
AS-China Mau Rujuk, Harga Emas Antam Jadi Korban
tahir saleh, CNBC Indonesia
01 September 2019 15:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sempat menyentuh rekor tertingginya sepanjang masa yakni pada 26 Agustus yang berada di level Rp 725.000/gram, sedangkan harga logam mulia batangan ukuran 1 gram dihargai Rp 774.000.
Harga Logam Mulia (LM) batangan ukuran 100 gram yang lumrah dijadikan acuan transaksi emas, pada 26 Agustus memang menyentuh rekor Rp 72,50 juta atau Rp 725.000/gram.
Adapun pada perdagangan Sabtu kemarin (31/8/2019), harga emas acuan ini diperdagangkan Rp 71,40 juta atau Rp 714.000/gram, sementara logam mulia 1 gram dihargai Rp 763.000.
Harga emas Antam pada perdagangan Sabtu kemarin turun Rp 3.000 dari harga Jumat (30/8/2019) yakni Rp 717.000/gram. Sejak menyentuh rekor tertinggi awal pekan, harga emas Antam terus mengalami penurunan seiring dengan kondusifnya ekonomi global sehingga mendorong harga emas dunia ikut terjun.
Pada perdagangan Kamis (29/8/2019), harga emas Antam di level Rp 722.000/gram. Turunnya harga emas Antam itu mengekor harga emas di pasar spot global yang juga turun.
Memanasnya sengketa dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China ikut mendongkrak kenaikan harga emas dunia yang secara tidak langsung menstimulis kenaikan harga emas Antam. Namun ketika AS-China mulai menunjukkan damai dagang, maka lazimnya aset-aset aman lirikannya mulai berkurang.
Seperti diketahui, logam mulia termasuk dalam instrumen lindung nilai (hedging) yang dipilih investor untuk menghindari risiko dan dianggap lebih aman (safe haven instrument) ketika pasar global berkontraksi.
Kini situasi mereda saat Negeri Tiongkok menunjukkan niatnya untuk menyelesaikan sengketa dagang dengan AS dan menentang ekskalasi lebih lanjut, dilansir dari CNBC International.
"Kami dengan tegas menolak ekskalasi perang dagang dan bersedia untuk bernegosiasi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah ini dengan sikap yang tenang," ujar Gao Feng, juru bicara Kementerian Perdagangan China, dikutip dari CNBC International.
"Sejauh yang saya tahu, delegasi kedua negara terus melakukan komunikasi yang efektif. Kami berharap AS menunjukkan ketulusan dan aksi konkret," kata Gao, seperti diwartakan Reuters.
Asa damai dagang yang kembali muncul, memantik risk appetite investor untuk kembali berinvestasi di aset-aset beresiko dan meninggalkan aset aman seperti emas, sehingga membuat harga logam mulia tersebut mulai turun di akhir pekan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas) Next Article Mohon Bersabar ya, Emas Antam Kayaknya Bisa ke Rp 1 juta Lagi
Harga Logam Mulia (LM) batangan ukuran 100 gram yang lumrah dijadikan acuan transaksi emas, pada 26 Agustus memang menyentuh rekor Rp 72,50 juta atau Rp 725.000/gram.
Adapun pada perdagangan Sabtu kemarin (31/8/2019), harga emas acuan ini diperdagangkan Rp 71,40 juta atau Rp 714.000/gram, sementara logam mulia 1 gram dihargai Rp 763.000.
Harga emas Antam pada perdagangan Sabtu kemarin turun Rp 3.000 dari harga Jumat (30/8/2019) yakni Rp 717.000/gram. Sejak menyentuh rekor tertinggi awal pekan, harga emas Antam terus mengalami penurunan seiring dengan kondusifnya ekonomi global sehingga mendorong harga emas dunia ikut terjun.
Pada perdagangan Kamis (29/8/2019), harga emas Antam di level Rp 722.000/gram. Turunnya harga emas Antam itu mengekor harga emas di pasar spot global yang juga turun.
Memanasnya sengketa dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China ikut mendongkrak kenaikan harga emas dunia yang secara tidak langsung menstimulis kenaikan harga emas Antam. Namun ketika AS-China mulai menunjukkan damai dagang, maka lazimnya aset-aset aman lirikannya mulai berkurang.
Seperti diketahui, logam mulia termasuk dalam instrumen lindung nilai (hedging) yang dipilih investor untuk menghindari risiko dan dianggap lebih aman (safe haven instrument) ketika pasar global berkontraksi.
Kini situasi mereda saat Negeri Tiongkok menunjukkan niatnya untuk menyelesaikan sengketa dagang dengan AS dan menentang ekskalasi lebih lanjut, dilansir dari CNBC International.
"Kami dengan tegas menolak ekskalasi perang dagang dan bersedia untuk bernegosiasi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah ini dengan sikap yang tenang," ujar Gao Feng, juru bicara Kementerian Perdagangan China, dikutip dari CNBC International.
"Sejauh yang saya tahu, delegasi kedua negara terus melakukan komunikasi yang efektif. Kami berharap AS menunjukkan ketulusan dan aksi konkret," kata Gao, seperti diwartakan Reuters.
Asa damai dagang yang kembali muncul, memantik risk appetite investor untuk kembali berinvestasi di aset-aset beresiko dan meninggalkan aset aman seperti emas, sehingga membuat harga logam mulia tersebut mulai turun di akhir pekan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas) Next Article Mohon Bersabar ya, Emas Antam Kayaknya Bisa ke Rp 1 juta Lagi
Most Popular