Ada Rencana Pemerintah Korea di Balik Hentakan Global K-pop

Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
16 December 2018 18:32
K-pop, Juru Selamat Krisis Ekonomi Korea
Foto: Super Junior (REUTERS/Cathal Mcnaughton)
Kpop adalah bagian dari Korean Wave atau gelombang Korea yang diam-diam jadi penyelamat ekonomi negara ini pasca-terkena krisis pada 1997.

Saat industri lainnya loyo, kecintaan orang-orang Korea akan drama dan musik membuat industri ini bertahan. Sisi gilanya, para pendiri perusahaan hiburan kemudian mempunya obsesi kuasai industri hiburan global dengan pertama-tama mencoba menembus pasar Jepang.


Mereka memproduksi idola yang bisa diterima kedua negara, diajarkan berbahasa Jepang dan menyanyikan lagu dengan bahasanya. Salah satunya adalah dengan hadirnya penyanyi BoA dari SM Entertainment.

Kwon BoA berhasil tembus pasar Jepang, lalu disusul oleh para juniornya, TVXQ/DBSK. Dari situ secara perlahan tapi pasti musik K-pop menembus pasar Asia.

Korea, Jepang, China, Taiwan, Thailand, dan kemudian Asia Tenggara seperti Thailand, Filipina, Singapura, dan Indonesia.

Pemerintah Korea pun tak tinggal diam. Tahun 2008 mereka membentuk departemen khusus promosi K-pop ke dunia internasional, berada di bawah Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata.

Satu tahun dibentuk, K-pop pun benar-benar go global.

Tahun 2009 lahir beberapa lagu yang jadi pendobrak K-pop ke kancah internasional, seperti Sorry-Sorry dari Super Junior, Nobody dari Wonder Girls, Gee dari SNSD, dan lainnya.

K-pop makin dikemas, disatukan dengan industri lainnya, misalnya untuk produk elektronik hingga otomotif Korea Selatan, seperti Samsung dan Hyundai, menggunakan artis-artis K-pop untuk promosi. Lalu juga disiapkan daerah untuk wisata K-pop oleh pemerintah.

Ada Peran Pemerintah Korea di Balik Hentakan Global K-popFoto: Super Junior di HUT Transmedia ke-17 (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Langsung atau tidak langsung, K-pop jadi senjata memasukkan industri lainnya untuk ekspansi bisnis ke negara lain.

Alhasil, pengelolaan ini tidak sia-sia. Industri pariwisata Korea meningkat tajam dalam satu dekade terakhir.

BBC bahkan pernah menulis permintaan kursus bahasa Korea melonjak di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Thailand, demi bisa mengerti drama dan lagu Korea.

Pemerintah Korea kini punya 130 lembaga bahasa yang tersebar di lebih dari 50 negara.

Profesor Sekolah Bisnis dan Management Yonsei University Mooweon Rhee pernah menulis di Harvard Business Review bahwa kesuksesan K-pop bukan suatu kebetulan tapi terencana dan terstruktur.


"Perusahaan entertainment K-pop menunjukkan inovasi bisnis dengan mengubah dan merombak formula dasar industri hiburan sebelumnya. Ini adalah industri manufaktur, artis-artis Kpop dibentuk untuk memenuhi permintaan pasar bukan ditemukan begitu saja," ujarnya.

"Ketimbang menghasilkan artis yang hanya bisa konser, mereka melahirkan idola yang berinteraksi dengan penggemarnya lewat sosial media dan mereka menciptakan karya-karya yang bisa menyuarakan para penggemarnya," lanjutnya. (prm)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular