
Berkat Konser & Suvenir, Coldplay Kantongi Rp 3,3 M/Hari
Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
28 September 2018 19:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Grup band asal Inggris, Coldplay tengah menemukan masa kejayaannya tahun lalu. Bagaimana tidak, band yang digawangi oleh Chris Martin ini sukses mengumpulkan pundi-pundi keuangannya melalui konser dan penjualan marchandise.
Dalam sehari saja, band legendaris itu bisa menghasilkan £ 174.000 atau setara Rp 3,3 miliar pada tahun lalu. Akun Flock of Birds Touring band melaporkan bahwa Coldplay telah mengantongi omset sebesar £ 63,667,007 (Rp 1,2 triliun) dan laba sebesar £ 38,4 juta (Rp 746 miliar) pada tahun 2017.
Penghasilan itu dilaporkan sebagai produksi musik langsung di seluruh dunia, tidak termasuk Amerika Utara, dan merchandising dunia. Omset terdiri dari £ 59,1 juta (Rp 1,1 triliun) dalam biaya kinerja dan dukungan promosi dan £ 4,5 juta (Rp 87 miliar) untuk penjualan barang dagangan dan pendapatan royalti.
Gelaran konser bertajuk A Head Full Of Dreams Tour band itu pun membawa £ 32,4 juta (Rp 630 miliar) dari Eropa, £ 22 juta dari Asia (Rp 427 miliar), £ 6,2 juta (Rp 120 miliar) dari Amerika Selatan, dan £ 2,1 juta (Rp 40 miliar) hanya dari penjualan merchandising di Amerika Utara.
Band beranggotakan Chris Martin, Jonny Buckland, Will Champion dan Guy Berryman, yang berbagi hasil dan masing-masing mendapatkan £ 39,2 juta (Rp 762 miliar). Spekulasi telah tersebar luas bahwa album terakhir Coldplay - A Head Full of Dreams bisa menjadi karya yang terakhir bagi band itu.
Pada tahun 2014, tepat setelah Coldplay merilis album keenam 'Ghost Stories', sang vokalis Chris Martin berkata bahwa pada album ketujuh sepertinya akan jadi karya terakhir mereka dan menjadi tolak ukur.
"Kami berada tepat di tengah-tengah (rekaman). Ini adalah hal ketujuh dan cara kami melihatnya, ini seperti buku terakhir Harry Potter," kata Chris seperti yang dilansir Mirror.
Namun hal itu ternyata adalah isapan jempol belaka. Sebab beberapa sumber melaporkan bahwa album delapan bisa saja sedang digarap.
Manajer band, Dave Holmes mengisyaratkan bahwa ada lebih banyak musik yang dipersiapkan. Coldplay akan beristirahat dan tidak akan mengadakan tur lagi setidaknya hingga 2021.
"Kami tidak akan mengadakan tur lagi sampai 2021. Kita perlu istirahat dan kembali dengan sesuatu yang sangat spesial," kata Dave.
Band ini semakin banyak melakukan tur yang lebih luas dan tentunya menguntungkan karena dibantu dengsn munculnya layanan streaming seperti Spotify. Para kritikus pun mengklaim bahwa para artis menghasilkan lebih sedikit uang dari penjualan album mereka. Maka sebagai gantinya, tur adalah sumber pendapatan utama mereka.
(roy) Next Article Dari U2 Hingga Coldplay, Ini Daftar 8 Band Terkaya di Dunia
Dalam sehari saja, band legendaris itu bisa menghasilkan £ 174.000 atau setara Rp 3,3 miliar pada tahun lalu. Akun Flock of Birds Touring band melaporkan bahwa Coldplay telah mengantongi omset sebesar £ 63,667,007 (Rp 1,2 triliun) dan laba sebesar £ 38,4 juta (Rp 746 miliar) pada tahun 2017.
Penghasilan itu dilaporkan sebagai produksi musik langsung di seluruh dunia, tidak termasuk Amerika Utara, dan merchandising dunia. Omset terdiri dari £ 59,1 juta (Rp 1,1 triliun) dalam biaya kinerja dan dukungan promosi dan £ 4,5 juta (Rp 87 miliar) untuk penjualan barang dagangan dan pendapatan royalti.
Band beranggotakan Chris Martin, Jonny Buckland, Will Champion dan Guy Berryman, yang berbagi hasil dan masing-masing mendapatkan £ 39,2 juta (Rp 762 miliar). Spekulasi telah tersebar luas bahwa album terakhir Coldplay - A Head Full of Dreams bisa menjadi karya yang terakhir bagi band itu.
Pada tahun 2014, tepat setelah Coldplay merilis album keenam 'Ghost Stories', sang vokalis Chris Martin berkata bahwa pada album ketujuh sepertinya akan jadi karya terakhir mereka dan menjadi tolak ukur.
"Kami berada tepat di tengah-tengah (rekaman). Ini adalah hal ketujuh dan cara kami melihatnya, ini seperti buku terakhir Harry Potter," kata Chris seperti yang dilansir Mirror.
Namun hal itu ternyata adalah isapan jempol belaka. Sebab beberapa sumber melaporkan bahwa album delapan bisa saja sedang digarap.
Manajer band, Dave Holmes mengisyaratkan bahwa ada lebih banyak musik yang dipersiapkan. Coldplay akan beristirahat dan tidak akan mengadakan tur lagi setidaknya hingga 2021.
"Kami tidak akan mengadakan tur lagi sampai 2021. Kita perlu istirahat dan kembali dengan sesuatu yang sangat spesial," kata Dave.
Band ini semakin banyak melakukan tur yang lebih luas dan tentunya menguntungkan karena dibantu dengsn munculnya layanan streaming seperti Spotify. Para kritikus pun mengklaim bahwa para artis menghasilkan lebih sedikit uang dari penjualan album mereka. Maka sebagai gantinya, tur adalah sumber pendapatan utama mereka.
![]() |
(roy) Next Article Dari U2 Hingga Coldplay, Ini Daftar 8 Band Terkaya di Dunia
Most Popular