
Banyak Milenial yang Menyesal Beli Rumah, Apa Alasannya?
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
21 July 2018 11:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada semacam paradoks yang menghinggapi generasi milenial ketika berbicara soal rumah. Pada saat milenial berhasil membeli rumah pertama yang jadi impian, perasaan senang dan girang mencuat kepermukaan.
Namun setelah membeli rumah, kemudian timbul perasaan menyesal. Hal tersebut terungkap dari survei Bank of the West terhadap 600 milenial yang 21-34).
Hasil survei menunjukkan sekitar 68% milenial mengaku menyesal setelah membeli rumah. Jumlah ini hampir dua kali lipat dari jumlah kaum baby boomer yang juga mengungkapkan penyesalannya.
"Milenial sangat ingin memiliki rumah walaupun hal tersebut mencekik mereka,"ujar Head of Retail Banking Bank of the Wesr Ryan Bailey berdasarkan informasi yang dilansir dari CNBC International, Jumat (20/4/2018).
Berikut alasan utama milenial menyesal membeli rumah;
Memberikan Uang Muka Berlebihan
Sekitar 4 dari 10 milenial merasa membuat pilihan yang buruk ketika berhubungan dengan pembelian rumah. Salah satu permasalahannya selalu berkutat pada uang muka.
Survei mencatat, sekitat 1 dari 3 milenial harus menggunakan tabungan pensiun mereka untuk membayar rumahnya. Tren ini, menurut Bailey cukup mengkhawatirkan.
"Meminjam uang pensiunmu mungkin dapat diterima untuk beberapa keperluan, namun ini benar-benar bukan sebuah rekomendasi," jelas dia.
Chief Economist Realtor.com Danielle Hale mengungkapkan, untuk menghindarkan diri dari pemerasan, coba pikirkan apa yang bisa digunakan sebagai pembayaran angsuran bulanan dan jangan lupa memasukkan biaya pajak dan asuransi dalam kalkulasi tersebut.
Kemudian, coba gunakan fitur filter dari situs pencarian rumah dan masukkan harga maksimum untuk memastikan kamu tidak mencari rumah di atas budget yang ditetapkan.
"Jangan menyukai sesuatu yang di luar batas harga," kata Hale.
Anggap Enteng Pengeluaran di Masa akan Datang
Ketika kamu membeli rumah, pengeluaran tidak akan berhenti saat sudah memiliki dan pindah ke rumah tersebut. Milenial mungkin memahami biaya-biaya standar seperti biaya listrik dan pemanas, namun Bailey menjelaskan ada biaya lain yang harus dihitung, misalnya berapa biaya dan waktu yang akan dihabiskan untuk memotong rumput, membersihkan rumah dan memperbaiki keran yang bocor.
"Ketika kamu menjadi pemilik rumah, kamu tidak bisa menelpon pemilik sewa untuk memperbaiki, sehingga kamu harus memiliki dana tambahan di bank,"kata Hale.
Salah Memilih Rumah
Menemukan rumah yang tepat sama pentingnya seperti memiliki budget yang cukup ketika memiliki rumah. Survei mencatat, setengah milenial menyesal dengan rumah yang dibelinya.
Sebanyak 1 dari 5 milenial mengatakan mereka frustrasi dengan kerusakan rumah yang ditempatinya. Sedangkan yang lainnya menilai, rumah yang dibelinya tidak disukai oleh keluarganya.
Untuk mencegah biaya tambahan, para ahli merekomendasikan untuk menginspeksi rumah sebelum membelinya.
"Apalagi jika kamu adalah pembeli rumah pertama atau baru menjadi pemilik rumah, kamu mungkin tidak tahu apa yang dicari sehingga harus ada ahli yang menemani,"ungkap Hale.
Hal ini juga dapat membantu untuk memahami apa yang benar-benar Anda butuhkan di rumah. Buatlah daftar harus-mesti sebelum mulai mencari rumah. Saat ini, pasar sangat kompetitif sehingga kamu harus bisa berkompromi.
(hps/hps) Next Article Mulai Rp 50 Ribu/Hari, Alasan Milenial Pilih Coworking Space
Namun setelah membeli rumah, kemudian timbul perasaan menyesal. Hal tersebut terungkap dari survei Bank of the West terhadap 600 milenial yang 21-34).
Hasil survei menunjukkan sekitar 68% milenial mengaku menyesal setelah membeli rumah. Jumlah ini hampir dua kali lipat dari jumlah kaum baby boomer yang juga mengungkapkan penyesalannya.
Berikut alasan utama milenial menyesal membeli rumah;
Memberikan Uang Muka Berlebihan
Sekitar 4 dari 10 milenial merasa membuat pilihan yang buruk ketika berhubungan dengan pembelian rumah. Salah satu permasalahannya selalu berkutat pada uang muka.
Survei mencatat, sekitat 1 dari 3 milenial harus menggunakan tabungan pensiun mereka untuk membayar rumahnya. Tren ini, menurut Bailey cukup mengkhawatirkan.
"Meminjam uang pensiunmu mungkin dapat diterima untuk beberapa keperluan, namun ini benar-benar bukan sebuah rekomendasi," jelas dia.
Chief Economist Realtor.com Danielle Hale mengungkapkan, untuk menghindarkan diri dari pemerasan, coba pikirkan apa yang bisa digunakan sebagai pembayaran angsuran bulanan dan jangan lupa memasukkan biaya pajak dan asuransi dalam kalkulasi tersebut.
Kemudian, coba gunakan fitur filter dari situs pencarian rumah dan masukkan harga maksimum untuk memastikan kamu tidak mencari rumah di atas budget yang ditetapkan.
"Jangan menyukai sesuatu yang di luar batas harga," kata Hale.
Anggap Enteng Pengeluaran di Masa akan Datang
Ketika kamu membeli rumah, pengeluaran tidak akan berhenti saat sudah memiliki dan pindah ke rumah tersebut. Milenial mungkin memahami biaya-biaya standar seperti biaya listrik dan pemanas, namun Bailey menjelaskan ada biaya lain yang harus dihitung, misalnya berapa biaya dan waktu yang akan dihabiskan untuk memotong rumput, membersihkan rumah dan memperbaiki keran yang bocor.
"Ketika kamu menjadi pemilik rumah, kamu tidak bisa menelpon pemilik sewa untuk memperbaiki, sehingga kamu harus memiliki dana tambahan di bank,"kata Hale.
Oleh karena itu, hal ini akan menjadi sebuah transisi yang besar dari menjadi penyewa ke pemilik rumah. Sehingga pastikan untuk mempelajari mengenai biaya yang terkait dengan rumah.
Salah Memilih Rumah
Menemukan rumah yang tepat sama pentingnya seperti memiliki budget yang cukup ketika memiliki rumah. Survei mencatat, setengah milenial menyesal dengan rumah yang dibelinya.
Sebanyak 1 dari 5 milenial mengatakan mereka frustrasi dengan kerusakan rumah yang ditempatinya. Sedangkan yang lainnya menilai, rumah yang dibelinya tidak disukai oleh keluarganya.
Untuk mencegah biaya tambahan, para ahli merekomendasikan untuk menginspeksi rumah sebelum membelinya.
"Apalagi jika kamu adalah pembeli rumah pertama atau baru menjadi pemilik rumah, kamu mungkin tidak tahu apa yang dicari sehingga harus ada ahli yang menemani,"ungkap Hale.
Hal ini juga dapat membantu untuk memahami apa yang benar-benar Anda butuhkan di rumah. Buatlah daftar harus-mesti sebelum mulai mencari rumah. Saat ini, pasar sangat kompetitif sehingga kamu harus bisa berkompromi.
(hps/hps) Next Article Mulai Rp 50 Ribu/Hari, Alasan Milenial Pilih Coworking Space
Most Popular