Ibu-ibu Diminta Jangan Hamil Selama 2 Tahun, Kenapa?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
03 July 2020 12:24
Ilustrasi Wanita Hamil (Freepik)
Foto: Ilustrasi Wanita Hamil (Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dokter kandungan terkemuka bernama Glen Mola menyarankan perempuan di negara Papua Nugini (Papua New Guinea) untuk tidak hamil hingga dua tahun mendatang, atau sampai pandemi virus corona (Covid-19) berlalu.

Salah satu profesor kebidanan dan kandungan di Universitas Papua Nugini ini juga menyatakan kekhawatiran penularan Covid-19 telah membuat ibu hamil enggan berkunjung dan memeriksakan diri ke rumah sakit, mengakibatkan kematian setidaknya satu bayi di negara tersebut.

Mola mengutip contoh kasus seorang perempuan hamil berusia 20 tahun yang kehilangan bayinya dan menjadi buta setelah berulang kali menolak perawatan setelah meninggalkan rumah sakit selama empat minggu. Hal itu terjadi ketika negara tersebut di lockdown.



"Jelas ia memiliki preeklampsia selama empat minggu sebelumnya, dan sekarang mengalami komplikasi yang menyebabkan saraf mata dan kerusakan otak," kata Mola, sebagaimana dikutip dari The Guardian.

"Kebutaannya cenderung permanen. Bayinya juga meninggal karena pre-eklampsia. Jadi ketakutan terhadap Covid-19 telah menyebabkannya menjadi buta secara permanen dan juga kematian bayinya," katanya.

Dampak aturan penguncian di negara tersebut, kata Mola, juga membuat perawat memulangkan perempuan hamil ketika mereka datang ke klinik antenatal untuk pemeriksaan kehamilan, dan bahkan ketika wanita hamil telah dirujuk ke rumah sakit.

Papua Nugini memang baru memiliki 11 kasus terjangkit tanpa ada kematian, dan sejauh ini dapat lolos dari pandemi global terburuk. Papua Nugini juga belum melaporkan kasus Covid-19 baru selama lebih dari satu minggu.

Namun, Perdana Menteri Papua Nugini James Marape menyatakan rendahnya tingkat penularan masyarakat tidak boleh membuat masyarakat lengah dan merasa aman.

"Anda melihat di sisi lain [perbatasan], orang Melanesia seperti kita sedang terinfeksi atau sekarang [ditemukan] Covid-19 positif. Kita tidak boleh gegabah," katanya.

Selain itu juga ada kekhawatiran infrastruktur kesehatan masyarakat yang terbatas di negara itu dapat dengan kewalahan dalam menghadapi wabah yang tidak terkendali. Para ahli kesehatan juga sedang mencari tahu apakah ada kasus infeksi yang tidak dilaporkan di negara itu.

Setidaknya sudah ada sepuluh ribu orang diuji di seluruh negeri, dengan tes difokuskan di provinsi-provinsi di mana ada kasus yang dikonfirmasi, termasuk Port Moresby. Kantor pengendali keadaan darurat Papua Nugini juga mengatakan sekitar 300 orang di seluruh negeri ditemukan memiliki antibodi Covid-19.

Papua Nugini juga dikabarkan mampu menyediakan alat pelindung diri dan alat uji yang disumbangkan oleh China, Australia, dan Selandia Baru bagi petugas kesehatan.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kalem! Ini yang Harus Dilakukan Bila Tertular Covid Omicron

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular