
Jokowi Buka-bukaan Soal Krisis, Subsidi BBM, hingga IKN

Salah satu isu yang lagi hangat itu IKN. Banyak orang bertanya, disaat negara sedang dalam tekanan, kenapa seorang Jokowi ngotot membuat IKN?
Enggak ini kan gini, sebuah gagasan lama yang sudah direncanakan saat itu oleh Bung Karno. Kemudian di zaman Pak Harto juga ada rencana memindahkan dan memang kita harus memindahkan karena beban Jakarta itu terlalu sangat berat sekali.
Beban di pulau Jawa juga terlalu sangat berat sekali. Sebanyak 56% populasi Indonesia itu ada di Pulau Jawa, padahal kita memiliki 17.000 pulau. Satu pulau dibebani 56% populasi, kemudian PDB kita 58% juga ada di Jawa. Terus pemerataannya gimana? Pulau lain diberi kue apa? inilah yang kita inginkan yaitu pemerataan.
Yang pertama, ini sudah ada UU-nya dan disetujui oleh 93% dari fraksi yang ada di DPR. Kadang-kadang kok masih ditanya, penting atau tidak penting, sudah disetujui, 93% lho ya.
Dan kita ingin sekali lagi pemerataan dan Indonesiasentris sehingga kue ekonomi lebih merata, infrastruktur juga bisa lebih merata dan agar Indonesia ini maju tidak dirasakan oleh pulau Jawa saja tetapi oleh semua provinsi, semua kabupaten dan kota yang ada di luar Jawa dan yang paling penting pembiayaannya.
Anggarannya dari mana itu pak?
Di dalam rencana memang kita 20% dari APBN, 80 persen dari KPBU, investasi, dari investor dan 20% ini kan kita tidak membangun tahun ini kemudian rampung. Mungkin 15-20 tahun. Ini sebuah pekerjaan besar dalam jangka panjang.
Jadi jangan dipandang setahun, dua tahun selesai ndak. Kita itu mengeksekusi dari gagasan lama, dan itu juga sudah melalui survei lapangan, sudah melalui studi lapangan. Karena di awal, diputuskan oleh Bung Karno saat itu di Palangkaraya, di Kalimantan Tengah. Tetapi ketika kita cek di sana ada problem masalah banjir sehingga dicari alternatif yang lain, dan ketemu di Penajam, di Kutai Kertanegara.
Investornya siapa yang sudah tertarik? Ini kan nilai ekonominya belum ada? Bagaimana bapak bisa menjual IKN ini?
Jadi kalau ditanyakan investornya dari mana, semua negara tertarik. Yang sudah deal itu dari UEA sudah yang akan konsentrasi di financial center, kemudian juga untuk smart city-nya Korea Selatan ingin masuk, kemudian untuk pengawas dan review design, Jepang ikut masuk. Terakhir, Arab Saudi juga sama, ingin masuk tetapi di blok apa, bisa saja di blok pendidikan atau di blok kesehatan saya kira ini yang terus kita matangkan. Tetapi yang paling penting infrastruktur harus kita mulai terlebih dahulu.
Artinya apa? Ini justru akan menjadi sebuah mesin pertumbuhan ekonomi, karena capital inflow ke sana, selain yang tadi hilirisasi, UMKM, ini ada sebuah mesin pertumbuhan ekonomi baru karena akan ada capital masuk ke IKN ini. Jadi apa kita berbicaranya jangan berbicara speed hanya APBN terus, ndak. Kita akan berusaha agar ini bisa mendatangkan investasi sehingga ada capital inflow masuk ke negara kita.
Jadi kalau ada anggapan IKN dibangun dari utang itu salah?
Investasi, tolong dibedakan utang dan investasi.
Total investasi yang dibutuhkan untuk membangun IKN?
Terakhir hitungan kita US$33 miliar, tetapi itu pun masih bisa berkembang kalau memang misalnya ada financial center-nya tidak sesimple itu, tetapi bisa lebih gede ya tentu saja akan memakan investasi yang lebih.
Soal penghentian ekspor bahan mentah, hilirisasi dan bagaimana visi seorang Jokowi, Indonesia itu ingin seperti apa pak? Mobil listrik, Elon Musk diundang, LG diundang, kayanya sepertinya beritanya sangat heboh, sangat besar, seperti apa sih yang bapak inginkan ke depan?
Yang ingin kita bangun ini adalah trust international, kita ingin membangun sebuah kepercayaan internasional terhadap negara kita, Indonesia. Dan yang ingin kita bangun sebuah ekosistem, tidak hanya proyek-proyek kecil, parsial tidak, sebuah ekosistem.
Sehingga hilirisasi ini adalah sebuah awal kita ingin mendapatkan sebuah nilai tambah, misalnya nikel. Bahwa ada nilai tambah 18 kali sampai saat ini dan saya yakin tidak hanya US$ 20,8 miliar dari nikel, tetapi kemungkinan angkanya akan naik. Tahun ini saja perkiraan saya mungkin bisa tembus US$ 30 miliar. Berikutnya bisa US$ 35 miliar per tahun. Itu hanya satu komoditas dan itu juga masih barang jadi dan setengah jadi.
Kemudian ada tembaga, nanti juga sama kita kelola dengan cara yang sama, ada timah kita kelola dengan cara yang sama, ada bauksit kita kelola dengan cara yang sama, dan kita bangun sebuah ekosistem untuk mobil listrik.
Baterai litium dari kita, baterai kendaraan listrik dari kita sehingga muncul ekosistem mobil listrik yang kita kerja samakan. Misalnya dengan Hyundai, ada Ford, kemudian ada merek-merek yang lain yang masuk.
Yang ini kita ikutkan BUMN kita masuk ke sana sehingga transfer teknologinya nanti juga ada, terjadi, baik pada saat mulai di konsesi bahan mentah, kemudian masuk ke smelternya juga bareng-bareng, kemudian masuk ke industri baterainya juga bareng-bareng, masuk ke industri mobilnya kita juga ikut bersama-sama di situ.
Sehingga ekosistem besarnya menjadi kita dapatkan dan kita menjadi sebuah kekuatan besar untuk mobil listrik dunia. Karena Indonesia adalah penghasil nikel terbesar, ini yang menjadi kekuatan besar kita, sehingga gabungan antara nikel, bauksit, tembaga, timah ini menjadi barang yang betul-betul terencana sejak awal dan terintegrasi.
Ini yang sulit kita mengutak-atik agar bisa terjadi, dan kalau itu terjadi, ini menjadi sebuah gerbang besar kita masuk kepada negara industri maju. Nggak lama-lama, perkiraan kita nggak akan sampai 2030 sudah kejadian. Insya Allah sudah kejadian.
![]() |
