Hollywood Gemar Daur Ulang Film, Ini Alasannya

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
29 June 2019 19:48
Penikmat film sepertinya ingin kembali bernostalgia menikmati alur cerita atau konten yang mereka yakini terjamin kualitasnya.
Foto: ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa tahun belakangan ini, industri film Hollywood sedang gencar untuk menyajikan kembali film-film keluaran masa lalu (remake). Bahkan beberapa masuk deretan film yang paling laris di tahun rilisnya, seperti 'Beauty and the Beast (2017)', 'A Star is Born (2018)', 'King Kong', 'I am Legend (2007)', dan masih banyak lagi.

Tahun 2019 pun banyak film buatan ulang yang dinantikan para moviemania, diantaranya 'Pokemon', 'Aladdin', 'Men In Black: International', dan 'The Lion King'. Penikmat film sepertinya ingin kembali bernostalgia menikmati alur cerita atau konten yang mereka yakini terjamin kualitasnya.

Lalu, sebenarnya apa sih alasan para produsen film banyak memilih memproduksi ulang film lama ketimbang membuat film original?

Alasan utamanya ada resiko yang lebih kecil dan jaminan sumber pemasukan. Studio film lebih suka mengambil posisi risk averse.

Ketika menawarkan sebuah film, para produsen menyita rata-rata dua jam waktu penonton dan itu bukan merupakan hal yang mudah.

Produk film remake sudah tidak asing di mata dan telinga penikmat film, terlebih lagi beberapa sudah memiliki penggemar. Hal ini saja sudah memberikan keunggulan dari segi pemasaran.

Akan tetapi, jika judul, alur cerita, atau karakternya tidak asing, maka akan lebih mudah menarik minat penonton.

Selain itu, menurut analis harganya akan cenderung lebih murah karena tidak perlu membayar tim penulis untuk memulai semuanya dari awal, dilansir dari artikel The Washington Post berjudul 'Why film studios really like movie remakes (Kenapa studio film sangat suka membuat film remake).

"Ada titik referensi. Ada konsep yang sudah dibangun", ujar Paul Dergarabedian, analis media senior di perusahaan riset pasar ComScore, dikutip dari The Washington Post.

Paul juga menambahkan bahwa akan lebih mudah untuk menjelaskan konten film remake dan membuatnya lebih unggul saat ditawarkan ke investor.

"Ada cara untuk menggambarkan film dengan cara yang lebih cepat, dan ini adalah daya pikat dari remake. Itu sebabnya, banyak (film) sekuel mendapatkan lampu hijau. Paling tidak di atas kertas, Anda secara teori sudah terdepan", kata Paul.

Namun patut dicatat, meskipun film remake menarik minat karena keberhasilan film original di masa lalu, belum tentu menghasilkan kualitas yang sama bagusnya.

Contoh beberapa film remake yang gagal seperti 'Halloween (2007)', 'Footloose (2011', Robocop (2014). Lebih lanjut, berikut adalah daftar film remake yang laris di masanya



TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Film Remake Makin Tak Populer, Benarkah?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular