PSBB Transisi, IDI Sebut Sekolah Masih Bahaya untuk Siswa

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
05 June 2020 17:39
Workers wearing protective gear disinfect as a precaution against the new coronavirus in a class at a high school in Busan, South Korea, Saturday, May 30, 2020. (Jo Jung-ho/Yonhap via AP)
Foto: AP/Jo Jung-ho
Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Satgas Covid-19 IDI, Prof. dr. Zoebairi Djoerban menegaskan jika sekolah yang akan terakhir dibuka setelah kebijakan PSBB berakhir, sebagaimana disampaikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

"Kalau ada di ruangan tertentu cukup lama (siswa) berbahaya apalagi usia remaja, khawatir terjadi kluster baru," ujarnya saat webinar "Strategi Menghadapi Era Normal Baru" di Jakarta, Jumat (5/6/2020).

Apalagi menurutnya, meskipun sudah dilakukan pelonggaran PSBB, jumlah kasus positif khususnya di Jakarta masih terus ada tambahan. Berdasarkan catatan, pada 29 Mei bertambah 124 kasus dan hingga 2 Juni masih ada tambahan 76 kasus.

Menurutnya, bagi orang yang telah sembuh ada kemungkinan bisa tertular lagi. Dia mengatakan, ada kasus dimana pasien dinyatakan sembuh kemudian sakit lalu meninggal.




"Kemungkinan pertama belum sembuh benar. Negatif, sebetulnya masih bisa ada virusnya. Tes yang lewat tenggorokan atau hidung itu tak 100% deteksi," ujarnya lagi.


Dia juga berujar, bisa saja orang tersebut terpapar virus lagi tapi dengan tipe terbaru. Sebab menurutnya ada yang memiliki antibodi kuat ada pula yang tidak.

Sekretaris Jenderal PMI Sudirman Said juga membenarkan hal tersebut. Berbahaya bagi anak sekolah jika tetap harus berkegiatan ke sekolah. Meskipun ruangan kelas dibatasi jumlah setiap siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar.

"Beresiko anak-anak masuk saat seperti ini, tak semua nyaman naik kendaraan umum sehingga rutenya tak terkontrol," pungkasnya.

[Gambas:Video CNBC]






(gus/gus) Next Article Swiss Punya Sekolah Termahal di Dunia, Apa Saja Fasilitasnya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular