Emas Antam, Idola di Kala Pasar Keuangan Merah Merona

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
01 January 2019 19:54
Emas merupakan instrumen save haven sejak dahulu kala.
Foto: Ilustrasi Emas ANTAM (CNBC Indonesia/Arina Yulistara)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan pasar obligasi yang turun tahun lalu tentu membawa kekecewaan tersendiri bagi pelaku pasar modal domestik yang kekurangan instrumen derivatif berbentuk lindung nilai (hedging) ini. 

Ketika penurunan terjadi, 2,54% menjadi hanya 6.194 dari posisi 6.355 pada akhir 2017 dan terjadi penurunan harga surat utang negara (SUN) tenor 10 tahun sebesar 169 basis poin (bps) menjadi 87,9% dari 104,83% itu tentu akan berimbas pada instrumen turunannya seperti reksa dana. 

Paling sederhana, coba bandingkan dengan investasi emas Antam (logam mulia) yang naik menjadi Rp 667.000 per gram dari posisi tahun lalu Rp 638.000 per gram. 

Lantas, bagaimana ceritanya emas menjadi idola ketika pasar modal menderita kerugian? 

Tentu hal tersebut merupakan hukum alam yang memang sudah 'dari sananya', karena sifat asli emas adalah instrumen aman (safe haven) sejak 'zaman baheula'. 

Emas Antam, Idola Dikala Pasar Keuangan Merah Merona Foto: Kerjasama ANTAM dengan Orori (CNBC Indonesia/Arina Yulistara)
Artinya, setiap terjadi gonjang-ganjing, baik di pasar keuangan lokal maupun global, emas tentu akan dilirik oleh publik dibandingkan dengan instrumen investasi lain. 

Sejarahnya bahkan sudah ada sejak zaman Yahudi, yang digadang-gadang menjadikan ras tertua di muka bumi tersebut ahli perhiasan karena selalu menjadikan emas dan berlian sebagai alat investasi dasar mereka. 

Nilai tinggi, perlakuan yang sama di seluruh dunia, serta sifat ringkasnya sehingga dapat diraup ketika alarm darurat tiba, menjadikan perhiasan dan emas pada khususnya menjadi instrumen paling dicari ketika bahaya melanda. 

Lantas, apakah di tengah ketidakjelasan 2019, emas menjadi sasaran utama? 

Tentu jawaban paling konservatif dan cenderung klise adalah D-I-V-E-R-S-I-F-I-K-A-S-I, karena masa depan tidak ada yang pasti. 

Tentu kita ingat, untuk 2018 saja, pasar saham diprediksi naik hingga 6.700 atau bahkan 7.100 oleh sebagian besar sekuritas. 

Tanpa melihat subjektivitas sekuritas sebagai penjual instrumen pasar modal, tentu optimisme tersebut dan juga prediksi obligasi juga tidak ada salahnya. Toh, namanya juga prediksi. 

Sebelum melakukan diversifikasi, tentu kita harus mengerjakan pekerjaan rumah pertama sebelum berinvestasi yaitu mengevaluasi dan merapikan keuangan pribadi, yang seharusnya dilakukan rutin berkala. 

Seiring dengan momentum tahun baru, yang paling sederhana adalah mengevaluasi perjalanan investasi 2018 Anda. 

Rapihkan pos-pos keuangan Anda dengan seksama, tidak perlu terlalu detail, tetapi cukup menggambarkan kondisi riilnya, terlebih jumlah belanja dan pengeluaran bulanan rutin. 

Jangan lupa faktorkan cicilan, asuransi, dan dana darurat, baru alokasikan sisanya untuk investasi dan selebihnya (kalau ada) untuk 'ngupi-ngupi'. 

Dana pengeluaran poskan di tabungan yang ATM-nya Anda pegang, dana darurat poskan di deposito atau reksa dana pasar uang, dan investasi jangka menengah-panjang bisa berisi bermacam pos. 

Pos-pos keuangan pribadi:
  1. Belanja keperluan rutin bulanan.
  2. Cicilan rumah, kendaraan, kartu kredit.
  3. Asuransi, BPJS.
  4. Dana darurat.
  5. Investasi.
  6. Ngupi-ngupi.
Biasakan diri untuk mendahulukan investasi di awal ketika mendapatkan gaji atau pemasukan rutin (misalnya uang jajan bulanan dari orang tua), baru sisanya dapat digunakan untuk senang-senang. 

Proyeksi dan Alokasi Investasi 

Memang tidak ada batas tertentu untuk investasi, tetapi acuan investasi dasar Mandiri Sekuritas menunjukkan porsi 40% untuk jangka panjang, 40% untuk dana kas, dan 20% untuk investasi fluktuatif (bersifat trading jangka pendek, baik saham, obligasi, maupun forex) dapat menjadi referensi. 

Untuk investasi jangka panjang Anda tentu jangan pernah dikurangi, baik yang sudah berupa saham, reksa dana saham, atau emas jika Anda ingin memulai.  

Investasi jangka panjang ini adalah inti dari investasi Anda, sehingga jangan pernah mengurangi porsinya. 

Jika Anda memutuskan mulai berinvestasi pada emas Antam, satu hal yang perlu diingat juga adalah jangan pernah menganggap investasi emas tidak akan rugi karena sama dengan instrumen lain, harganya pun berfluktuasi. 

Selain itu, menjual emas Antam harus ke toko sehingga tidak semudah menjual instrumen surat berharga seperti saham dan reksa dana yang bisa dilakukan secara online. 

Sebagai pilihan, pastikan emas yang Anda beli yang diakui secara luas yaitu yang bersertifikat seperti emas Antam.  

Cari juga emas yang likuid dan mudah dicairkan, jangan seperti emas koin (bukan logam mulia) atau bentuk lain.  

Hindari emas perhiasan karena nilainya akan turun seiring waktu (ada biaya pembuatan ketika Anda beli dan nantinya biaya itu akan diindahkan toko emas jika hendak Anda jual lagi) serta sifatnya yang mudah rusak. 

Tips investasi emas:
  1. Harga emas juga berfluktuasi sehingga bisa turun juga.
  2. Menjual emas tidak bisa online.
  3. Hindari emas perhiasan.
  4. Cari yang bersertifikat dan diakui luas seperti emas Antam.
  5. Hindari emas perhiasan karena mudah rusak dan nilainya turun.

Untuk porsi investasi di emas tadi, coba cuil (ambil sedikit) porsi dari investasi jangka panjang yang sudah Anda punya, sehingga ada kenyamanan yang dapat Anda rasakan sebagai pemula tanpa risiko tinggi di dalamnya.
 

Dengan proyeksi akan ada kenaikan suku bunga acuanAmerika Serikat (AS) setidaknya sekali tahun ini dan masih belum kondusifnya pasar keuangan global di tengah ancaman perang dagang, porsi investasi jangka panjang tentu perlu dicermati dan dikocok lagi. 

Anda dapat mengurangi porsi di reksa dana saham Anda dan mengalihkannya dengan reksa dana pasar uang yang lebih konservatif.  

Apalagi, rezim bunga bank yang tinggi dapat menguntungkan bagi reksa dana pasar uang yang isinya hanya deposito dan obligasi tenor di bawah setahun. 

Selain itu, emas Antam tadi juga bisa menjadi pilihan meraih hasil maksimal untuk menghadapi proyeksi pasar modal yang kurang mumpuni tahun ini. 

Jadi, di tengah proyeksi 2019 yang kurang kondusif, sudah saatnya mendiversifikasikan alokasi investasi Anda ke reksa dana pasar uang dan emas Antam, tanpa menurunkan jumlah investasi saham dan reksa dana saham Anda secara signifikan. 

Happy Investing! 

TIM RISET CNBC INDONESIA




(irv/roy) Next Article Harga Emas Antam Berkilau Saat Perang Dagang Membara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular