Masuk Daftar 40 Tokoh Muda Inspiratif, Ini Pesan CEO Gojek

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
17 February 2022 17:54
CEO Gojek Kevin Aluwi
Foto: Dok: Gojek

Jakarta, CNBC Indonesia - CEO dan Co-founder Gojek, layanan on-demand dari GoTo, Kevin Aluwi terpilih sebagai salah satu dari 40 anak muda yang masuk daftar 40 tokoh muda inspiratif pada tahun 2022. Kevin dinilai mampu membuat terobosan besar dan inspiratif.

Kevin masuk bersama dengan nama besar lain seperti Chief Operating Officer (COO) Tokopedia Melissa Siska Juminto, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim, aktor Reza Rahadian Matulessy, artis dan pengusaha Raffi Ahmad, atlet bulu tangkis Greysia Poli dan Apriyani Rahayu, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, CEO dan Founder KitaBisa.com M. Alfatih Timur, dan lainnya.

Sebelum mendapatkan pengakuan dari Fortune, komitmen Kevin untuk berinovasi juga berhasil mengantarkannya masuk dalam daftar 30 tokoh muda berpengaruh dari Forbes untuk kategori peusahaan teknologi konsumen pada 2016. Pria berusia 35 tahun ini memperoleh gelar Bachelor of Science di bidang Corporate Finance, Entrepreneurship, and International Relations dari University of Southern California, Amerika Serikat (AS).

Penyuka gim, kripto, dan buku ini menjabat Co-CEO Gojek pada Oktober 2019 setelah Presiden Joko Widodo menunjuk Nadiem Makarim, yang juga pendiri Gojek, menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Jabatan Kevin sebelumnya di Gojek adalah Chief Finance Officer (CFO).

"Awalnya, Gojek itu bisa dikatakan proyek sampingan buat semua orang. Tidak ada satupun co-founder yang hanya mengerjakan Gojek. But I always loved the idea of Gojek. Saya mikir, ini ide hebat, tapi kenapa kok tak ada yang serius mengembangkannya? Saya, Nadiem, dan Mikey (Michaelangelo Moran) sebagai co-founders akhirnya memutuskan secara penuh membangun Gojek," ungkap dia dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (17/2/2022).

Ketika Gojek dan Tokopedia mengumumkan sinergi akbar di pertengahan tahun 2021 dengan membentuk entitas raksasa GoTo (Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial), Kevin menjadi CEO Gojek. Sebelumnya Kevin bekerja di Merah Putih Inc. dan Zalora Indonesia. Pengalaman di industri teknologi inilah yang ikut meluruskan jalannya membangun Gojek dari hanya call center di 2010, lalu ikut berperan menggalang dana bagi Gojek pada 2014 untuk meluncurkan aplikasi pada Januari 2015.

"Saya dari awal suka sekali ide Gojek, karena saya juga sering naik ojek pangkalan. Saat masih kerja di Zalora, kantor saya di Bidakara dan saya tinggal di daerah Kuningan, maka saya sering naik ojek. Saya hampir setiap hari pakai ojek langganan, jadi saya yakin bahwa transportasi yang paling efisien di Jakarta itu ojek," kata pengagum Elon Musk dan Lee Kuan Yew ini.

Saat ini Gojek menjadi on-demand platform di Asia Tenggara yang beroperasi di tiga negara, yaitu Indonesia, Singapura, dan Vietnam. Gojek yang lahir tahun 2010 dari hanya call center kini menyediakan akses ke berbagai layanan mulai dari transportasi, pengantaran makanan, logistik, dan lainnya. Adapun pada akhir kuartal III-2021, Gojek diunduh lebih dari 221 juta kali, didukung lebih dari 2 juta mitra driver di Asia Tenggara, dan 1 juta mitra usaha GoFood se-Asia Tenggara, di mana 99% adalah UMKM.

"Dari awal, Gojek memang didirikan dengan prinsip memanfaatkan teknologi untuk mempermudah kehidupan sehari-hari masyarakat," kata Kevin.

Kevin berpesan kepada pada pemimpin muda yang tengah merintis bisnis mengenai pentingnya terobsesi membangun produk dan pengalaman terbaik bagi konsumen. Menurutnya, pebisnis muda harus terobsesi dalam membangun perusahaan yang bertahan lama, yang akan terus memberikan produk dan pengalaman terbaik bagi konsumen baik sekarang dan di tahun-tahun mendatang, dan bahkan perusahaan bisa bertahan lebih lama dari si pendiri itu sendiri.

"Sekarang ini banyak orang terobsesi dengan apa yang kelihatan di publik atau di permukaan. Jadi sekarang ini, saya melihat banyak pebisnis mengejar aspek 'seksi', misalnya fundraising dalam jumlah besar dan kemudian pemberitaan di media, disukai oleh netizen, populer. Itu yang dikejar," tukasnya.

Dia mengatakan, salah satu inovasi penting yang berbasis data di Gojek ialah lahirnya GoFood. Selama 5 tahun mendirikan Gojek, baru ada tiga fitur utama yaitu GoRide, GoSend, dan GoShop. Namun, layanan berbelanja GoShop ternyata didominasi pemesanan makanan ketimbang kebutuhan harian lain. Hal ini punyang melatari lahirnya layanan GoFood.

"Kami perhatikan dalam catatan pesanan GoShop itu 90% order untuk membeli makanan. Saat itu, kami menyadari bahwa ada peluang besar di Jakarta untuk GoFood. Sekarang GoFood menjadi salah satu produk dan bisnis terpenting di ekosistem Gojek," jelas dia.

Menurut Kevin, satu kondisi yang menjadi momen terberat dalam membangun Gojek ialah pada akhir 2015 ketika Gojek kekurangan dana dengan sebanyak 200 karyawan bergantung di sana. Untungnya, badai berlalu dan mereka berhasil mengamankan putaran investasi berikutnya.

"Mungkin ini salah satu momen paling kritis. Kami khawatir mengecewakan ratusan orang yang mempercayai kami ini, juga ratusan ribu mitra driver yang juga benar-benar percaya pada misi kami," kata Kevin lagi.

Dia menambahkan, Gojek bisa sampai sejauh ini karena kombinasi dari beberapa hal. Pertama, Gojek membangun model bisnis yang berbeda yang benar-benar berasal dari kebutuhan unik konsumen. Kedua, Gojek juga melihat dari sisi pengendara sepeda motor atau dari sisi pengemudi ojek untuk bisa menjadi lebih produktif.

"Mereka adalah orang-orang yang jujur, pekerja keras, dapat dipercaya yang hanya membutuhkan lebih banyak kesempatan," ujar Kevin.

Sementara itu, dari sisi kepemimpinan, Kevin lebih condong mendorong karyawan mengedepankan solusi dan dia ingin membantu menciptakan budaya bahwa perusahaan yang lahir di Indonesia bisa membangun produk kelas dunia.

"Saya ingin Gojek menjadi tempat inklusif di mana orang-orang terbaik di dunia dari berbagai latar belakang bisa berkembang dan berkarya. Di Gojek, saya ingin membangun budaya yang terbuka, di mana karyawan bisa menyampaikan pendapat atau hal-hal yang kurang enak, tanpa khawatir membuat orang lain tersinggung. Indonesia itu budayanya sangat Jawa, hubungan yang harmonis itu penting sekali. Tapi, terkadang ini membuat kita jadi kurang jujur dalam menyampaikan pendapat," paparnya.

Dia juga berharap agar karyawan terobsesi dengan detail. Karena menurutnya, bedanya "baik" dan "hebat" itu selalu ada pada hal-hal kecil dan ekstra yang dilakukan, seperti menghadirkan layanan yang lebih baik, lebih banyak kreativitas, kerja ekstra.

"Saya ingin mengubah budaya Gojek. Saat ini mungkin kami masih okay dengan 'lumayan', tapi itu tak cukup. Kami harus menjadi benar-benar bagus," pungkas dia.


(bul/bul)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mau Mulai Bisnis? Simak Kuy 4 Tips Berikut Biar Cuan Gaes

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular