Inspiratif! Kisah Anak Warren Buffet Habiskan Warisan Rp2,9 T

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
08 May 2020 13:28
Musician and composer Peter Buffet, son of Warren Buffet, leaves a session at the Sun Valley Inn for the 2011 Allen and Co. Sun Valley Conference, Wednesday, July 6, 2011, in Sun Valley, Idaho (AP Photo/Julie Jacobson)
Foto: Peter Buffet (AP Photo/Julie Jacobson)
Jakarta, CNBC Indonesia - Peter Buffet, putra dari Warren Buffett, menerima warisan senilai US$ 90 ribu atau setara Rp 1,3 M dari kakeknya pada 1977. Saat itu, ia masih berusia 19 tahun.

"Saat itu mestinya saya tidak mengharapkan apa-apa lagi," kata Peter, yang merupakan seorang musisi dan filantropis yang ia tulis di memoirnya, seperti dikutip dari CNBC Internasional, Jumat (8/5/2020).

Perlu dicatat, uang itu adalah duit pribadi yang ia terima dari warisan kakeknya. Tapi, ia dan saudara-saudaranya juga mengelola duit lebih banyak untuk mengurus kegiatan amal sang ayah.


Punya duit segitu banyak saat remaja, apa yang dilakukan Peter?


Peter mengaku ia memetik pengalaman dari kedua kakaknya yang menggunakan uang dan menghabiskan dalam waktu singkat. "Jadi saya tidak mengikuti jalan tersebut," jelasnya. 



Pada saat Peter menerima warisannya, dia memutuskan untuk mengejar mimpinya menjadi seorang musisi.  Jadi dia menjual sahamnya dan menggunakan uang tersebut untuk membeli waktu yang diperlukan untuk mencari tahu apakah dia benar-benar ada di bidang musik.

Langkah pertamanya adalah keluar dari Universitas Stanford.  Meskipun Peter mengakui bahwa dia tidak memiliki petunjuk tentang bagaimana ia menjadi seorang musisi profesional, dia menyadari itu tidak akan terjadi dengan mengambil semua uangnya.

Peter pun kemudian menyusun anggaran dan pindah ke San Francisco dengan hidup sangat hemat di sebuah apartemen kecil. Dia ingat, pemborosan satu-satunya adalah memperbarui dan memperluas ruang peralatan rekaman. 

Dia bekerja untuk menyempurnakan keahliannya, baik sebagai pianis maupun produser musik.  Dia menulis lagu dan bereksperimen dengan suara dan teknik rekaman.  

Anak bungsu Warren Buffet ini juga memasang iklan baris di San Francisco Chronicle. Dia melakukan pekerjaan yang tidak dibayar.

Akhirnya, Peter mencapai karier musik yang sukses seperti yang diharapkan.  Tetapi terobosan besarnya tidak datang dari koneksi melalui ayahnya. 

Kisahnya dimulai suatu hari ketika dia sedang mencuci mobil tua jeleknya, dan seorang tetangga yang sering dia lihat berhenti untuk bertanya apa yang dia lakukan untuk mencari uang.

"Saya mengatakan kepadanya bahwa saya adalah seorang komposer yang kesulitan," kenang Peter dalam bukunya Life Is What You Make It.  

Tetangga itu kemudian memperkenalkannya kepada menantunya, seorang animator yang membutuhkan nada iklan untuk saluran kabel yang baru dikonsep.  Saluran itu ternyata menjadi fenomena budaya pada 1980-an yakni MTV.

Pada usia 62 tahun, Peter telah merilis lebih dari selusin album studio, sebagian besar di zaman baru dan kategori musik ambient.  Dia juga mengerjakan skor film Barat Dances with Wolves.

Mengapa waktu bisa menjadi investasi terbesar dari semuanya?

Jika melihat ke belakang, Peter mengatakan ada jalan lain yang bisa diambilnya. Bagaimana tidak, lulusan dari perguruan tinggi dapat menemukan pekerjaan tetap yang bergaji tinggi  atau mungkin di perusahaan ayahnya sambil membiarkan warisan sahamnya tak tersentuh agar bertambah nilainya.

Menurut perhitungan CNBC, US$ 90.000 saham Berkshire Hathaway pada tahun 1977 akan bernilai lebih dari US$ 200 juta (Rp 2,9 triliun) pada tanggal 6 Mei 2020, dengan total return lebih dari 250.000%.

"Tapi saya tidak membuat pilihan itu dan saya tidak menyesalinya. Saya menggunakan tabungan saya untuk membeli sesuatu yang jauh lebih berharga daripada uang. Saya menggunakannya untuk membeli waktu," tulis Peter.  

Dan waktu itu memungkinkan dia untuk menemukan kesuksesan dalam melakukan pekerjaan yang dia sukai. Di awal masa kecilnya, Peter belajar pelajaran yang sangat penting tentang etika kerja.  

Titik kerja, ayahnya mengajarinya bukan untuk menghasilkan uang sebanyak mungkin. Melainkan, melakukan sesuatu yang Anda sukai, sesuatu yang membuat Anda senang dari bangun pagi hingga tidur setiap hari.

 "Saya sangat sadar bahwa (warisan saya) lebih dari yang diterima oleh kebanyakan anak muda untuk membantu mereka memulai kehidupan. Memiliki uang itu adalah hak istimewa," kata dia.



[Gambas:Video CNBC]




(gus) Next Article Rumah Warren Buffett Cuma Rp 3 M, Raffi Ahmad Rp 18 M!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular