
Internasional
Pelecehan di Industri Periklanan Inggris Tinggi, Kenapa?
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
30 June 2018 12:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak 34% perempuan yang bekerja di agen periklanan Inggris pernah mengalami pelecehan seksual di tempat kerja, 72% dari mereka mengalaminya lebih dari sekali, menurut penelitian yang dipublikasikan hari Jumat (29/6/2018).
Sebagian besar pelaku pelecehan adalah manajer, kata sebuah penelitian dari berbagai lembaga industri di Inggris yakni Advertising Association, Women in Advertising and Communications London (WACL) dan National Advertising Benevolent Society (NABS). Sebanyak 82% dari mereka yang pernah dilecehkan berkata pelakunya adalah senior mereka sendiri.
Organisasi-organisasi itu mensurvei lebih dari 3.500 orang yang bekerja di bidang periklanan dan pemasaran di Inggris, kemudian menemukan bahwa 30% diantaranya juga pernah menyaksikan orang lain yang sedang dilecehkan secara seksual. Sebanyak 9% laki-laki juga pernah menjadi korban hubungan seksual yang tidak diinginkan.
Tempat-tempat yang menjual alkohol, pesta kantor dan perjalanan bisnis disebut sebagai waktu ketika pelecehan kemungkinan besar terjadi. Banyak dari mereka berkata kurang paham tentang pelecehan seksual yang sebenarnya.
Dunia agen periklanan adalah salah satu tempat di mana perayaan karena usulan disetujui dan memperoleh penghargaan menjadi hal biasa, dan menyenangkan klien menjadi rutinitas.
"Ketika orang-orang berpesta, [pelecehan] itu banyak. Orang-orang mabuk. Menciptakan kemuraman," kata seorang eksekutif perempuan di sebuah agen kepada media industri Digiday di bulan November, dilansir dari CNBC International. "Terkadang, itu menghasilkan hubungan, yang mana bagus sekali. Namun, terlalu banyak kesempatan di mana saya merasa tertekan untuk menjalaninya."
Sebagian besar orang (83%) tidak memberitahu perusahaan mereka tentang pelecehan di tempat kerja akibat kurangnya kepercayaan dalam sistem pelaporan dan khawatir bisa merusak karirnya, kata seorang responden survei tersebut, dengan 66% sepakat bahwa para pelaku terkadang merasa tidak terjadi apa-apa.
Cindy Gallop, pengusaha berbasis di New York dan mantan kepala agen periklanan, menyebut isu pelecehan "sebuah masalah budaya sistemis," setelah menuliskan sebuah postingan Facebook tahun lalu. Dalam postingan itu dia meminta para perempuan di bidang periklanan untuk membagikan pengalaman mereka tentang pelecehan seksual ke alamat surelnya. Dia pun menerima lebih dari 100 surel dalam 10 hari. Kemudian, di bulan Maret para eksekutif agen periklanan Amerika membentuk Time's Up Advertising, sebuah organisasi kampanye dan penggalang dana bantuan sah untuk melawan pelecehan dan diskriminasi.
Pada bulan yang sama, lembaga-lembaga industri periklanan Inggris yang menyelenggarakan survei membentuk TimeTo, sebuah organisasi yang ditujukan untuk membatasi pelecehan seksual. Organisasi itu mempublikasikan pedoman yang mendorong bisnis-bisnis untuk memastikan para karyawan memahami apa itu pelecehan seksual dan bagaimana mereka bisa melaporkannya.
Kerry Glazer selaku presiden NABS berkata dalam pernyataan yang dikirim lewat surel:
"Penemuan dari survei mengungkapkan bahwa semua sektor industri komunikasi pemasaran terdampak. Pelecehan seksual muncul di semua jenis kelamin, pandangan seksual, posisi dan tipe perusahaan. Dampak negatif dari isu ini terhadap pencapaian, produktivitas, kebahagiaan, keamanan dan hak-hak dasar orang untuk kesetaraan dan kehormatan di tempat kerja, tidak bisa diremehkan."
Lembaga-lembaga industri mensurvei 3.580 orang di Inggris secara daring pada bulan Maret dan April. Mayoritas dari mereka (73%) bekerja untuk agen periklanan kreatif ataupun media, sisanya bekerja untuk pemilik media, brand, agen berjenis lain, lembaga perdagangan ataupun amal.
(roy) Next Article Kasihan, 7 Juta Anak di Afghanistan Terancam Kelaparan Akut
Sebagian besar pelaku pelecehan adalah manajer, kata sebuah penelitian dari berbagai lembaga industri di Inggris yakni Advertising Association, Women in Advertising and Communications London (WACL) dan National Advertising Benevolent Society (NABS). Sebanyak 82% dari mereka yang pernah dilecehkan berkata pelakunya adalah senior mereka sendiri.
Dunia agen periklanan adalah salah satu tempat di mana perayaan karena usulan disetujui dan memperoleh penghargaan menjadi hal biasa, dan menyenangkan klien menjadi rutinitas.
"Ketika orang-orang berpesta, [pelecehan] itu banyak. Orang-orang mabuk. Menciptakan kemuraman," kata seorang eksekutif perempuan di sebuah agen kepada media industri Digiday di bulan November, dilansir dari CNBC International. "Terkadang, itu menghasilkan hubungan, yang mana bagus sekali. Namun, terlalu banyak kesempatan di mana saya merasa tertekan untuk menjalaninya."
Sebagian besar orang (83%) tidak memberitahu perusahaan mereka tentang pelecehan di tempat kerja akibat kurangnya kepercayaan dalam sistem pelaporan dan khawatir bisa merusak karirnya, kata seorang responden survei tersebut, dengan 66% sepakat bahwa para pelaku terkadang merasa tidak terjadi apa-apa.
Cindy Gallop, pengusaha berbasis di New York dan mantan kepala agen periklanan, menyebut isu pelecehan "sebuah masalah budaya sistemis," setelah menuliskan sebuah postingan Facebook tahun lalu. Dalam postingan itu dia meminta para perempuan di bidang periklanan untuk membagikan pengalaman mereka tentang pelecehan seksual ke alamat surelnya. Dia pun menerima lebih dari 100 surel dalam 10 hari. Kemudian, di bulan Maret para eksekutif agen periklanan Amerika membentuk Time's Up Advertising, sebuah organisasi kampanye dan penggalang dana bantuan sah untuk melawan pelecehan dan diskriminasi.
Pada bulan yang sama, lembaga-lembaga industri periklanan Inggris yang menyelenggarakan survei membentuk TimeTo, sebuah organisasi yang ditujukan untuk membatasi pelecehan seksual. Organisasi itu mempublikasikan pedoman yang mendorong bisnis-bisnis untuk memastikan para karyawan memahami apa itu pelecehan seksual dan bagaimana mereka bisa melaporkannya.
Kerry Glazer selaku presiden NABS berkata dalam pernyataan yang dikirim lewat surel:
"Penemuan dari survei mengungkapkan bahwa semua sektor industri komunikasi pemasaran terdampak. Pelecehan seksual muncul di semua jenis kelamin, pandangan seksual, posisi dan tipe perusahaan. Dampak negatif dari isu ini terhadap pencapaian, produktivitas, kebahagiaan, keamanan dan hak-hak dasar orang untuk kesetaraan dan kehormatan di tempat kerja, tidak bisa diremehkan."
Lembaga-lembaga industri mensurvei 3.580 orang di Inggris secara daring pada bulan Maret dan April. Mayoritas dari mereka (73%) bekerja untuk agen periklanan kreatif ataupun media, sisanya bekerja untuk pemilik media, brand, agen berjenis lain, lembaga perdagangan ataupun amal.
(roy) Next Article Kasihan, 7 Juta Anak di Afghanistan Terancam Kelaparan Akut
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular