
UMKM Binaan BRI Dulang Untung dari Usaha Ecoprint

Jakarta, CNBC Indonesia - Kegiatan BRI UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR memberikan pelatihan bagi para UMKM binaannya. Salah satu peserta yakni pengusahaa perempuan asal Surabaya, Ida Rosita (41) mengaku sering mendapatkan dan mengikuti pelatihan-pelatihan dari BRI, berupa pelatihan ekspor-impor.
"Pengaruhnya ikut pelatihan saya jadi tahu digital marketing, cara-cara menawarkan barang lewat media sosial, bikin google bisnisku, dan lainnya, saya juga belajar dari BRI dan saya terinspirasi bikin google bisnisku dan produk saya jadi mudah dikenal," kata Ida dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (14/6/2022).
Dia mengembangkan usaha fesyen ecoprint setelah kampung tempatnya tinggal di Jambangan, Surabaya, mengikuti lomba Surabaya Smart City (SSC). Program tersebut diluncurkan Pemerintah Kota Surabaya pada 2019.
Salah satu tujuan lomba tersebut untuk memberdayakan masyarakat yakni dengan mengajak wanita-wanita di kampung berkegiatan agar mendapat penghasilan tambahan. Pada lomba ini, Ida mengusulkan memulai usaha pakaian Wanita dengan mengadopsi Teknik ecoprint dengan nama "Ecoprint Girly Lestari".
"Awalnya Surabaya Smart city ini kan di kampung, sebenarnya bukan saya yang menggagas ecoprint ini. Jadi, saya sama bu RT membuat apa gitu di kampung yang sekiranya sama warga bisa bareng-bareng, terus ada lomba SSCĀ 2019 kita buat ecoprint untuk menunjukkan keunggulan atau usaha yang dimiliki kampung kami," kata Ida.
Saat itu hasil produk ecoprint di kampungnya menjadi daya tarik wisatawan yang datang. Ida pun melihat ada potensi yang bisa dikembangkan melalui kerajinan ecoprint.
Oleh karena itu, dia memutuskan membuka usaha sendiri di 2019 dan pada 2020 Ida memiliki izin usaha ecoprint.
"Biar tetap jalan dan tidak mengandalkan penjualannya ketika ada tamu saja datang ke kampung baru kejual, saya pikir harus punya izin-izin agar bisa masuk ke sentra-sentra UKM. Jadi saya urus izinnya, biar penjualannya bisa continue juga," ujarnya.
Ecoprint adalah seni mencetak daun, bunga, akar, kayu di atas kain, sehingga bisa dijadikan produk fesyen, craft, dan home decor. Dari sini, dia berkomitmen untuk menghasilkan produk-produk zero waste guna mengurangi limbah dan menghasilkan produk yang ramah lingkungan.
"Untuk modal sendiri terbilang masih sedikit yaitu Rp 3 juta saja, yang dipakai untuk membeli bahan-bahan membuat ecoprint. Mulai dari kain, dan pewarna alam, tapi itu tidak termasuk peralatan," kata dia.
Sedangkan untuk penjualannya, produk ini sudah merambah ke luar Surabaya, seperti Jawa Barat. Ida juga menjual produk secara online melalui e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, dan PaDi UMKM.
"Produk yang paling laris adalah produk fashion seperti baju, kain, kemeja, mukena, jilbab, dan sebagainya. Per bulannya mampu terjual 10 produk ecoprint untuk kategori fashion, sementara untuk produk lainnya tak menentu tergantung pesanan dan minat," ungkapnya.
Lebih jauh, Ida mengaku kerap mengalami kesulitan di bidang pembiayaan atau modal selama merintis usaha. Pintu terbuka ketika Ida memberanikan diri mengajukan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada BRI untuk membeli alat pengukus kain.
"Saya mengajukan pertengahan 2021. Waktu mengajukan mudah sekali, waktu itu juga ada program diskon. Enam bulan pertama ada diskon, jadi saya ngambil Rp 10 juta, tidak banyak, saya hanya butuh untuk beli alat kukusan saja," ujar Ida.
Adapun saat ini Ida mendapatkan kemudahan dalam mengajukan pinjaman ke BRI. Dia berharap, ke depan usaha ecoprint itu bisa merambah pasar luar negeri alias ekspor.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sokong UMKM Naik Kelas, BRI Diganjar Penghargaan