Empat Tahun Terakhir, Tingkat Hunian Mal Merosot 14%
Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
03 March 2019 13:48
Jakarta, CNBC Indonesia- Tingkat hunian pusat perbelanjaan di Jakarta berada di angka 78 persen. Turun dari tiga-empat tahun lalu yang bisa mencapai 92%.
Hal ini diungkapkan oleh Anton Sitorus, Director, Head of Research & Consultancy Savills. Menurutnya angka tersebut masih di titik aman. Meskipun dalam 3-4 tahun terakhir mengalami penurunan cukup signifikan.
"Kalau secara keseluruhan di market Jakarta masih cukup baik. Mal masih aman kalau diatas 75 persen masih oke cuma memang tingkat hunian 3-4 tahun turun sebelumnya diatas 90 persen," ujar Anton kepada CNBC Indonesia, Jumat, (22/2/2019).
Dia menuturkan bahwa tingkat hunian mal di wilayah Jakarta tumbuh sekitar 78 persen. Ini jauh berbeda bila di bandingkan dengan sektor perkantoran yang sekarang hanya 65 persen.
Tapi jika dilihat dari sisi mal kelas atas, tingkat huniannya justru meroket ke atas 92%.
"Dan sekarang ini sekitar 78 persen jadi which is masih lumayan kalau kita bandingkan dengan sektor perkantoran sekaran 65 persen jadi jauh. Sebelumnya diatas 90 persen dan kalau peak bisa melaju 92 persen," kata dia.
Anton menjabarkan alasan sepinya pusat perbelanjaan tersebut dikarenakan berbagai faktor yang terakumulasi.
Di antaranya adalah jumlah mal yang semakin banyak di Jakarta, dan juga perubahan gaya hidup masyarakat kota besar. "Akumulasi faktor tadi dari daya beli, spending money yang dibatasi. Bahkan banyaknya mal kini juga menjadi alasan lain," ujarnya.
Sementara itu maraknya toko online juga disinyalir membuat pergeseran dalam budaya berbelanja masyarakat Indonesia. Banyak pula ritel yang kurang mengantisipasi perkembangan zaman yang sedang tren seperti kurangnya inovasi, harga tidak bersahabat sehingga berdampak pada sepinya berbagai pusat perbelanjaan.
Saksikan video sepinya 5 mal di Jakarta di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]

(gus) Next Article Ritel Lesu, 5 Mal di Jakarta Ini Hidup Segan Tutup Tak Mau
Hal ini diungkapkan oleh Anton Sitorus, Director, Head of Research & Consultancy Savills. Menurutnya angka tersebut masih di titik aman. Meskipun dalam 3-4 tahun terakhir mengalami penurunan cukup signifikan.
Dia menuturkan bahwa tingkat hunian mal di wilayah Jakarta tumbuh sekitar 78 persen. Ini jauh berbeda bila di bandingkan dengan sektor perkantoran yang sekarang hanya 65 persen.
Tapi jika dilihat dari sisi mal kelas atas, tingkat huniannya justru meroket ke atas 92%.
"Dan sekarang ini sekitar 78 persen jadi which is masih lumayan kalau kita bandingkan dengan sektor perkantoran sekaran 65 persen jadi jauh. Sebelumnya diatas 90 persen dan kalau peak bisa melaju 92 persen," kata dia.
Anton menjabarkan alasan sepinya pusat perbelanjaan tersebut dikarenakan berbagai faktor yang terakumulasi.
Di antaranya adalah jumlah mal yang semakin banyak di Jakarta, dan juga perubahan gaya hidup masyarakat kota besar. "Akumulasi faktor tadi dari daya beli, spending money yang dibatasi. Bahkan banyaknya mal kini juga menjadi alasan lain," ujarnya.
Sementara itu maraknya toko online juga disinyalir membuat pergeseran dalam budaya berbelanja masyarakat Indonesia. Banyak pula ritel yang kurang mengantisipasi perkembangan zaman yang sedang tren seperti kurangnya inovasi, harga tidak bersahabat sehingga berdampak pada sepinya berbagai pusat perbelanjaan.
Saksikan video sepinya 5 mal di Jakarta di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]

(gus) Next Article Ritel Lesu, 5 Mal di Jakarta Ini Hidup Segan Tutup Tak Mau
Tags
Related Articles
Recommendation
Most Popular