakek nenek perlu sangat berhati-hati. Sayangnya, tahun ini memang bukan waktu yang tepat untuk liburan bertemu antar keluarga besar dari tempat yang jauh.
2. Karantina mandiri sebelum perjalanan
Satu-satunya cara untuk menghilangkan risiko adalah karantina ketat selama 14 hari. Lang mengakui hal ini akan sulit untuk diterapkan pada sebagian besar keluarga, terutama dewasa muda.
Namun dia menekankan orang dewasa muda paling tidak harus meminimalkan aktivitas sosial, seperti berkumpul di bar atau tempat lain dalam 10 hari sebelum pulang.
3. Jika memungkinkan, pilih transportasi paling aman
Profesor Epidemiologi UCLA Fielding School of Public Health Anner Rimoinn mengatakan data menunjukkan bahwa perjalanan udara membawa risiko minimal tertular virus corona, terbang "lebih dari sekadar duduk di pesawat."
Hal ini disebabkan karena seseorang harus melalui serangkaian keamanan dan menunggu dia area duduk dan antrean untuk naik, dan menggunakan kamar mandi umum. "Anda juga tidak dapat mengontrol dengan siapa Anda duduk, yang juga menentukan risiko Anda," katanya.
4. Karantina setelah kedatangan ke destinasi wisata
Lang menyarankan untuk mengurangi risiko, tunggulah lima hari sebelum berinteraksi dengan lingkungan keluarga.Langkah ini penting untuk "mengurangi risiko infeksi yang tidak dikenali sekitar 50%," katanya.
"Dan jika Anda menambahkan tes untuk itu - pada akhir lima hari - Anda dapat mengurangi risiko sekitar 25% lagi."
Hijano memperingatkan bahwa tes Covid-19 yang negatif tidak boleh dianggap sebagai "jaminan yang aman bahwa Anda tidak sakit". Dia merekomendasikan individu harus melakukan karantina pada saat kedatangan hanya jika mereka merasa telah terpapar virus, dalam hal ini "Anda harus segera membatalkan perjalanan".
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Intip Geliat Industri Biji Kopi Bertahan Saat Pandemi Corona
