
Selama 2018 Utang Pemerintah ke Asing Bertambah Rp 23,59 T
Tahir Saleh, CNBC Indonesia
01 January 2019 16:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Obligasi pemerintah menjadi salah satu surat utang yang menjadi incaran investor asing di pasar global. Namun sepanjang tahun 2018, porsi asing di Surat Berharga Negara (SBN), baik SUN maupun sukuk (SBSN) turun menjadi 37,72% dari Januari 2018 sebesar 41,29%.
Berdasarkan data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, porsi asing di SBN per 28 Desember 2018 mencapai Rp 893,36 triliun atau 37,72% dari total oustanding SBN sebesar Rp 2.368,45 triliun. Jumlah tersebut bertambah Rp 23,59 triliun dibandingkan posisi awal Januari 2018.
Porsi kepemilikan asing tersebut turun dibandingkan dengan posisi akhir Januari 2018 yakni 41,29% atau sebesar Rp 869,77 triliun. Dari sisi nilai, jumlah kepemilikan asing naik, hanya saja dari sisi persentase berkurang karena jumlah outstanding SBN pada akhir Januari 2018 baru mencapai Rp2.106,74 triliun.
Penurunan porsi asing di SBN sudah terjadi sejak semester pertama tahun 2018 ketika sentimen penaikkan suku bunga Fed Funds Rate (FFR) bank sentral AS, the Fed, dan kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS, US Treasury. Pada akhir Juni itu, porsi asing di SBN sudah turun menjadi 37,79%.
Pembeli SBN Terbesar 2018
Sumber: DJPPR
Selain investor asing, porsi investasi bank konvensional di SBN juga berkurang menjadi 18,70% atau Rp442,97 triliun dibandingkan dengan Januari 2018 sebesar 24,18%. Penurunan lain juga dialami dana pensiun (dapen) yang turun menjadi Rp212,88 triliun atau 8,99% dari Januari 2018 yakni 9,63%.
Di sisi lain, reksa dana, asuransi, Bank Indonesia, dan bank syariah memperbesar porsi di SBN. BI bahkan menambah porsi dari 2,7% menjadi 10,47%, sementara reksa dana naik dari 7,35% menjadi 8,51%. Porsi investasi di asuransi di SBN juga naik menjadi 8,51% dari 7,35%.
Beberapa sentimen yang menggerakkan pasar obligasi di antaranya arah kebijakan bank sentral negara‐negara maju utama yang sesuai dengan proyeksi pasar di awal tahun yang memicu persepsi investor asing di pasar obligasi dalam negeri.
The Fed juga menaikkan suku bunga acuan sebanyak 4 kali dari kisaran 1,50%‐1,75% hingga kisaran 2,25%‐2,50%. Kebijakan bernada hawkish (agresif) hingga kuartal 3 tahun 2018 ini tak pelak mendorong naiknya imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun hingga melebihi level psikologis 3,00%.
(Tahir Saleh/hps) Next Article Aum! Didukung Dana Asing, Obligasi Pemerintah Masih Bertaring
Berdasarkan data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, porsi asing di SBN per 28 Desember 2018 mencapai Rp 893,36 triliun atau 37,72% dari total oustanding SBN sebesar Rp 2.368,45 triliun. Jumlah tersebut bertambah Rp 23,59 triliun dibandingkan posisi awal Januari 2018.
Porsi kepemilikan asing tersebut turun dibandingkan dengan posisi akhir Januari 2018 yakni 41,29% atau sebesar Rp 869,77 triliun. Dari sisi nilai, jumlah kepemilikan asing naik, hanya saja dari sisi persentase berkurang karena jumlah outstanding SBN pada akhir Januari 2018 baru mencapai Rp2.106,74 triliun.
Pembeli SBN Terbesar 2018
Investor | Nilai (triliun rupiah) |
Asing | 893,36 |
Bank Konvensional | 442,97 |
Bank Indonesia | 247,95 |
Dapen | 212,88 |
Asuransi | 201,59 |
Reksa Dana | 118,62 |
Bank Syariah | 43,81 |
Sumber: DJPPR
Selain investor asing, porsi investasi bank konvensional di SBN juga berkurang menjadi 18,70% atau Rp442,97 triliun dibandingkan dengan Januari 2018 sebesar 24,18%. Penurunan lain juga dialami dana pensiun (dapen) yang turun menjadi Rp212,88 triliun atau 8,99% dari Januari 2018 yakni 9,63%.
Di sisi lain, reksa dana, asuransi, Bank Indonesia, dan bank syariah memperbesar porsi di SBN. BI bahkan menambah porsi dari 2,7% menjadi 10,47%, sementara reksa dana naik dari 7,35% menjadi 8,51%. Porsi investasi di asuransi di SBN juga naik menjadi 8,51% dari 7,35%.
Beberapa sentimen yang menggerakkan pasar obligasi di antaranya arah kebijakan bank sentral negara‐negara maju utama yang sesuai dengan proyeksi pasar di awal tahun yang memicu persepsi investor asing di pasar obligasi dalam negeri.
The Fed juga menaikkan suku bunga acuan sebanyak 4 kali dari kisaran 1,50%‐1,75% hingga kisaran 2,25%‐2,50%. Kebijakan bernada hawkish (agresif) hingga kuartal 3 tahun 2018 ini tak pelak mendorong naiknya imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun hingga melebihi level psikologis 3,00%.
(Tahir Saleh/hps) Next Article Aum! Didukung Dana Asing, Obligasi Pemerintah Masih Bertaring
Most Popular