
Saat K-pop Jadi Alat Perang Sekaligus Jalan Perdamaian Dunia
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
16 December 2018 16:50

Jakarta, CNBC Indonesia - K-pop atau Korean Pop seakan virus yang terus menyebar ke penjuru dunia. Bagi sebagian orang, K-pop mungkin tak lebih dari sekadar musik pop biasa yang hanya menyentuh sisi industri hiburan. Tapi tidak begitu buat Korea Selatan, negara yang melahirkan dan membesarkan industri ini.
Kpop buat Korea Selatan adalah komoditas dan senjata. Seperti minyak dan batu bara, Kpop memberi kontribusi ke pertumbuhan ekonomi negeri ginseng tersebut secara langsung maupun tidak langsung.
K-pop adalah 'komoditas' yang diekspor, dari K-pop kemudian industri lainnya berkembang, seperti industri kecantikan, pariwisata, bahkan komoditas dagang lainnya.
Tapi ada satu lagi fungsi K-pop yang luput dari perhatian adalah Korea Selatan bisa menjadikan Kpop sebagai senjata. Jika Iran perlu nuklir untuk mengancam AS, Korea Selatan cukup setel musik K-pop kencang-kencang di perbatasan untuk membuat Korea Utara jiper dan membatalkan serangannya.
Senjata yang ramah lingkungan, enak didengar, tapi menyebabkan gangguan mental. Begitu kira-kira pesan Korea Selatan ke Korea Utara.
Perang K-pop di Perbatasan
Kejadian awal jadikan Kpop senjata ini terjadi pada 2016, yaitu ketika Pyongyang mengancam Korea Selatan akan mengirim bom hidrogen yang diklaim telah sukses diuji coba.
Sebagai antisipasi serangan, Korea Selatan pun memperketat keamanan dengan menambah personel militer di perbatasan. Tapi bukan cuma itu, Korea Selatan coba membalas ancaman Korut dengan 'mengenalkan' K-pop ke kubu lawan.
Korea Selatan memasang ratusan speaker di perbatasan lalu disetel dengan volume maksimal, dan menyiarkan siaran radio mereka yang penuh tawa dan musik K-pop ke dunia yang tertutup di seberang.
Ini kemudian membuat kesal Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un karena dengan menyetel radio dan K-pop, warganya menjadi bertanya-tanya seperti apa hidup di selatan. Benarkah propoganda yang mereka terima selama ini dari sisi pimpinan mereka?
Hal serupa kemudian kejadian lagi di awal 2018. Dengan gaya yang sama, Korsel memasang speaker dan memutar lagu K-pop sebagai senjata psikologis. Serangan 'K-pop' ini kemudian berhenti di Maret 2018 saat kedua belah pihak memutuskan gencatan senjata.
Ancaman nuklir Kim Jong Un tak berdaya melawan suara merdu SNSD dan kawan-kawan.
Kim Jong Un Bertemu Red Velvet
Sejak gencatan dan tensi meredam, kedua belah pihak pun mengatur temu janji. Kali ini sebagai bukti perdamaian, Korea Selatan mengirim artis K-pop-nya untuk menghibur Korea Utara.
Grup yang dikirimkan adalah termasuk girl band Red Velvet dan veteran industri musik Cho Yong-pil dan Lee Sun-hee, kata pihak kementerian, setelah diskusi tentang penampilan itu dengan delegasi tetangga di desa gencatan senjata Panmunjom.
Cho adalah penyanyi Korsel terakhir yang tampil di Korut dalam sebuah konser di Pyongyang tahun 2005.
"Ketika kami berada di panggung, saya yakin akan sulit untuk menggambarkan perasaan pribadi tentang denuklirisasi," kata penyanyi dan produser rekaman Yoon Sang, yang memimpin delegasi Korsel dalam diskusi tersebut, dilansir dari Reuters.
"Tugas pertama kami adalah untuk menanamkan kekaguman yang sama pada penonton Korea Utara seperti yang kami lakukan untuk penonton Korea Selatan dan memastikan tidak ada yang canggung," katanya dalam sebuah paparan media.
Hari yang ditunggu-tunggu pun datang, tepatnya Minggu 1 April 2018 akhirnya Kim Jong Un bisa menonton konser K-pop seperti remaja-remaja di Indonesia.
Kehadiran Kim Jong Un adalah kali pertama seorang pemimpin Korea Utara menghadiri pertunjukan bintang Korea Selatan di Pyongyang. Kim terlihat bertepuk tangan mengikuti irama beberapa lagu dan kemudian berfoto bersama para penyanyi setelah acara selesai, Reuters melaporkan.
"Pemimpin kita mengatakan hatinya bahagia dan tergerak melihat rakyatnya semakin memahami kebudayaan populer Korea Selatan dan ikut bersorak dengan tulus," tulis media nasional Korea Utara.
Giliran BTS Tampil di PBB
BTS bukan menara telekomunikasi, BTS adalah kependekan dari Bangtan Boys, boyband Korea Selatan yang naik daun dalam dua tahun terakhir.
Sukses mencetak penjualan jutaan album dan konser di berbagai penjuru dunia, boyband ini kemudian terpilih oleh UNICEF untuk berbicara dan berpidato di hadapan Majelis Umum PBB.
"Kampanye Love Myself dari BTS, yang menyatakan bahwa semua potensi manusia berasal dari mencintai dan menghargai diri sendiri, dan agenda Generation Unlimited dari UNICEF, yang bertujuan membuka potensi tak terbatas dari anak muda, keduanya memiliki tujuan yang sama," kata pernyataan UNICEF Korea, seperti dikutip dari SBS via Naver.
Dalam pidato berdurasi tiga menit itu, ketujuh personel BTS mengajak pemuda sedunia mengikuti suara hati dan menjadi diri sendiri.
(prm) Next Article Ada Rencana Pemerintah Korea di Balik Hentakan Global K-pop
Kpop buat Korea Selatan adalah komoditas dan senjata. Seperti minyak dan batu bara, Kpop memberi kontribusi ke pertumbuhan ekonomi negeri ginseng tersebut secara langsung maupun tidak langsung.
K-pop adalah 'komoditas' yang diekspor, dari K-pop kemudian industri lainnya berkembang, seperti industri kecantikan, pariwisata, bahkan komoditas dagang lainnya.
Senjata yang ramah lingkungan, enak didengar, tapi menyebabkan gangguan mental. Begitu kira-kira pesan Korea Selatan ke Korea Utara.
![]() |
Perang K-pop di Perbatasan
Kejadian awal jadikan Kpop senjata ini terjadi pada 2016, yaitu ketika Pyongyang mengancam Korea Selatan akan mengirim bom hidrogen yang diklaim telah sukses diuji coba.
Sebagai antisipasi serangan, Korea Selatan pun memperketat keamanan dengan menambah personel militer di perbatasan. Tapi bukan cuma itu, Korea Selatan coba membalas ancaman Korut dengan 'mengenalkan' K-pop ke kubu lawan.
Korea Selatan memasang ratusan speaker di perbatasan lalu disetel dengan volume maksimal, dan menyiarkan siaran radio mereka yang penuh tawa dan musik K-pop ke dunia yang tertutup di seberang.
Ini kemudian membuat kesal Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un karena dengan menyetel radio dan K-pop, warganya menjadi bertanya-tanya seperti apa hidup di selatan. Benarkah propoganda yang mereka terima selama ini dari sisi pimpinan mereka?
Hal serupa kemudian kejadian lagi di awal 2018. Dengan gaya yang sama, Korsel memasang speaker dan memutar lagu K-pop sebagai senjata psikologis. Serangan 'K-pop' ini kemudian berhenti di Maret 2018 saat kedua belah pihak memutuskan gencatan senjata.
Ancaman nuklir Kim Jong Un tak berdaya melawan suara merdu SNSD dan kawan-kawan.
Kim Jong Un Bertemu Red Velvet
Sejak gencatan dan tensi meredam, kedua belah pihak pun mengatur temu janji. Kali ini sebagai bukti perdamaian, Korea Selatan mengirim artis K-pop-nya untuk menghibur Korea Utara.
![]() |
Grup yang dikirimkan adalah termasuk girl band Red Velvet dan veteran industri musik Cho Yong-pil dan Lee Sun-hee, kata pihak kementerian, setelah diskusi tentang penampilan itu dengan delegasi tetangga di desa gencatan senjata Panmunjom.
Cho adalah penyanyi Korsel terakhir yang tampil di Korut dalam sebuah konser di Pyongyang tahun 2005.
"Ketika kami berada di panggung, saya yakin akan sulit untuk menggambarkan perasaan pribadi tentang denuklirisasi," kata penyanyi dan produser rekaman Yoon Sang, yang memimpin delegasi Korsel dalam diskusi tersebut, dilansir dari Reuters.
"Tugas pertama kami adalah untuk menanamkan kekaguman yang sama pada penonton Korea Utara seperti yang kami lakukan untuk penonton Korea Selatan dan memastikan tidak ada yang canggung," katanya dalam sebuah paparan media.
Hari yang ditunggu-tunggu pun datang, tepatnya Minggu 1 April 2018 akhirnya Kim Jong Un bisa menonton konser K-pop seperti remaja-remaja di Indonesia.
![]() |
Kehadiran Kim Jong Un adalah kali pertama seorang pemimpin Korea Utara menghadiri pertunjukan bintang Korea Selatan di Pyongyang. Kim terlihat bertepuk tangan mengikuti irama beberapa lagu dan kemudian berfoto bersama para penyanyi setelah acara selesai, Reuters melaporkan.
"Pemimpin kita mengatakan hatinya bahagia dan tergerak melihat rakyatnya semakin memahami kebudayaan populer Korea Selatan dan ikut bersorak dengan tulus," tulis media nasional Korea Utara.
Giliran BTS Tampil di PBB
BTS bukan menara telekomunikasi, BTS adalah kependekan dari Bangtan Boys, boyband Korea Selatan yang naik daun dalam dua tahun terakhir.
![]() |
Sukses mencetak penjualan jutaan album dan konser di berbagai penjuru dunia, boyband ini kemudian terpilih oleh UNICEF untuk berbicara dan berpidato di hadapan Majelis Umum PBB.
"Kampanye Love Myself dari BTS, yang menyatakan bahwa semua potensi manusia berasal dari mencintai dan menghargai diri sendiri, dan agenda Generation Unlimited dari UNICEF, yang bertujuan membuka potensi tak terbatas dari anak muda, keduanya memiliki tujuan yang sama," kata pernyataan UNICEF Korea, seperti dikutip dari SBS via Naver.
Dalam pidato berdurasi tiga menit itu, ketujuh personel BTS mengajak pemuda sedunia mengikuti suara hati dan menjadi diri sendiri.
(prm) Next Article Ada Rencana Pemerintah Korea di Balik Hentakan Global K-pop
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular