Punya Uang Sedikit Lebih Dermawan Dibanding yang Punya Banyak

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
01 July 2018 19:31
Orang yang memiliki sedikit uang jauh lebih mungkin membagikan kekayannya dibandingkan orang yang memiliki kekayaan yang melimpah.
Foto: REUTERS/Sertac Kayar
Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah penelitian baru menunjukkan, orang yang memiliki sedikit uang jauh lebih mungkin membagikan kekayannya dibandingkan orang yang memiliki kekayaan yang melimpah.

Dilansir Business Insider, Minggu (1/7/2018), penelitian tersebut merupakan studi baru dari Queen Mark University of London, yang diterbitkan dalam jurnal Basic and Applied Social Psychology.

Penelitian ini mengemukakan, bahwa orang-orang tersebut memilih untuk lebih berkontribusi membantu sesama meskipun memiliki kekayaan yang lebih sedikit dibandingkan orang kaya.

"Meskipun ini tidak ada hubungannya dengan tingkat empati atau rasa keinginan untuk menolong sesama," kata seorang peneliti.

Dalam studi ini, peneliti melakukan eksperimen sosial, dengan mengajak beberapa orang untuk memainkan uang sungguhan. Orang-orang ini dibagi menjadi dua kategori yaitu status lebih rendah dan lebih tinggi.

Pada awal permainan, orang-orang ini akan menentukan berapa banyak uang yang mereka berikan. Nantinya, mereka akan memutuskan berapa banyak uang yang ingin disimpan dan mereka sumbangkan.

Terkadang, kekayaan seseorang memang terjadi secara kebetulan. Namun, ada beberapa orang yang meraih kekayaan berdasarkan pada usaha mereka masing-masing.

Hasilnya, peserta dengan status lebih rendah justru jauh lebih berkontribusi karena berani membagikan kekayaan mereka dibandingkan status yang lebih tinggi.

Mereka yang berstatus tinggi, sebut penelitian tersebut, memang juga berkontribusi. Namun, kontribusinya jauh lebih sedikit dibandingkan ketika mereka menerima kekayaan secara kebetulan.

"Individu dengan status tinggi, dengan melihat dimana kekayaan itu dicapai, apakah melalui kesempatan atau usaha, tampaknya menjadi faktor kunci yang menentukan," kata Ma gda Osman, penulis utama studi tersebut.

"Ini bukan kasus untuk individu berstatus rendah. Bagaimana mereka sampai pada status rendah mereka, tidak ada bedanya dengan perilaku dalam permainan," tuturnya.

Jika Anda mendapatkan status yang tinggi melalui upaya dibandingkan peluang, Anda mungkin lebih ingin mempertahankan apa yang Anda hasilkan. Namun ketika kekayaan terbatas, Anda bisa bekerjasama.

"Intinya disini adalah, ketika seseorang mau bekerjasama secara koperatif, tidak ada alasan untuk berpikir bahwa ini murni karena alasan altruisme [perhatian terhadap kesejahteraan orang lain," katanya.

"Sebaliknya, Anda berharap dengan kontribusi lebih banyak, orang lain juga akan melakukannya dan pada akhirnya Anda akan mendapatkan keuntungan darinya," jelas dia.

Meski demikian, penelitian tersebut menyebutkan, sama sekali tidak ada jaminan orang lain yang memainkan permainan ini akan melakukan hal seperti yang Anda lakukan.

Dengan kata lain, Anda mengambil risiko yang lebih besar untuk berkontribusi lebih banyak sebagai orang dengan status lebih rendah, karena Anda tidak tahu apakah orang lain akan membalas hal serupa.

"Temuan mengejutkan lainnya adalah, ternyata sebuah empati tidak berdampak pada perilaku pro-sosial," kata Osman.

"Ini penting, karena ada banyak klaim yang menyebut empati adalah perekat yang mengikat orang untuk melakukan tindakan sosial. Apa yang kami tunjukkan, adalah ketika uang itu penting, empati hampir tidak berperan dalam meningkatkan perilaku pro-sosial," tutup dia.


(hps/hps) Next Article Sederet Kesalahan Kelola Keuangan di Usia 20-an

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular