
WHO Revisi Naik Tingkat Kematian akibat Corona Jadi 3,4 %
Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
04 March 2020 08:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Para pejabat kesehatan dunia (WHO) mengatakan pada hari Selasa bahwa tingkat kematian untuk COVID-19 mencapai 3,4% secara global. Angka itu lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya yakni sekitar 2%.
"Secara global, sekitar 3,4% dari COVID-19 kasus yang dilaporkan telah meninggal," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus saat konferensi pers di kantor pusat badan tersebut di Jenewa dikutip dari CNBC International, Rabu (4/3/2020).
WHO pekan lalu pun mengatakan bahwa tingkat kematian COVID-19 dapat berbeda, mulai dari 0,7% hingga 4%, tergantung pada kualitas sistem perawatan kesehatan tempat ia dirawat. Pada awal wabah menjalar, para ilmuwan menyimpulkan tingkat kematian sekitar 2,3%.
Para pejabat WHO mengatakan mereka tidak tahu bagaimana karakter COVID-19, sebab itu tidak seperti influenza. Mereka menambahkan bahwa sementara banyak yang diketahui tentang flu musiman, seperti bagaimana penularannya dan perawatan apa yang bekerja untuk menekan penyakit, informasi yang sama masih dipertanyakan ketika menyangkut virus corona.
"Ini adalah virus unik, dengan fitur unik. Virus ini bukan influenza. Kami berada di wilayah yang belum dipetakan," kata Tedros, Senin (2/3/2020).
Dr. Mike Ryan, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, mengatakan pada hari Senin bahwa virus corona tidak mentransmisikan cara yang sama persis seperti flu. Sehingga WHO telah diberi secercah cahaya yang dapat dikandung virus mematikan itu.
"Di sini kita memiliki penyakit yang tidak memiliki vaksin, tidak ada pengobatan, kita tidak sepenuhnya memahami penularan, kita tidak sepenuhnya memahami angka kematian kasus, tetapi yang benar-benar kita dambakan adalah bahwa tidak seperti influenza, di mana negara-negara telah berjuang kembali, di mana mereka telah menempatkan langkah-langkah yang kuat, dan kami telah melihat bahwa virus ini sangat ditekan," kata Ryan.
Tingkat kematian karena flu biasa adalah 1% dari mereka yang terinfeksi. Sedangkan pada SARS, 9,5%.
Virus yang berasal dari Wuhan, provinsi Hubei di China sejak Desember 2019 ini sudah menjalar ke 77 negara, termasuk Indonesia. Berdasarkan data arcGis by John Hopkins CSSE pada Rabu (4/3/2020) pukul 6:30 WIB, hingga kini sudah ada 92.821 kasus terkonfirmasi, dengan kasus kematian sebanyak 3.160, serta berhasil sembuh sebanyak 48.226 kasus.
(sef/sef) Next Article Begini Kondisi Kasus Covid di Indonesia setelah PPKM Dicabut
"Secara global, sekitar 3,4% dari COVID-19 kasus yang dilaporkan telah meninggal," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus saat konferensi pers di kantor pusat badan tersebut di Jenewa dikutip dari CNBC International, Rabu (4/3/2020).
Para pejabat WHO mengatakan mereka tidak tahu bagaimana karakter COVID-19, sebab itu tidak seperti influenza. Mereka menambahkan bahwa sementara banyak yang diketahui tentang flu musiman, seperti bagaimana penularannya dan perawatan apa yang bekerja untuk menekan penyakit, informasi yang sama masih dipertanyakan ketika menyangkut virus corona.
"Ini adalah virus unik, dengan fitur unik. Virus ini bukan influenza. Kami berada di wilayah yang belum dipetakan," kata Tedros, Senin (2/3/2020).
Dr. Mike Ryan, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, mengatakan pada hari Senin bahwa virus corona tidak mentransmisikan cara yang sama persis seperti flu. Sehingga WHO telah diberi secercah cahaya yang dapat dikandung virus mematikan itu.
"Di sini kita memiliki penyakit yang tidak memiliki vaksin, tidak ada pengobatan, kita tidak sepenuhnya memahami penularan, kita tidak sepenuhnya memahami angka kematian kasus, tetapi yang benar-benar kita dambakan adalah bahwa tidak seperti influenza, di mana negara-negara telah berjuang kembali, di mana mereka telah menempatkan langkah-langkah yang kuat, dan kami telah melihat bahwa virus ini sangat ditekan," kata Ryan.
Tingkat kematian karena flu biasa adalah 1% dari mereka yang terinfeksi. Sedangkan pada SARS, 9,5%.
Virus yang berasal dari Wuhan, provinsi Hubei di China sejak Desember 2019 ini sudah menjalar ke 77 negara, termasuk Indonesia. Berdasarkan data arcGis by John Hopkins CSSE pada Rabu (4/3/2020) pukul 6:30 WIB, hingga kini sudah ada 92.821 kasus terkonfirmasi, dengan kasus kematian sebanyak 3.160, serta berhasil sembuh sebanyak 48.226 kasus.
(sef/sef) Next Article Begini Kondisi Kasus Covid di Indonesia setelah PPKM Dicabut
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular