3 Hambatan Fesyen Indonesia untuk Go Global

Arina Yulistara, CNBC Indonesia
27 March 2018 12:36
Pemerintah mencanangkan Indonesia menjadi pusat mode dunia di 2025 dan menguasi pasar internasional. Tapi 3 hambatan ini membuat fesyen lokal sulit go global
Foto: REUTERS/Eduardo Munoz
Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah mencanangkan Indonesia menjadi pusat mode dunia di 2025 dan menguasi pasar internasional. Namun menurut sejumlah desainer masih sulit karena berbagai faktor. Desainer kondang Ali Charisma pun memaparkan tiga kesulitan terbesar Indonesia untuk bisa mencapai target tersebut.

1. Kesadaran Masyarakat akan Produk Lokal Ali menuturkan kalau salah satu kesulitan terbesar adalah kesadaran masyarakat Indonesia untuk membeli produk lokal. Ia menilai kalau banyak konsumen Indonesia yang cenderung lebih menyukai produk asing.

"60% konsumen masih mengejar merek luar negeri mungkin karena kualitas bagus dan harga terjangkau. Itu juga menjadi kesulitan kita sebagai pelaku mode untuk meyakinkan konsumen Indonesia membeli produk lokal. Ketika masyarakat sudah lebih sadar untuk lebih memilih merek lokal barulah Indonesia bisa yakin menjadi pusat mode dunia di 2025," jelas Ali kepada CNBC Indonesia.



2. Desainer Terlalu Idealis Idealis tentu tak masalah namun terkadang hal ini membuat desainer menjadi sulit berkembang. Menurut National Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC) itu, banyak desainer yang berkarya sesuai dengan ketertarikan mereka tanpa mempertimbangkan selera pasar internasional.

Ali berharap para pelaku mode bisa lebih memikirkan karya mereka secara 'kemasan' yang dapat diterima masyarakat global. Jadi secara size atau tampilan tak hanya bisa dikenakan konsumen Indonesia tapi juga penduduk luar negeri.

"Punya ciri khas tentu bagus tapi bisa dikemas secara internasional. Pelaku mode Indonesia masih kurang menyesuaikan dengan pasar yang ada. Misalnya menggunakan kain tradisional tapi kalau desainnya terlalu berat dan etnik itu susah diterima di kancah internasional. Padahal bisa kain tradisional dibuat ringan sehingga mengikuti selera pasar luar," kata pria asal Bali itu.

3. Peran Pemerintah Ini juga menjadi salah satu faktor penting yang berperan dalam membuat Indonesia sebagai pusat mode dunia tujuh tahun mendatang. Dukungan pemerintah selama ini hanya saat pagelaran event tapi kurang terlihat nyata. Ali berharap pemerintah bisa memberikan bantuan yang lebih besar lagi terhadap industri fashion Indonesia.

"Misalnya pameran batik sampai ratusan booth di luar negeri tapi produk yang dijual ala kadarnya bukan didesain secara berkualitas. Harusnya pemerintah bisa mengkurasi lagi siapa saja yang ikut pameran, seharusnya yang sudah mampu bersaing dengan pasar luar, saya suka miris melihatnya," kata Ali.


(gus/gus) Next Article 10 Gaun Pengantin Paling Mahal di Dunia, Mana Favoritmu?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular