
Kenapa Tiket Konser Kian Mahal, Tapi Tetap Habis Terjual?
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
20 September 2019 19:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tiket konser kini makin meroket, dan bukan hanya orang super kaya yang membayar ribuan dolar untuk menyaksikan aksi terbaik dari barisan depan. Penggemar dari berbagai kalangan juga membayar lebih untuk melihat musisi favorit mereka.
Menurut peneliti Pollstar, harga rata-rata tiket 100 tur paling populer di Amerika naik empat kali lipat selama 20 puluh tahun terakhir, dari kisaran US$ 25,81 (sekitar Rp 300 ribu) pada tahun 1996 menjadi US$ 91,86 (Rp 1 juta) pada tahun ini.
Jika berbarengan dengan pertandingan olahraga dan pertunjukan Broadway, harga tiketnya bisa jauh melampaui inflasi.
Kenaikan harga itu salah satunya dipicu oleh kebutuhan para artis. Ketika pembajakan mengikis penjualan musik, para seniman mulai masif melakukan konser. Musisi seperti Beyonce dan Taylor Swift dapat menghasilkan lebih banyak uang dari konser, dibandingkan dengan penjualan album dalam setahun.
Bahkan seorang fans berat bernama Bex Paul (32) mulai menabung sejak lima tahun lalu hanya untuk menonton konser Pink secara live 11 kali tahun ini. Penduduk asli London itu bepergian ke seluruh Eropa hanya untuk menyaksikan konser Pink.
Saat remaja, Paul pertama kali melihat penyanyi yang bernama asli Alecia Beth Moore pada tahun 2002. Dari sana ia langsung jatuh cinta dengan Pink. Ketika 'Truth About Love Tour' Pink berakhir pada tahun 2014, Paul dan pacarnya membuka rekening dan mulai menabung: £ 100 (lebih dari Rp 1,5 juta) hingga £ 200 (lebih dari Rp 3 juta).
"Kami tidak tahu berapa harga tiketnya," katanya. Padahal untuk penggemar Pink di Inggris, harga tiket sudah naik lebih dari sepuluh kali lipat sejak tahun 2002.
Untuk tur Pink bertajuk 'Beautiful Trauma' tahun ini, Paul dan pacarnya menghabiskan rata-rata US$ 170 (Rp 2 juta lebih) per pertunjukan, dan total lebih dari US$ 7.300 (Rp 120 juta lebih) untuk perjalanan, tiket, dan makanan, menghabiskan uang yang mereka tabung.
"Kami para penggemar super bukan penggemar super kaya," ungkap Paul.
Namun tidak semua musisi mematok harga tinggi untuk pertunjukan mereka. Contohnya penyanyi Ed Sheeran memiliki tur terlaris sepanjang masa dengan biaya kurang dari US$ 100 (Rp 1,4 juta) per tiket, menjadikannya salah satu tur paling top yang termurah. Sheeran bersikeras bahwa acaranya dapat terjangkau oleh semua penggemarnya.
Tapi Sheeran juga menawarkan pertunjukan yang berbeda dari Pink, Beyonce, atau Taylor Swift. Terkadang dia berdiri di atas panggung, sering sendirian, memetik gitar.
Di sisi lain, pada tur terbarunya, Beyonce tampil di depan puluhan musisi yang didandani seperti marching band SMA. Menurut para pakar industri, biaya pemasangan pertunjukan seperti itu meningkat lebih dari dua kali lipat karena para seniman mendorong batas-batas untuk pengalaman menonton langsung ke penggemarnya.
Harga tiket menjadi mahal karena banyak yang ingin mencoba pengalaman VIP, seperti sesi tanda tangan yang dapat dikoleksi, sambil bertemu dan salaman. Duo pasutri Jay-Z dan Beyonce, mematok biaya hampir US$ 2.000 (Rp 28 juta lebih) untuk pengalaman tersebut.
Dikutip dari South China Morning Post, Joe Killian yang menjalankan sebuah perusahaan konsultan media dan mendirikan serangkaian konser di Central Park, New York merasa menyesal pernah tidak perduli pada konser.
"Kami semua meremehkan tiket selama bertahun-tahun. Dengan mematok harga mahal, mereka mengerti bahwa selalu ada orang yang mau dan ingin membayar lebih," tukas Killian.
(gus/gus) Next Article Baru Buka, Tiket Konser Backstreet Boys Jakarta Hampir Ludes!
Menurut peneliti Pollstar, harga rata-rata tiket 100 tur paling populer di Amerika naik empat kali lipat selama 20 puluh tahun terakhir, dari kisaran US$ 25,81 (sekitar Rp 300 ribu) pada tahun 1996 menjadi US$ 91,86 (Rp 1 juta) pada tahun ini.
Kenaikan harga itu salah satunya dipicu oleh kebutuhan para artis. Ketika pembajakan mengikis penjualan musik, para seniman mulai masif melakukan konser. Musisi seperti Beyonce dan Taylor Swift dapat menghasilkan lebih banyak uang dari konser, dibandingkan dengan penjualan album dalam setahun.
Bahkan seorang fans berat bernama Bex Paul (32) mulai menabung sejak lima tahun lalu hanya untuk menonton konser Pink secara live 11 kali tahun ini. Penduduk asli London itu bepergian ke seluruh Eropa hanya untuk menyaksikan konser Pink.
Saat remaja, Paul pertama kali melihat penyanyi yang bernama asli Alecia Beth Moore pada tahun 2002. Dari sana ia langsung jatuh cinta dengan Pink. Ketika 'Truth About Love Tour' Pink berakhir pada tahun 2014, Paul dan pacarnya membuka rekening dan mulai menabung: £ 100 (lebih dari Rp 1,5 juta) hingga £ 200 (lebih dari Rp 3 juta).
![]() |
"Kami tidak tahu berapa harga tiketnya," katanya. Padahal untuk penggemar Pink di Inggris, harga tiket sudah naik lebih dari sepuluh kali lipat sejak tahun 2002.
Untuk tur Pink bertajuk 'Beautiful Trauma' tahun ini, Paul dan pacarnya menghabiskan rata-rata US$ 170 (Rp 2 juta lebih) per pertunjukan, dan total lebih dari US$ 7.300 (Rp 120 juta lebih) untuk perjalanan, tiket, dan makanan, menghabiskan uang yang mereka tabung.
"Kami para penggemar super bukan penggemar super kaya," ungkap Paul.
Namun tidak semua musisi mematok harga tinggi untuk pertunjukan mereka. Contohnya penyanyi Ed Sheeran memiliki tur terlaris sepanjang masa dengan biaya kurang dari US$ 100 (Rp 1,4 juta) per tiket, menjadikannya salah satu tur paling top yang termurah. Sheeran bersikeras bahwa acaranya dapat terjangkau oleh semua penggemarnya.
Tapi Sheeran juga menawarkan pertunjukan yang berbeda dari Pink, Beyonce, atau Taylor Swift. Terkadang dia berdiri di atas panggung, sering sendirian, memetik gitar.
Di sisi lain, pada tur terbarunya, Beyonce tampil di depan puluhan musisi yang didandani seperti marching band SMA. Menurut para pakar industri, biaya pemasangan pertunjukan seperti itu meningkat lebih dari dua kali lipat karena para seniman mendorong batas-batas untuk pengalaman menonton langsung ke penggemarnya.
Harga tiket menjadi mahal karena banyak yang ingin mencoba pengalaman VIP, seperti sesi tanda tangan yang dapat dikoleksi, sambil bertemu dan salaman. Duo pasutri Jay-Z dan Beyonce, mematok biaya hampir US$ 2.000 (Rp 28 juta lebih) untuk pengalaman tersebut.
Dikutip dari South China Morning Post, Joe Killian yang menjalankan sebuah perusahaan konsultan media dan mendirikan serangkaian konser di Central Park, New York merasa menyesal pernah tidak perduli pada konser.
"Kami semua meremehkan tiket selama bertahun-tahun. Dengan mematok harga mahal, mereka mengerti bahwa selalu ada orang yang mau dan ingin membayar lebih," tukas Killian.
(gus/gus) Next Article Baru Buka, Tiket Konser Backstreet Boys Jakarta Hampir Ludes!
Most Popular