
Internasional
Sewa Rumah Mahal, Warga Hong Kong Pilih Nginap di McDonald's
Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
06 August 2018 18:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam lima tahun terakhir, terjadi peningkatan jumlah orang yang menginap di McDonald's (McRefugees) sebesar enam kali lipat di Hong Kong. Hal ini merupakan penelitian dari lembaga non-profit Junior Chamber International (JCI) Tai Ping Shan.
Tai Ping Shan menghitung selama Juni-Juli 2018, ada 334 orang yang tidur di restoran cepat saji tersebut. Jumlah ini meningkat signifikan dibandingkan tahun 2013, di mana kala itu hanya ada 57 orang yang tidur di McDonald's.
"Tujuan dari penelitian ini pada awalnya adalah untuk memberikan layanan (untuk orang yang tidur), tetapi kami menemukan bahwa tidak ada gambaran spesifik tentang situasi McRefugee di Hong Kong. Mereka (pejabat pemerintah) mengakui bahwa tidak ada statistik, jadi kami melakukan penelitian ini," kata Jennifer Hung, ketua penelitian, kepada CNN International, Senin (6/8/2018).
Para peneliti yang mengunjungi 110 gerai McDonald's 24 jam di Hong Kong mendapati bahwa tidak semua orang yang tidur semalam menjadi tunawisma. Lebih dari 70% responden mengatakan bahwa mereka memiliki tempat lain untuk tidur, seperti flat perumahan umum atau fasilitas publik lainnya, dan mayoritas memiliki pekerjaan penuh waktu atau paruh waktu, menantang persepsi umum bahwa para pemuda ini tunawisma atau menganggur.
"Mereka punya tempat untuk tidur, tetapi mereka tidak pulang ke rumah," kata Hung.
Salah satu alasan utama mereka memilih tidur disana adalah karena mereka menghadapi tantangan sosial ekonomi seperti sewa tinggi atau tagihan listrik. Hung pun mengatakan bahwa pernah ada seorang pria yang tidak mampu membeli AC, dan yang tidak memiliki jendela untuk aliran udara di apartemennya.
Alih-alih harus membayar US$ 2 (Rp 28.000) per unit pendingin udara, pria itu memilih untuk menikmati McDonald's yang ber-AC pada malam-malam saat musim panas.
Selain itu, fasilitas wi-fi gratis, makanan murah, dan kamar mandi yang bersih menjadi alasan lainnya. Menurut studi 2017 dari Demographia mengatakan bahwa Hong Kong memiliki salah satu pasar perumahan paling mahal di dunia dan harga perumahan telah meningkat dari rata-rata US$ 770 (Rp 11 juta) per kaki persegi pada tahun 1997, menjadi lebih dari US$ 1.700 (Rp 24 juta) hari ini.
Alasan lain memilih tidur di McDonald's adalah faktor keluarga atau konflik pribadi. Seperti seorang pekerja konstruksi muda yang tidak betah berada di rumah karena hubungan yang sulit dengan orang tuanya. Serta seorang wanita 55 tahun yang menghindari pulang ke rumah karena suaminya yang kasar.
Tidak sekedar itu, mereka yang menghindari rumah bahkan tidak memiliki masalah keluarga atau konflik apapun seperti seorang wanita tua tanpa anak yang merasa kesepian dalam rumahnya sendiri. Suaminya telah meninggal, dan menghabiskan malam-malamnya di McDonald's di antara sesama orang yang tidur.
"Kami menemukan bahwa orang tidak hanya miskin di saku atau miskin dalam kekayaan, tetapi miskin di jiwa mereka, hidup mereka," kata Hung.
(roy) Next Article Sederet Kesalahan Kelola Keuangan di Usia 20-an
Tai Ping Shan menghitung selama Juni-Juli 2018, ada 334 orang yang tidur di restoran cepat saji tersebut. Jumlah ini meningkat signifikan dibandingkan tahun 2013, di mana kala itu hanya ada 57 orang yang tidur di McDonald's.
"Mereka punya tempat untuk tidur, tetapi mereka tidak pulang ke rumah," kata Hung.
Salah satu alasan utama mereka memilih tidur disana adalah karena mereka menghadapi tantangan sosial ekonomi seperti sewa tinggi atau tagihan listrik. Hung pun mengatakan bahwa pernah ada seorang pria yang tidak mampu membeli AC, dan yang tidak memiliki jendela untuk aliran udara di apartemennya.
Alih-alih harus membayar US$ 2 (Rp 28.000) per unit pendingin udara, pria itu memilih untuk menikmati McDonald's yang ber-AC pada malam-malam saat musim panas.
Selain itu, fasilitas wi-fi gratis, makanan murah, dan kamar mandi yang bersih menjadi alasan lainnya. Menurut studi 2017 dari Demographia mengatakan bahwa Hong Kong memiliki salah satu pasar perumahan paling mahal di dunia dan harga perumahan telah meningkat dari rata-rata US$ 770 (Rp 11 juta) per kaki persegi pada tahun 1997, menjadi lebih dari US$ 1.700 (Rp 24 juta) hari ini.
Alasan lain memilih tidur di McDonald's adalah faktor keluarga atau konflik pribadi. Seperti seorang pekerja konstruksi muda yang tidak betah berada di rumah karena hubungan yang sulit dengan orang tuanya. Serta seorang wanita 55 tahun yang menghindari pulang ke rumah karena suaminya yang kasar.
Tidak sekedar itu, mereka yang menghindari rumah bahkan tidak memiliki masalah keluarga atau konflik apapun seperti seorang wanita tua tanpa anak yang merasa kesepian dalam rumahnya sendiri. Suaminya telah meninggal, dan menghabiskan malam-malamnya di McDonald's di antara sesama orang yang tidur.
"Kami menemukan bahwa orang tidak hanya miskin di saku atau miskin dalam kekayaan, tetapi miskin di jiwa mereka, hidup mereka," kata Hung.
(roy) Next Article Sederet Kesalahan Kelola Keuangan di Usia 20-an
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular