
Nadiem Makarim Gagas Merdeka Belajar di 2021, Apa Itu?
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
17 January 2020 18:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menjelaskan, bahwa untuk melakukan reformasi pendidikan, dibutuhkan waktu yang lama. Itu kenapa, Nadiem menjadikan sistem Merdeka Belajar sebagai solusi untuk reformasi sistem pendidikan di Indonesia.
Hal itu disampaikan Nadiem saat menjadi pembicara di Indonesia Millennial Summit 2020 di Jakarta Selatan, Jumat (17/1/2020).
"Hampir tidak ada kasus-kasus pendidikan dunia yang bisa direform dan kalau pun berhasil pun butuh waktu 10-15 tahun. Tidak akan tercapai dalam waktu 5 tahun saja," kata Nadiem.
Kendati demikian, Nadiem optimistis pihaknya bisa melakukan lompatan besar lewat sistem pendidikan yang rencananya bakal dilaksanakan pada 2021, yakni melalui Merdeka Belajar.
"Lewat sistem ini, 10% sampai 20% bisa lompat dan harapannya, dari situ akan bisa mempengaruhi para agent of change. Karena reformasi pendidikan gak hanya bisa dilakukan oleh pemerintah. People society harus berpartisipasi, perusahaan-perusahaan harus berpartisipasi," tuturnya.
Dalam merancang Merdeka Belajar itu, kata Nadiem pihaknya sudah melakukan riset selama kurang lebih lima bulan. Dia melakukan wawancara kepada para pakar, guru-guru, kepala sekolah, mahasiswa, dan lain sebagainya.
Dari hasil riset itu, kata Nadiem, pihaknya banyak menemukan perspektif baru, di mana dalam benaknya dahulu, pendidikan bisa diperbaiki dengan melalui insentif, seperti bagaimana pabrik atau start-up bekerja.
Kenyataannya, lanjut Nadiem, cara pemberian insentif dan disinsentif tersebut, menurut dia tidak bisa dilakukan di bidang pendidikan.
"Pendidikan penuh dengan kompleksitas manusia. Tidak bisa dengan approach yang sama. Satu hal yang saya sadari, ternyata banyak sekolah-sekolah yang terbaik, yang justru datang dari sekolah non formal," kata Nadiem.
"Jadi, Merdeka Belajar adalah call to action untuk masyarakat, untuk guru, sekolah, orang tua, agar bisa meredefinisi bagaimana kultur itu berkembang dengan sangat cepat. Untuk merdekakan pendidikan, semuanya harus terlibat," jelas Nadiem.
(gus) Next Article Adik-adik Pelajar, Simak Nih Tips Sukses ala Nadiem Makarim!
Hal itu disampaikan Nadiem saat menjadi pembicara di Indonesia Millennial Summit 2020 di Jakarta Selatan, Jumat (17/1/2020).
"Hampir tidak ada kasus-kasus pendidikan dunia yang bisa direform dan kalau pun berhasil pun butuh waktu 10-15 tahun. Tidak akan tercapai dalam waktu 5 tahun saja," kata Nadiem.
"Lewat sistem ini, 10% sampai 20% bisa lompat dan harapannya, dari situ akan bisa mempengaruhi para agent of change. Karena reformasi pendidikan gak hanya bisa dilakukan oleh pemerintah. People society harus berpartisipasi, perusahaan-perusahaan harus berpartisipasi," tuturnya.
Dalam merancang Merdeka Belajar itu, kata Nadiem pihaknya sudah melakukan riset selama kurang lebih lima bulan. Dia melakukan wawancara kepada para pakar, guru-guru, kepala sekolah, mahasiswa, dan lain sebagainya.
Dari hasil riset itu, kata Nadiem, pihaknya banyak menemukan perspektif baru, di mana dalam benaknya dahulu, pendidikan bisa diperbaiki dengan melalui insentif, seperti bagaimana pabrik atau start-up bekerja.
Kenyataannya, lanjut Nadiem, cara pemberian insentif dan disinsentif tersebut, menurut dia tidak bisa dilakukan di bidang pendidikan.
"Pendidikan penuh dengan kompleksitas manusia. Tidak bisa dengan approach yang sama. Satu hal yang saya sadari, ternyata banyak sekolah-sekolah yang terbaik, yang justru datang dari sekolah non formal," kata Nadiem.
"Jadi, Merdeka Belajar adalah call to action untuk masyarakat, untuk guru, sekolah, orang tua, agar bisa meredefinisi bagaimana kultur itu berkembang dengan sangat cepat. Untuk merdekakan pendidikan, semuanya harus terlibat," jelas Nadiem.
(gus) Next Article Adik-adik Pelajar, Simak Nih Tips Sukses ala Nadiem Makarim!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular