
Mothercare - Forever 21 Cs Bangkrut, Bisakah Bertahan di RI?
Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
20 January 2020 12:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Masih di awal tahun, tanda lesunya penjualan ritel sudah terlihat jelas. Beberapa gerai ternama di dunia dikabarkan tutup, seperti salah satunya yang terjadi pada gerai perlengkapan bayi Mothercare.
Melansir dari The Sun, Mothercare menutup gerai-gerainya yang tersisa untuk terakhir kali pada hari Minggu lalu, 12 Januari 2020. Sebelumnya, Mother Care telah menutup sebanyak 79 gerai mereka yang berada di Inggris sejak November 2019.
Salah satu penyebab tutupnya gerai pakaian anak ini karena bisnis yang lesu sepanjang 2019 lalu, diketahui Mothercare mencetak kerugian hampir 36,3 juta Poundsterling. Mereka menuding lesunya penjualan karena maraknya situs belanja online dan juga persaingan makin ketat dengan pasar alternatif yang lebih murah.
Sebelum tutup, Mothercare diskon habis-habisan stok yang tersisa hingga 80% sejak akhir tahun lalu. Mothercare sendiri diketahui memiliki hampir 1000 gerai yang tersebar di 40 negara di seluruh dunia.
Lantas bagaimana dengan bisnis Mothercare di Indonesia? Dikabarkan penutupan gerai Mothercare di Inggris tidak memiliki dampak bagi gerai Indonesia.
Manoj Bharwani selaku Co-Founder & Managing Director Kanmo Group, yang memegang merk ini di Indonesia, mengatakan bahwa Indonesia merupakan organisasi terpisah dengan hak eksklusif dalam mengoperasikan Mothercare di Indonesia.
"Baru-baru ini kami mengoperasikan 47 gerai di 16 kota dan berencana untuk membuka 5 gerai lagi di tahun 2020," kata Manoj.
Menurutnya baik online maupun offline, pencapaian penjualan semakin kuat setiap tahunnya. Bahkan perusahaan telah membuka Mothercare terbesar di Asia Tenggara di sebuah mall di wilayah Jakarta Pusat.
Tidak hanya Mothercare, tahun 2019 toko alas kaki ternama Payless juga tutup sekitar 2.500 toko. Payless mengajukan kepailitan pada Februari dan mengatakan berencana menutup 2.500 tokonya di Amerika Serikat. Ini menjadi likuidasi ritel terbesar dalam sejarah.
Kendati demikian, bangkrutnya Payless di kandang mereka tak lantas membuat Payless Indonesia gulung tikar. Ratih Darmawan Gianda selaku Corporate Secretary,Investor Relation & Media Relation Head PT. Map Active Adiperkasa Tbk (MAA) mengatakan bahwa tak ada pengaruh bagi Payless Indonesia.
"Pertama itu sebenarnya secara operasional kita kan terpisah Amerika Serikat dan Indonesia. Jadi buat kita so far , oke aja store nya," kata Ratih kepada CNBC Indonesia, Rabu (20/2/2019).
Terakhir, kini gerai fesyen Forever 21 yang
menutup 178 gerai yang ada di Amerika Serikat. Ritel ini sebelumnya telah mengajukan pailit akibat terlilit utang dan turunnya daya beli masyarakat pada bulan September 2019. Secara total akan ada 350 toko yang ditutup secara global, di 40 negara.
Berbicara soal penutupan, Rhena, Marketing Forever 21 pun membenarkan bahwa tidak ada penutupan tapi hanya ada down size dari kedua gerai yakni Forever 21 di Lippo Mal Puri dan Grand Indonesia.
Dan untuk hal lebih lanjut pihak Forever 21 Indonesia juga tak bisa berkomentar banyak karena semua kebijakan ada management di AS. "Iya betul ada down size. Untuk hal lainnya kami akan bantu untuk jawab tapi management memilih untuk dari pusat di AS," papar dia.
(gus)
Melansir dari The Sun, Mothercare menutup gerai-gerainya yang tersisa untuk terakhir kali pada hari Minggu lalu, 12 Januari 2020. Sebelumnya, Mother Care telah menutup sebanyak 79 gerai mereka yang berada di Inggris sejak November 2019.
Salah satu penyebab tutupnya gerai pakaian anak ini karena bisnis yang lesu sepanjang 2019 lalu, diketahui Mothercare mencetak kerugian hampir 36,3 juta Poundsterling. Mereka menuding lesunya penjualan karena maraknya situs belanja online dan juga persaingan makin ketat dengan pasar alternatif yang lebih murah.
Lantas bagaimana dengan bisnis Mothercare di Indonesia? Dikabarkan penutupan gerai Mothercare di Inggris tidak memiliki dampak bagi gerai Indonesia.
Manoj Bharwani selaku Co-Founder & Managing Director Kanmo Group, yang memegang merk ini di Indonesia, mengatakan bahwa Indonesia merupakan organisasi terpisah dengan hak eksklusif dalam mengoperasikan Mothercare di Indonesia.
"Baru-baru ini kami mengoperasikan 47 gerai di 16 kota dan berencana untuk membuka 5 gerai lagi di tahun 2020," kata Manoj.
Menurutnya baik online maupun offline, pencapaian penjualan semakin kuat setiap tahunnya. Bahkan perusahaan telah membuka Mothercare terbesar di Asia Tenggara di sebuah mall di wilayah Jakarta Pusat.
Tidak hanya Mothercare, tahun 2019 toko alas kaki ternama Payless juga tutup sekitar 2.500 toko. Payless mengajukan kepailitan pada Februari dan mengatakan berencana menutup 2.500 tokonya di Amerika Serikat. Ini menjadi likuidasi ritel terbesar dalam sejarah.
Kendati demikian, bangkrutnya Payless di kandang mereka tak lantas membuat Payless Indonesia gulung tikar. Ratih Darmawan Gianda selaku Corporate Secretary,Investor Relation & Media Relation Head PT. Map Active Adiperkasa Tbk (MAA) mengatakan bahwa tak ada pengaruh bagi Payless Indonesia.
"Pertama itu sebenarnya secara operasional kita kan terpisah Amerika Serikat dan Indonesia. Jadi buat kita so far , oke aja store nya," kata Ratih kepada CNBC Indonesia, Rabu (20/2/2019).
Terakhir, kini gerai fesyen Forever 21 yang
menutup 178 gerai yang ada di Amerika Serikat. Ritel ini sebelumnya telah mengajukan pailit akibat terlilit utang dan turunnya daya beli masyarakat pada bulan September 2019. Secara total akan ada 350 toko yang ditutup secara global, di 40 negara.
Berbicara soal penutupan, Rhena, Marketing Forever 21 pun membenarkan bahwa tidak ada penutupan tapi hanya ada down size dari kedua gerai yakni Forever 21 di Lippo Mal Puri dan Grand Indonesia.
Dan untuk hal lebih lanjut pihak Forever 21 Indonesia juga tak bisa berkomentar banyak karena semua kebijakan ada management di AS. "Iya betul ada down size. Untuk hal lainnya kami akan bantu untuk jawab tapi management memilih untuk dari pusat di AS," papar dia.
(gus)
Most Popular