Besok Penawaran Terakhir, Menarikkah Investasi SBR Seri 009?

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
12 February 2020 18:50
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan sedang menawarkan Saving Bond Retail (SBR) Seri 009.
Foto: SBR009
Jakarta, CNBC Indonesia- Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan sedang menawarkan Saving Bond Retail (SBR) Seri 009.

Instrumen investasi ini menawarkan kupon 6,3% per tahun, lebih rendah dibandingkan kupon seri 008 sebesar 7,2% maupun seri 007 sebesar 7,5%. Namun apakah dengan penurunan kupon dibandingkan seri sebelumnya membuat SBR seri 009 jadi tidak menarik?


Praktisi & Investor Muda, Ryan Filbert mengatakan ada banyak alasan kenapa SBR 009 menarik untuk dibeli. Salah satunya adalah obligasi ini dijamin oleh negara.

"Jadi dari sudut pandang kepastian, ini tabungan yang tidak bisa diperjualbelikan. Jika ingin punya tabungan pasti selama 2 tahun, dijamin negara, pajak rendah, SBR ini bisa menjadi pilihan," katanya kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Rabu (12/2/2020).

Selanjutnya terkait dengan pajak hal ini juga menjadi daya tarik tersendiri, dimana pajak yang berlaku sebesar 15%. Lebih rendah dibanding dengan pajak deposito yang besarannya 20%.

"Ini bagus karena secara pengurang pajak lebih rendah daripada menabung. Dengan kupon 6,3% jatuh tempo 2 tahun lebih aman dan nyaman," jelasnya lagi.

Tentunya, lanjut Ryan, pembelian SBR Seri 009 ini kembali kepada investor itu sendiri. Sesuaikan dengan kebutuhan, misalkan memang mempunyai target untuk menyimpan uang dan tidak bisa dicairkan sebelum masa jatuh tempo yang berlaku. "Profil investor yang paling menentukan," tegasnya.

Terakhir yang juga menjadi daya tarik tersendiri dari SBR Seri 009 ini adalah pemesanan yang bisa dilakukan dengan minimal pembelian Rp 1 juta. Dia menyebut ini saat terbaik membeli obligasi pemerintah ini.

Pada dasarnya kupon SBR memang cenderung mengalami tren penurunan. Hal ini sejalan dengan Suku Bunga Acuan Bank Indonesia (BI) atau BI 7-day Reverse Repo Rate yang juga mengalami tren penurunan. Pertengahan Tahun 2019, BI 7-day Reverse Repo Rate tercatat sebesar 6%, angka tersebut terus mengalami penurunan hingga posisi terakhir pada (23/1) sebesar 5%.

Sementara itu, tren penurunan suku bunga juga tercermin dari apa yang dilakukan oleh Federal Open Market Committee (FOMC) yang tetap mematok suku bunga di rentang 1,5 hingga 1,75%. Di mana sebelumnya, The Fed sudah menurunkan suku bunga tiga kali di tahun 2019 lalu.

Tak hanya BI dan The Fed, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga memutuskan untuk menurunkan suku bunga penjaminan untuk simpanan rupiah pada bank umum dan bank perkreditan rakyat (BPR) sebesar 25 basis poin (bps). Sementara untuk suku bunga penjaminan simpanan rupiah valuta asing (valas) tetap. Bank umum tingkat bunga penjaminannya untuk rupiah jadi 6%. 

Yang patut dicermati bahwa tren penurunan suku bunga diprediksi belum berhenti. Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak fed fund futures per 10 Februari 2020, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps pada tahun ini berada di level 33,6%.

Lebih lanjut, probabilitas bahwa tingkat suku bunga acuan akan dipangkas sebesar 50 bps dan 75 bps masing-masing berada di level 30,6% dan 15,1%.

Artinya pelaku pasar berpandangan The Fed akan kembali menurunkan suku bunga pada tahun ini. Apakah BI juga akan mengikuti langkah ini? Peluangnya tentu bisa iya atau tidak. 

Namun, bila BI kembali menurunkan suku bunga lagi pada tahun ini, maka kupon SBR 009 (yang sudah dibeli) tentunya akan menjadi lebih menarik.

Sebagai informasi, pemesanan SBR Seri 009 ini akan berakhir besok, Kamis (13/2/2020) dengan maksimal pemesanan Rp 3 miliar. Efek utang tersebut akan didistribusikan kepada pemesan pada 10 Februari 2020 dan akan jatuh tempo pada 10 Februari 2022.

Kupon untuk periode 3 (tiga) bulan pertama sebesar 6,30% per tahun, terdiri dari BI 7-day Reverse Repo Rate pada saat penetapan yaitu sebesar 5,00% ditambah spread sebesar 130 bps, dan berlaku sebagai kupon minimal (floor rate).


Kupon tersebut akan dibayarkan kepada investor setiap bulan sekali dan setiap 3 bulan sekali akan disesuaikan dengan suku bunga acuan (benchmark rate) yaitu 7 day reverse repo rate (7DRRR).

Pembelian dapat dilakukan pada 24 mitra distribusi yang terdiri dari 13 bank, tiga perusahaan efek, tiga perusahaan efek penjual reksa dana khusus (aperd fintech), dan dua perusahaan pembiayaan financial technology (peer to peer lending/P2P lending).

[Gambas:Video CNBC]





(dob/dob) Next Article Catat! Kupon SBR-009 Ditetapkan 6,3% per Tahun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular