Leonard Theosabrata Bicara UKM Hingga Rencana Besar Smesco

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
29 November 2021 14:45
Direktur Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha kecil Menengah (Smesco Indonesia) Leonard Theosabrata
Foto: Direktur Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha kecil Menengah (Smesco Indonesia) Leonard Theosabrata (Dokumentasi Smesco Indonesia)

Dalam hitungan hari kita akan memasuki tahun 2022. Apa rencana-rencana besar Anda?
Kita ingin fokus ke fulfillment center kita. Selain itu, kita mau memberdayakan aset-aset kita. Sebab, pelayanan itu tadi yang mendorong sales.

Smesco Hub Indonesia Timur juga investasinya mau kita persiapkan. Jadi narasinya kita persiapkan buat G20 tahun depan. Itu merupakan salah satu agenda kementerian. Kita harapkan bisa dipertanggungjawabkan dan kelihatan di dunia.

Fokus kategori di Smesco pun kita kerucutkan, meliputi semua program yang kita jalankan dalam payung SPARC. Filosofinya seperti percikan. Inisiatifnya kecil-kecil namun bisa menginspirasi, nggak cuma keluar biaya besar. Walau kecil tapi bisa menginspirasi menjadi besar.

Semoga Smesco Hub Indonesia Timur bisa menjadi inspirasi di daerah lain, bisa lebih luas dari pada di Bali. Jadi 2020 adalah tahun mitigasi, 2021 adalah tahun kolaborasi, 2022-2023 tahun transformasi, dan kita berharap 2023 'barang' sudah jadi sehingga bisa diestafetkan ke pengurus setelah ini.

Selama memimpin Smesco dan mendukung pengembangan UMKM, apa produk-produk Indonesia yang dicari pasar luar?
Antara menjawab demand dulu atau menyiapkan supply dulu. Tapi sebetulnya ada beberapa kategori yang kami anggap merupakan potensi Indonesia.

Ini bukan mereka-reka, sudah ada sejak zaman VOC. Mereka menjajah Indonesia dengan tujuan agro. Kita masih jual curah. Fokus di sana harus ada. Ada satu komoditas agro, kemudian processing, ada investasi, menghasilkan bahan baku fundamental biar bisa masuk ke farmasi, herbal, makanan dan minuman.

Ini bisa, dari kelapa, jadi macam-macam. Kategori utamanya herbal sama wellness product. Itu Indonesia bisa menang. Ada satu brand yang luar biasa, omzet sudah Rp 1,5 triliun dalam 5 tahun. Kalau ada 10 atau 20 brand sejenis, unicorn bisa lewat.

Bisnis ini juga berhubungan dengan kelangsungan hidup orang banyak, termasuk juga petani di mana bisa kita take care. Dan juga kita bisa mengendalikan market. Jangan main di sesuatu yang mana kita nggak punya competitive adventages.

Kita harus perkuat local indigenous product. Ada tiga tuh, agro process, herbal and wellness, dan local indigenous product.

Kalau di program kita satu lagi, yaitu Loka Hejo. Ada Loka Tani, Loka Saji, Loka Seni. Ini sama. Tani, agro process, saji herbal and wellness tapi makanan, seni, local indigenous product. Ketiga ini nggak bisa dipisahkan.

Kita harus punya narasi yang kuat. Kalau satu pulau punya keyakinan bahwa produk turunan budaya, dipakai satu budaya, belinya di mana saja. Negara harus buat barang-barang khas kita harus dicap secara nasional, secara negara, kalau ini produk utama kita.

Misal produk warisan budaya X. Itu kan bentuk proteksi kalau itu dimiliki Indonesia. Kalau dari luar Indonesia ya palsu. Ini yang harus dilakukan karena at the end persaingannya branding. Untuk itu, kita juga harus perkuat intellectual property kita.

Direktur Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha kecil Menengah (Smesco Indonesia) Leonard Theosabrata (Dokumentasi Smesco Indonesia)Foto: Direktur Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha kecil Menengah (Smesco Indonesia) Leonard Theosabrata (Dokumentasi Smesco Indonesia)



Kepada para pelaku UMKM, apakah Anda ada tips agar mereka bisa go international?
Sebetulnya itu kan tergantung dalam bentuk apa. Kalau barang produksi dan dikonsumsi secara internasional, bakalan lebih mudah. Tapi harapan ke depan kita bisa menjual brand. Itu lebih kompleks. Karena di sana juga ada pemain lokal yang mana jadi saingan kita.

Sedihnya kita itu dibombardir barang luar yang lebih tahu pasar kita. Kalau kita mau mendikte internasional, harus ada keunggulan komparatifnya. Yang saya lihat bisa besar itu adalah narasi. Kita 'ngarang' saja, asyik sendiri, karena semua kebudayaan, ada satu titik di mana dia dikarang yang sekarang menjadi budaya.

Bagaimana kita bisa menciptakan sesuatu untuk 10-20 tahun ke depan? Aceh sampai Papua saja itu berbeda 180 derajat. Tidak ada namanya makanan Indonesia, tapi pasti khas daerah. Misal di Labuan Bajo, semua sudah oke, infrastruktur juga, tapi nggak ada budaya yang khas. Makanan terenak di sana adalah makanan Italia. Ini fakta.

Untuk itu, saya kirim tim ke sana, kita coba cari potensi Labuan Bajo, dari protein apa, bumbu apa, rempahnya apa, balik ke Smesco, dan dikarang. Jadilah ikan pepes bajo. Kalau laku lima tahun lagi, maka dia akan jadi khas Bajo.

Jangan misal pulang dari Medan, bawanya bolu, pulang dari Papua bawa abon. Kita bisa bawa sesuatu yang lain, yang khas. Masa kita jual sushi ke orang jepang. Kalau sudah urusan abon dan sambel ya kita.

Anda juga menggagas KRTA. Apa yang ingin Anda capai?
KRTA itu salah satu inisiatif dari Smesco Labo. Kita hadirkan fasilitas yang punya kemampuan untuk menciptakan sesuatu beserta blue print hingga business model. Kita ada lab-lab berbeda.

Misalnya di Smesco kita nggak fokus di building brand, melainkan kendaraan listrik niaga yang bisa dipakai UMKM. Ini modul nantinya bisa disesuaikan dengan UMKM, butuhnya jadi apa. Awalnya konversi lalu engineering, misal kendaraan ini kita usahakan tinggi TKDN-nya.

Bahan baku tersedia dari Sabang sampai Merauke. Dari tempat yang jauh diharapkan teman-teman juga bisa ikut membuat. Ini pemikiran bersifat demokratis.

KRTA bicara secara reaksi. Bisakah siluet-siluet ini jadi pakaian Indonesia yang baru. Yang bisa adopsi wastra nusantara ke dalam siluet ini yang sebetulnya benang merah sudah dilihat, dari Sabang-Merauke yang sebetulnya ada mirip-mirip.

Kayak baju kurung, baju bodo, dan sebagainya. Tapi kita nggak punya pakaian nasional. Saya pengennya pemimpin kita, ke PBB, ke ajang-ajang internasional, jangan pakai jas. Kita pakai pakaian Indonesia yang rumpunnya Indonesia.

Kita buat peluang baru, di-endorse sama pemimpin dan jadi kekuatan bersama. Semua yang diusahakan Smesco Labo bertujuan menciptakan peluang baru di Indonesia.

(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular