Beberapa Tips Agar Tak Tertipu Investasi Bodong

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
01 September 2018 13:52
Beberapa Tips Agar Tak Tertipu Investasi Bodong
Foto: Freepik
"Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing." Kekompakan asalnya merupakan hal yang baik, bagus, tak bercela.

Namun, dalam satu hal investasi, kompak menjadi korban umroh ilegal tentu bukanlah hal yang patut dibanggakan. Itulah yang terjadi pada sembilan orang warga Desa Kapar, Kecamatan Murung Pudak, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Secara komunal mereka tergiur oleh hasil investasi dananya yang akan berujung pada ziarah religius ke Tanah Arab. 

Dengan setoran biaya sebanyak Rp31,5 juta per orang, kepada oknum pemasaran biro perjalanan haji kecil tersebut, oknum travel PT Arafah Tamasya Mulia (ATM) justru menghilang bersama uang jamaah. 

Kasusnya pun marak dan membesar terutama di salah satu propinsi penghasil batu bara tersebut. Alhasil, ATM menjadi salah satu pengisi daftar 22 nama investasi ilegal yang diumumkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Juli lalu.

Meskipun bukan harta yang menjadi tujuan setoran dan cicilan dana melainkan umroh tadi, ternyata umroh ilegal juga masuk menjadi salah satu jenis dari investasi ilegal. 

Daftar 22 Investasi Ilegal
NamaJenis usaha
Agen Kuota ExclusiveMLM tanpa izin
PT Data Network IndonesiaMLM tanpa izin
KH Pulsa (Pulsa Center)MLM tanpa izin
PT Citra Travellindo Jaya/ Java TravelMLM Ilegal
PT Sejahtera Mandiri Insani (SMI)/ Bit EmassMLM tanpa izin
UFS AtomyMLM tanpa izin
Powerful Network Building/ Prakarsa Niaga Bersama/ PNBMLM tanpa izin
Cavallo CoinCryptocurrency
VoltroonCryptocurrency
BitwincoinCryptocurrency
Java CoinCryptocurrency
WX CoinCryptocurrency
CryptolabsCryptocurrency
UnosystemInvestasi uang
PT Pollywood International IndonesiaInvestasi saham
PT Seraya Investama IndonesiaPialang Berjangka Tanpa Izin
PT Medussa Multi Business Centre Tour & Travel (MMBC Tour & Travel)Sistem Keagenan dan Waralaba tanpa izin
PT Arafah Tamasya MuliaTravel Umroh
PT Bandung Eco Sinergi Teknologi (BEST)/ Synergy World/ Eco RacingMLM tanpa izin
PT Duta Bisnis School/ PT Duta Future InternationalMLM tanpa izin
PT Bes Maestro Waralaba/ Klik&ShareMLM tanpa izin
Gainmax Capital LimitedForex trading
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan 

Investasi ilegal inilah yang seharusnya menjadi musuh bersama, termasuk juga oleh pemangku kepentingan (stakeholder) pasar modal. Bagaimana tidak, masyarakat awam dan belum terliterasi dengan baik tentu akan menjadi sasaran empuk dari investasi ilegal (bodong) tersebut. 

"Padahal, pemilik dana di daerah itu banyak. Di sebuah desa pedalaman Lampung saja, dalam 3 bulan transaksinya bisa mencapai Rp 3,5 miliar. Di hampir seluruh daerah Indonesia, mereka rata-rata sudah terkena investasi bodong dulu, jadi untuk masuk, pasar modal harus dari awal lagi," ujar Kriswitaluri, Kepala Unit Strategi Edukasi dan Pengembangan Investor PT Bursa Efek Indonesia pekan ini. 

Tugas keseharian Luli, panggilan Kriswitaluri, memang tak lepas dari edukasi dan literasi kepada publik. Dari mulai definisi investasi, diferensiasi investasi yang valid dengan investasi abal-abal, dan serta prospeknya bagi investor maupun untuk masyarakat secara umum. Pendekatan edukasi dan literasi yang diambil pun sudah dari yang paling tradisional hingga yang fenomenal. 

Yang paling tradional tentu dengan sosialisasi langsung olehnya kepada calon investor secara satu-persatu kota, kabupaten, maupun desa. Di beberapa kota yang sudah lebih maju, tentu ajakan beinventasi akan memiliki tujuan yang berbeda dibanding kota lebih kecil. 

Di kota-kota besar Indonesia tercinta, masyarakatnya sudah hampir seluruhnya melek investasi, memiliki target dan tujuam untuk mempercepat pertumbuhan investor dan transaksi pasar modalnya.

Lain halnya di kota yang lebih kecil atau desa. Otoritas bursa lebih bertujuan sebagai pembuka alas dan mendirikan infrastruktur awal bagi pelaku pasar modal lain. Istilah jawanya adalah babat alas. Namun, sangking luasnya tanah Indonesia, jengkal demi jengkal dan kilo demi kilo yang sudah dirambah tampaknya belum menunjukkan titik akhir.

Pendekatan yang awalnya hanya secara offline tersebut akhirnya mengadopsi kemajuan teknologi informasi juga, yaitu dengan pendekatan secara online. Saat ini, lanjutnya, ketika jaringan internet sudah merambah hampir memang setiap interaksi perlu memanfaatkan teknologi.

Apalagi ketika semua lebih dipermudah zaman, masyarakat harusnya menjadi lebih mudah mendapatkan informasi tentang informasi dengan benar, dan jangan sampai justru nasabah mendapatkan hoax dan tertarik dengan investasi ilegal. 

Dia menambahkan saat ini potensi investor di daerah luar Jawa juga sudah mulai terjamah, apalagi dengan dukungan dari perkembangan internet dan teknologi. Data 2016 menunjukkan persebaran 78,3% investor Indonesia masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, dan pertengahan tahun ini angkanya sudah turun hingga 75%. 

Artinya, meskipun penurunannya dalam jumlah kecil sekitar 3%, jumlah nasabah di daerah sudah berkembang lebih cepat dibandingkan dengan sebelumnya. Belum lagi angka 25% di luar Jawa yang masih mini tentu justru memperlihatkan potensi lebih besar lagi yang belum merasakan nikmatnya cuan dari pasar modal. 

Data Bursa Efek Indonesia menunjukkan saat ini jumlah investor saham di bursa mencapai 707.000 orang hingga Mei, naik 12,2% dari posisi tahun lalu. Dari jumlah itu, jumlah investor aktif saham per hari baru 39.000 nasabah, naik 25,8% dari jumlah pada akhir 2017. 
TahunInvestor Saham
*2018707000
2017630000
2016536000
2015434000
*) Mei
Sumber: PT Bursa Efek Indonesia 

TahunInvestor Aktif per Hari
*201839000
201731000
201626000
201519000
*) Mei
Sumber: PT Bursa Efek Indonesia

(NEXT)





Febriyani Sjofjan Yahya, Direktur PT MNC Asset Management, mengatakan platform online reksa dana juga memegang peranan penting dalam edukasi dan literasi pasar modal.

Platform tersebut tidak hanya bertindak sebagai perpanjangan tenaga pemasaran, tetapi juga menjadi perpanjangan fungsi edukasi tentang investasi kepada publik. Proses penjualan, ujarnya, tentu harus didahului dengan proses pengenalan perusahaan, pengenalan produk reksa dana, lalu baru eksekusi atau pemilihan produk oleh calon nasabah.

Aplikasi yang bernama MNC Duit itu, lanjutnya, tentu berandil karena peningkatan jumlah rekening nasabah (CIF) perusahaan melejit dibandingkan dengan sebelumnya. Jumlah CIF sudah naik 33% menjadi 8.000 akun dalam tiga tahun terakhir dari sebelumnya 6.000 akun, yang sama dengan tumbuh 666 nasabah per tahun dari sebelumnya 400.

"Saya tidak melihat pengembangan itu [membakar modal untuk pengembangan teknologi informasi], tetapi tanpa IT tentu tidak bisa melejit, dan sekarang memang tidak bisa tidak [berarti harus mengembangkan IT]."

Terobosan juga baru diluncurkan oleh PT Mandiri Sekuritas. Produk edukasi dan literasi online untuk publik dan untuk nasabah perusahaan bernama MOST Online Learning Portal (MOST OLP) tersebut baru diluncurkan pekan ini. Perusahaan pun mematok target pertumbuhan transaksi saham sebesar 20% dari posisi saat ini Rp 320 miliar per hari oleh nasabah ritel.

Dari sisi jumlah nasabah, perseroan mematok target pertumbuhan 5.000 nasabah baru setelah adanya OLP tersebut, yang berarti tumbuh 5,74% pada akhir 2018 dari jumlah nasabah saat ini 87.000 nasabah dengan dukungan metode edukasi dan pemasaran online tadi.

Meluaskan edukasi dan informasi atas investasi tentu juga menjadi tugas utama bagi insan pasar modal. Namun, menutup celah dari oknum-oknum yang berniat jahat serta adu balap dengan calon penjahat karbitan itu juga menjadi tugas bersama.

"Terlebih, melindungi masyarakat dari investasi ilegal merupakan tugas negara, yang berarti tugas kami [Bursa Efek Indonesia] dan kita," tambah Kriswitaluri.

Di dunia investasi, perlindungan, penjaminan, atau proteksi, merupakan sebuah hal yang berharga untuk membuat seorang pemangku kepentingan, salah satunya di sisi investor, merasa nyaman.

Sama juga dengan berinvestasi. Setiap individu harus merasa nyaman dulu untuk menentukan porsi dan jenis investasi yang ingin dituju dananya. Pekerjaan rumah (PR) dari seorang calon investor tentunya adalah mengenali kebutuhan dan tujuan investasinya.

Bagaimana caranya?

Secara umum dan awam, faktor paling manjur agar seseorang dapat berinvestasi adalah dengan ajakan investasi dari orang terdekatnya, yang juga mencerminkan efek domino atau getok tular. Karena kata-kata yang keluar dari mulut saudara, teman, atau sekedar kenalan itu tentu akan lebih dipercaya dibandingkan dengan perkataan orang lain.

Belum lagi iming-iming yang menggiurkan dari hasil investasi yang ditawarkan. Kadang, karena didasari ketidaktahuan dan kurang browsing, banyak calon-calon investor menganggap manis pada hal yang sebarnya tidak masuk akal.

Investasi yang mengaitkan diri dengan kegiatan agama tertentu juga lebih menggoda karena tidak hanya dipertimbangkan kepala tetapi juga keyakinan dan keimanan seseorang, seperti yang baru-baru ini terjadi pada beberapa biro umroh, salah satunya kasus ATM di Kalimantan tadi. Tentu saja pengumpulan duit publik itu menggugah nalar dan kadang semakin tak masuk akal lagi. Ciri-ciri investasi ilegal sebenarnya mudah dikenali, yang seharusnya diperkenalkan sejak dini agar kerugian konyol terhindari.

Pertama, imbal hasil (return) yang ditawarkan atau disimulasikan, masuk akal dan logis. Perhatikan data historis, pembanding lain, serta risiko dan potensi keuntungan (return) tadi. Ingat prinsip investasi high risk= high return, tidak ada investasi berisiko rendah yang dapat menawarkan keuntungan yang tinggi karena risiko dan return sama besar.

Investasi ilegal biasanya menawarkan hasil investasi yang pasti, misalnya 1% per hari, 10% per bulan, atau 100% per tahun.

Kedua, identitas pemilik, perusahaan, dan historis perusahaan yang tidak jelas. Silahkan cek dulu legalitas perusahaan di otoritasnya masing-masing. Untuk investasi yang terkait dengan bisnis keuangan murni dan pasar modal, publik dapat mengakses situs Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan PT Bursa Efek Indonesia (BEI).

Ketiga, ada uang muka yang harus dibayarkan dengan janji akan kembali dalam waktu sekejap. Biasanya ditentukan tenggat waktu yang mendesak agar calon korban tidak memiliki waktu yang cukup untuk mencari informasi tambahan.

Keempat, memiliki lapisan layanan berjenjang, misalnya setoran kelas emas, perak, dan perunggu layaknya perbankan.

Kelima, skema pengelolaan bisnisnya meragukan atau tidak transparan. Hindari juga pemasaran berjenjang (multi level marketing) yang tidak berbasis produk dan hanya didasari keuntungan dari keanggotaan baru.

Menutup tulisan ini, mantan presiden AS ke-40 Ronald Reagan pernah menyatakan tugas mulia sebuah pemerintahan adalah melindungi rakyatnya, bukan mendikte kehidupan.

"Government's first duty is to protect the people, not run their lives." -Ronald Reagan

Meskipun yang bicara adalah seorang pemimpin negara pada masanya, tetapi niat mulia itu pantas diberi apresiasi dan ditindaklanjuti.

Pantasnyalah jika kita dapat berbagi pengetahuan, sekecil apapun itu, sebagai sesama insan pasar modal bahu membahu berniat saling menjaga saudara dan kerabatnya dari investasi bodong dan mengarahkannya ke jalan (investasi) yang benar, serta bertukar informasi yang berharga, bukan hoax.

Selamat berinvestasi!*
*) dengan aman.


TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular