Wawancara Eksklusif

Terungkap! Alasan Dirut Garuda Turunkan Harga Tiket Pesawat

Fikri Muhammad, CNBC Indonesia
15 February 2019 17:15
Keputusan penting diambil Garuda Indonesia Group pada Kamis (14/2/2019).
Foto: Direktur Utama Garuda Indonesia, Ari Askhara (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Keputusan penting diambil Garuda Indonesia Group pada Kamis (14/2/2019). BUMN itu memutuskan untuk menurunkan harga tiket di seluruh rute penerbangan sebesar 20%.

Garuda Indonesia Group memiliki layanan full service pada Garuda Indonesia dan Low Cost Carrier (LCC) pada Citilink Indonesia serta Sriwijaya Air-NAM Air Group. Penurunan tarif tiket pesawat ini merupakan tindak lanjut dari inisiasi awal Indonesia National Air Carrier Association (INACA) yang sebelumnya baru berlaku di beberapa rute penerbangan.

"Hal tersebut sejalan dengan aspirasi masyarakat dan sejumlah asosiasi industri nasional serta arahan Bapak Presiden RI mengenai penurunan tarif tiket penerbangan dalam mendukung upaya peningkatan sektor perekonomian nasional," kata Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) Ari Ashkara melalui siaran pers yang diterima CNBC Indonesia, Kamis (14/2/2019).

Pada hari ini, Jumat (15/2/2019), secara ekslusif dalam program Closing Bell CNBC Indonesia TV, Ari menjawab beragam pertanyaan perihal harga tiket pesawat hingga harga avtur. Berikut petikannya:



Pertama kali setelah Garuda Indonesia Group menurunkan harga tiket 20 persen dan berdekatan dengan statement Presiden Joko Widodo bahwa ada monopoli avtur di Pertamina. Pembicaraanya seperti apa?
Ya sebenernya memang secara grup kami menerima keluhan dari masyarakat. Kemudian kita mendengar dari berbagai asosiasi yang berkaitan dengan pariwisata.

Kemudian bapak presiden mengimbau untuk tiket turun dan akhirnya kami secara kolektif di direksi memutuskan untuk turun 20 persen di seluruh rute. Sebelumnya ini adalah inisiatif di mana waktu itu kita terbatas pada 10 penerbangan kita turunkan hingga 50 persen.

Bisa dijelaskan formula perseroan hingga memutuskan penurunan harga tiket 20%? Kenapa tidak 50%?
Ya karena memang kita sudah diatur oleh regulator bahwa tarif batas atas mempunyai beberapa batasan. Di full service carrier kami bisa menjual 80 persen. Kalau pun kita turun sampai 20 persen itu akan menekan harga airline yang mempunyai segmen di bawahnya. Sehingga akan menekan Citilink dan Sriwijaya. Jadi kita mesti melihat segmennya. Tapi Sriwijaya dan Citilink akan signifikan



Harga avtur yang beroperasi masih mahal dengan harga market. Apakah ini tidak membebani kinerja perusahaan apabila harga avtur belum turun tapi Garuda sudah menurunkan tarif. Apakah itu tidak berat?
Sebenarnya memang, kita dari keseimbangan pricing, demand, dan supply. Kita review segmen Garuda kemarin penumpung masih 27 persen. Segmen Garuda adalah segmen atas. Jadi ada ceruk atau pangsa pasar Citilink atau Sriwijaya, maka dia naik ke Garuda.

Kalau avtur yang kita alami structure komponen avturnya 37 persen. Hal itu berbeda dari setiap segmennya. Seperti Garuda mempunyai cost yang incooperative dengan service sehingga ada komponen tambahan maka komponen avtur bisa ditekan. Tapi Citilink dan Sriwijaya tidak punya rate bintang lima. Berbeda dengan karena kami yang bermain dapat segmen full dan medium service.

Terungkap! Alasan Dirut Garuda Turunkan Harga Tiket PesawatFoto: Muhammad Sabki


Bagaimana perspektif market? Bagaimana Garuda menurunkan harga tiket pesawat tapi harga avtur belum diturunkan Pertamina?
Sebenarnya untuk Garuda di update oleh market ada kontraksi dari regional dan global. Beberapa saham yang naik di awal Januari dikoreksi dan kontraksi. Namun secara mikro ekspektasi investor, saya lihat kebanyakan investasi Garuda Retail.

Penurunan harga 20 persen ini langsung direspons. Mereka sebenarnya ingin melihat Garuda di level sebelumnya. Ada aksi profit taking. Dengan naiknya penumpang 27 persen tandanya pendapatan kita tidak berkurang. Revenuenya tetap equal.

Apakah Garuda berharap harga avtur segera turun?
Jadi setiap komponen cost di airline manapun akan impact pada airlene manapun. Jadi kita efisiensi komponen bukan hanya dari harga. Khusus fuel kita melakukan aksi yang memang mengurangi fuel.

Ada aplikasi untuk penggunaan fuel sehingga efisien. Kita juga membatasi penerbangan hingga 20 persen hingga 30 persen mengurangi ongkos fuel tapi load avtur akan meningkat. Dan kita bisa mendapatkan pendapatan jadi bottom line.

Jadi, tidak berharap avtur turun atau seperti apa?
Ya semua berharap cost itu turun. Cuma kita harus melihat secara nasional dan melihat kesulitan. Ini tidak bisa disalahkan tapi ini adalah komunikasi. Kita sebagai satu keluarga dan bangsa harusnya melihat secara kompreshensif tidak bisa secara intensif.



Yang kemarin mengeluh tentang tarif penerbangan yang tinggi bukan hanya masyarakat tapi kargo dan logistik. Tanggapan Anda?
Ya. Intinya kami sudah berbicara pada Asperindo (Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Indonesia). Dan Pak Feri (Ketua Asperindo Mohammad Feriadi) sudah bertemu dan sepaham bahwa kenaikan kargo itu untuk tahap survival. Dari sisi margin Asperindo tidak terlalu banyak terkoreksi. Mudah-mudahan kita bisa melancarkan logistik nasional.

Jadi tidak ada dampak negatif dari industri e-commerce dan logistik. Bagaimana industri kargo meningkat?
Ya pada budget tahunan kita target 30 persen peningkatan untuk moderat. Kita lihat bahwa e-commerce cukup mendominasi dan apa yang dibelakangnya adalah kargo. Maka konsumen akan memilih e-commerce karena pengiriman hanya 2-3 hari.

Nah permintaan ini yang harus kita antisipiasi. Kalau pesawat akan rugi justu nanti berakibat pada integrated industri itu. Kalaupun naik tidak ada yang signfiikan. Misalnya ada resistensi pasti akan menurun. Tapi kami melihat selalu meningkat.

Sebagai mantan direktur utama Pelindo III, seperti apa skema sinergi nanti di lapangan?
Ya pada waktu kami menginisasi untuk membuka. Karena memang Bandar Udara Ngurah Rai akan bekerja sama dengan Garuda untuk menampung kargo di lini 2 dan 3. Jadi ini yang merupakan sinergi dari dua perusahaan BUMN untuk mengurangi atau mempercepat khususnya logistik untuk udara jadi kami mudah-mudahan bisa membentuk penyediaan lahan gudang untuk kargo udara di Denpasar, Bali.

Terungkap! Alasan Dirut Garuda Turunkan Harga Tiket PesawatFoto: Direktur Utama Garuda Indonesia, Ari Askhara (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)


Apakah penurunan harga 20 persen hanya Garuda full service atau juga Sriwijaya, Citilink?
Untuk semua grup. Sriwijaya, Citilink, Lion Air. Kami sepakat menurunkan 20 persen untuk semua rute.

Jika harga avtur diturunkan, bagaimana dampaknya kepada keuangan Garuda sepanjang 2019?
To be in fact bahwa kami belum menghitung sampai ke sana. Tapi struktur komponen cost kita ini akan mengarahkan pada bottom line secara maksimum. Kita tidak menghitung hal tersebut

Apakah sudah ada pembicaraan antar internal Garuda atau ada pertemuan ke depan?
Kami belum menginisasi kecuali kami berbicara pada satu grup. Dan kami sudah melaporkan ke INACA dan masukan dari airlines. INACA kemarin kita bertemu untuk bagaimana mengefisiensikan penerbangan.

Simak video penjelasan Dirut Garuda terkait penurunan harga tiket di bawah ini.

[Gambas:Video CNBC]




(miq/miq) Next Article Garuda Buka-Bukaan Soal KSO dengan Sriwijaya & Air Asia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular