Waspada! Hasil Rapid Tes Negatif Tak Berarti Bebas Corona

Rahajeng Kusumo, CNBC Indonesia
22 March 2020 20:43
Jika hasil rapid tes negatif, bukan berarti bebas corona. Masih perlu tes selanjutnya dan social distancing biar aman
Foto: Infografis/Alert! WHO Resmi Tetapkan Corona Sebagai “Pandemi”/Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah tengah gencar melakukan identifikasi pasien yang terkena COVID-19 atau virus corona. Pengetesan dilakukan dengan metode rapid test yang dipesan sebanyak 1 juta test kit, dan kini sudah tiba 150 ribu.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menegaskan nantinya apabila seseorang dinyatakan negatif dari hasil tes tersebut  yang negatif bukan berarti aman dan dinyatakan tak kena covid-19.

Orang tersebut akan tetap disarankan melakukan isolasi mandiri dalam jangka waktu yang ditentukan.

"Kalau negatif bukan berarti tidak terkena, karena rapid test basisnya melihat infeksi dalam darah dari COVID-19, kalau masih di bawah 7 hari maka belum muncul respons meski sudah ada infeksi," kata Yurianto, Minggu (22/03/2020).



Kemudian 7 hari kemudian akan dilakukan tes berikutnya, jika hasilnya negatif lagi pun tidak menjadi alasan berhenti melakukan social distancing.

"Kalau 2 kali periksa negatif, kami meyakini saat ini sedang tidak terinfeksi tapi tetap bisa terinfeksi apabila tidak social distancing," katanya.

Selain itu pemerintah juga upaya untuk menyediakan sarana pengobatan dan medis yang memadai terus dioptimalkan sampai saat ini. Yurianto mengatakan bahkan kini terdapat satu hotel swasta yang didedikasikan untuk ruang isolasi pasien COVID-19.

"Ada satu hotel pihak swasta didedikasikan untuk isolasi dalam jumlah besar," kata Yurianto.

Jumlah kasus positif corona di Indonesia per 22 Maret 2020 bertambah 64 kasus positif baru. Sehingga total kasus positif corona di Indonesia mencapai 514 kasus positif corona.

Selain itu ada penambahan pasien yang sudah sembuh sebanyak sembilan orang, sehingga total yang sudah sembuh sebanyak 29 orang. Namun terdapat juga penambahan yang meninggal sebanyak 10 orang.

"Meninggal jadi sebanyak 48 orang, semua datanya sudah didistribusikan dan diberikan ke pemerintah provinsi," kata Yurianto.

Jumlah ini naik ketimbang data per kemarin 21 Maret di mana kasus positif sebanyak 450 orang, sembuh 20 orang, dan meninggal 38 orang.

Yuri kembali menekankan pentingnya social distancing atau menjaga jarak kepada masyarakat dan saling mengingatkan serta saling mengawasi.

[Gambas:Video CNBC]




(gus/gus) Next Article Kalem! Ini yang Harus Dilakukan Bila Tertular Covid Omicron

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular